Pusar bayi bau dan berair bisa menandakan infeksi akibat jamur atau bakteri. Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.
2023-03-30 13:55:34
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Pusar bayi bau dan berair dapat disebabkan oleh infeksi maupun gangguan kesehatan tertentu
Table of Content
Saat akan memandikan atau mengganti popok, Anda mungkin menyadari pusar bayi bau dan berair.
Advertisement
Keluarnya bau tidak sedap dari pusar bayi sebenarnya hal yang normal, terutama jika tali pusat belum puput. Namun, pada kasus tertentu infeksi bisa jadi penyebab pusar bayi berair dan bau.
Pusar yang terinfeksi tidak boleh dibiarkan, karena dapat berbahaya bagi kesehatan si Kecil. Maka dari itu, orang tua perlu kenali penyebab, gejala dan cara menghilangkan bau pada pusar bayi.
Pada bayi baru lahir, tali pusat yang menghubungkan plasenta ibu dengan janin akan terputus. Ketika terlepas, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi bayi ikut terhenti. Kondisi ini membuat tali pusat akan dan meninggalkan benjolan seperti daging yang layu dan kering pada pusar bayi.
Pada umumnya, daging tersebut memang akan menyebabkan pusar bayi bau. Selama tidak menunjukkan gejala infeksi, bau pada pusar sebenarnya dapat diabaikan saja hingga tali pusat puput dengan sendirinya.
Tali pusar akan puput dengan sendirinya pada 10-14 hari setelah bayi lahir atau bisa sedikit lebih lambat dari waktu tersebut. Namun, jika penyebab pusar bayi bau dan berair adalah infeksi, Anda perlu waspada dan segera memeriksakan bayi ke dokter.
Mengutip dari Healthline, berikut beberapa gejala atau tanda pusar bayi bau dan basah berair karena infeksi, di antaranya adalah:
Keropeng dan pusar bayi berdarah, terutama pada pangkal tunggul merupakan hal yang normal, termasuk ketika sudah siap lepas.
Jika perdarahan terus berlanjut bahkan sesudah Anda menekannya dengan lembut, mungkin ini bisa jadi tanda adanya luka. Untuk itu, jangan dibiarkan begitu saja untuk mencegah infeksi.
Pusar bayi yang bau dan berair dapat disebabkan karena adanya infeksi maupun gangguan kesehatan tertentu. Berikut adalah jenis infeksi penyebab pusar si kecil bau dan berair, yaitu:
Infeksi jamur yang paling umum menjadi penyebab pusar bayi berair dan bau adalah infeksi jamur candida. Infeksi ini ditandai dengan rasa gatal, menyakitkan, atau rasa terbakar di area pusar.
Jamur candida albican tumbuh subur di area kulit yang hangat, lembap. Jamur ini sebenarnya normal berada di kulit.
Namun, jika terdapat luka atau jumlah jamur terlalu banyak, dapat meningkatkan risiko infeksi. Maka, untuk menghindari pusar bayi terinfeksi jamur, selalu jaga tali pusat agar tetap kering.
Infeksi bakteri pada tali pusat ditandai dengan pusar bayi bengkak, nyeri, serta mengeluarkan cairan berwarna kuning seperti nanah. Infeksi ini juga akan menyebabkan pusar bayi berbau busuk.
Bakteri bisa berkembang biak di pusar bayi yang lembap karena keringat maupun endapan sabun dan kotoran lain.
Penyebab pusar bayi bau yang lebih serius adalah karena kondisi tabung urachus gagal menutup dengan baik.
Tabung urachus adalah tabung kecil yang menghubungkan kandung kemih janin ke tali pusat. Saat gagal tertutup, tabung ini bisa menyebabkan pusar bayi berbau tidak sedap, basah, dan berair.
Apabila penyebabnya bukan infeksi, orangtua perlu lebih teliti lagi dalam membersihkan pusar bayi baru lahir. Berikut cara yang bisa Anda lakukan saat pusarnya kotor atau mengeluarkan cairan:
Jika terdapat gejala infeksi, segera bawa ke dokter anak terdekat. Jangan menundanya karena infeksi pada pusar bayi bisa menyebabkan kondisi yang serius, saat bakteri sudah memasuki aliran darah.
Infeksi akan lebih berisiko pada bayi prematur, karena sistem kekebalan tubuh yang masih lemah.
Apabila penyebab pusar bayi bau adalah infeksi jamur, dokter akan meresepkan obat anti jamur untuk bayi. Sedangkan pada kondisi pusar bau dan berair adalah infeksi bakteri, dokter mungkin akan memberikan resep salep antibiotik
Berbeda lagi ketika penyebab pusar si kecil bau dan berair adalah karena patent urachus. Penanganan dengan cara operasi mungkin akan dibutuhkan.
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cara terbaik merawat tali pusar bayi baru lahir adalah dengan membiarkannya tetap kering, tidak basah, maupun lembap.
Alasannya, karena kondisi basah dan lembab dapat memicu pertumbuhan kuman dan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Saat memandikan bayi di rumah, hindari merendam bayi saat mandi.
Selain itu, pemberian bedak, minyak, maupun jamu-jamuan tidak diperlukan karena akan membuat pusar bayi basah, lembap, dan bau. Selalu cuci tangan ketika Anda hendak membersihkan tali pusat.
Pilihlah pakaian dan popok bayi yang nyaman dan lembut untuk menghindari gesekan pada pusar bayi, agar tidak menyebabkan luka.
Jangan pernah mencoba untuk menarik tali pusat bayi, meskipun tampaknya tanggul tersebut sudah siap lepas. Setelah tali pusat puput, tetap jaga kebersihan pusar bayi agar tetap kering.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab pusar bayi bau dan berair sekaligus cara mengatasinya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi menangis saat menyusu mungkin disebabkan oleh posisi menyusu yang tidak nyaman, aliran ASI yang terlalu cepat atau lambat, bingung puting, hingga kembung.
Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit. 10 penyakit infeksi yang perlu Anda waspadai contohnya adalah pilek, cacar air, covid-19, tipes, tbc, bisul, infeksi jamur mulut, panu, malaria, dan cacingan.
Buah untuk ibu menyusui ternyata sangat beragam, termasuk jeruk, anggur, dan melon. Buah-buahan membantu mendukung produksi ASI untuk para ibu setelah melahirkan. Buah untuk ibu menyusui bisa diolah menjadi camilan dan minuman sehat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved