Penyebab perut buncit antara lain obesitas, udara dan gas berlebih, sembelit, jenis makanan, intoleransi makanan, penambahan serat, stres, kurang tidur, dan genetik. Punya perut buncit dapat meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
26 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyebab perut buncit salah satunya obesitas
Table of Content
Perut buncit tidak hanya menandakan kelebihan berat badan dan berpengaruh pada estetika. Kondisi ini juga bisa menandakan beberapa penyakit serius, seperti penyakit ginjal. Jenis makanan yang dikonsumsi hingga genetik juga dapat membuat ukuran perut seseorang lebih besar dari normal.
Advertisement
Untuk itu, penting bagi Anda mengenali hal-hal yang bisa menyebabkan perut buncit pada pria dan wanita berikut ini.
Berikut ini beberapa penyebab perut buncit yang perlu Anda ketahui:
Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan penyebab umum penumpukan lemak di perut hingga membuat perut buncit.
Lemak perut merupakan hasil dari kenaikan berat badan secara keseluruhan. Ini terjadi akibat kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak dibandingkan kalori yang dibakar..
Beberapa hal yang menyebabkan obesitas sekaligus penumpukan lemak di perut antara lain:
Udara dan gas adalah penyebab perut buncit yang paling sering terjadi. Biasanya, gas dan udara berlebih terbentuk saat proses pencernaan makanan di lambung atau saat udara tertelan.
Anda juga bisa menelan lebih banyak udara atau gas saat merasa cemas, makan atau minum terlalu banyak dan cepat, merokok, mengunyah permen karet, atau minum dari dengan sedotan.
Salah satu penyebab perut buncit lainnya adalah sembelit. Sembelit dapat menimbulkan gas berlebih dalam perut dan membuat perut buncit. Oleh karenanya, coba konsumsi serat yang cukup dan berolahraga secara teratur.
Beberapa kondisi medis juga bisa menjadi penyebab perut buncit, antara lain:
Beberapa penyebab gangguan perut buncit yang lebih serius antara lain:
Beberapa jenis makanan yang mengandung gas, jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan perut membesar. Beberapa jenis makanan tersebut antara lain:
Selain makanan bergas, makanan penyebab perut buncit lainnya yang perlu Anda hindari adalah makanan yang mengandung lemak tinggi. Makanan jenis ini juga dapat membuat Anda merasa kembung dan buncit. Hal ini karena lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna daripada protein dan karbohidrat.
Selain itu, makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan juga bisa menjadi penyebab perut buncit.
Pemanis buatan, seperti sorbitol, tidak dapat dicerna oleh tubuh dan dapat menjadi penyebab perut buncit. Selain sorbitol, sebagian besar orang juga memiliki kesulitan dalam mencerna fruktosa (salah satu gula alami).
Intoleransi makanan dapat menjadi penyebab perut buncit. Intoleransi makanan dapat menyebabkan lambung tidak dapat mengeluarkan kotoran sepenuhnya, sehingga menyebabkan gas terperangkap dalam perut, dan membuat perut menghasilkan gas sebagai reaksi dari makanan yang dikonsumsi.
Kebanyakan orang mengalami intoleransi terhadap gandum, gluten, maupun produk susu.
Penambahan serat dalam jumlah banyak secara mendadak dapat menjadi penyebab perut buncit karena turut menyumbang gas yang memicu sembelit.
Jika ingin menambah asupan serat, Anda perlu menambahnya secara perlahan dan bertahap.
Stres bisa membuat nafsu makan meningkat, sehingga dalam jangka panjang bisa membuat perut menjadi buncit.
Hormon kortisol yang muncul saat tubuh merasa stres bisa memengaruhi metabolisme dan membuat kalori-kalori berlebih dalam tubuh untuk tetap berada di sekitar perut dan bagian tubuh lainnya.
Kurang tidur tidak hanya menimbulkan kantuk di pagi hari dan mengganggu pekerjaan serta konsentrasi, tetapi juga berpartisipasi dalam memacu perkembangan lemak berlebih di perut yang menjadi penyebab perut buncit.
Meskipun lingkungan juga memberikan pengaruh kepada kemunculan perut buncit, tetapi Anda tidak bisa memisahkan dampak dari gen-gen dalam tubuh yang mungkin membuat Anda lebih berpotensi mengalami perut buncit.
Genetik bisa menjadi penyebab perut buncit pada pria maupun wanita. Gen berkontribusi pada kemungkinan seseorang mengalami kelebihan berat badan, termasuk kecenderungan dalam penyimpanan lemak di perut.
Tak hanya genetik, perut buncit pada wanita maupun pria juga dipengaruhi oleh usia. Seiring bertambah usia, Anda akan kehilangan otot terutama bagi Anda yang memang tidak aktif secara fisik. Kehilangan massa otot ini juga memengaruhi tubuh dalam menggunakan kalori yang bisa mempersulit Anda mempertahankan berat badan sehat.
Pada wanita, mungkin mereka akan memperhatikan peningkatan lemak perut seiring bertambahnya usia, meski berat badan mereka secara keseluruhan tidak bertambah. Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen yang memengaruhi distribusi lemak di dalam tubuh.
Baca juga: Penyebab Perut Anak Buncit tapi Kurus dan Cara Mengobatinya
Perut buncit merupakan penumpukan lemak visceral di ruang sekitar organ dalam seperti lambung dan usus. Jenis lemak ini bisa menimbulkan racun yang memengaruhi cara tubuh bekerja, salah satunya sitokin yang memicu peradangan dan berbagai masalah kesehatan.
Anda patut waspada jika lingkar perut menunjukkan ukuran 88,9 cm atau lebih pada wanita, dan 101,6 cm atau lebih pada pria.
Berikut ini beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan perut buncit yang perlu Anda waspadai:
Penumpukan lemak visceral di perut yang memicu timbulnya sitokin bisa meningkatkan peluang Anda untuk terkena penyakit jantung.
Sebuah studi menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup untuk menurunkan lemak di perut juga bisa mengurangi risiko jenis gagal jantung yang paling umum pada lansia.
Masih berkaitan dengan sitokin, perut buncit juga dihubungkan dengan naiknya risikoterkena diabetes atau penyakit gula.
Timbulnya sitokin dalam penumpukan lemak perut bisa membuat tubuh kurang sensitif terhadap hormon insulin, sehingga kadar gula darah sulit terkontrol dengan baik. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan penyakit kencing manis.
Lemak di perut juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit hati. Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa kondisi perlemakan hati berhubungan dengan jumlah lemak di perut.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah menunjukkan angka di atas 120/80 mmHg. Kondisi ini berpotensi memicu masalah kesehatan lain seperti kerusakan pembuluh darah hingga serangan jantung dan stroke.
Orang dengan kelebihan berat badan atau lemak di perut lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Bahkan, kondisi tekanan darah tinggi bisa terjadi pada remaja yang obesitas.
Asma adalah gangguan saluran pernapasan yang menyebabkan mengi hingga kesulitan bernapas akibat paparan alergen seperti virus, polutan, maupun stres emosional.
Studi menunjukkan bahwa orang obesitas akan mengalami gejala asma yang lebih sering dan lebih parah, hingga bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Sitokin yang timbul akibat penumpukan lemak di perut juga bisa menyebabkan peradangan di tubuh. Kondisi peradangan ini tak jarang menjadi pencetus kanker.
Studi menunjukkan adanya hubungan antara kondisi lemak perut dengan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, kanker, kerongkongan, dan kanker pankreas.
Baca juga: 7 Penyebab Perut Buncit pada Lansia dan Cara Mengatasinya
Beberapa cara mengecilkan perut buncit yang bisa Anda coba antara lain:
Pola makan sehat dan bergizi seimbang merupakan cara efektif menurunkan berat badan sekaligus lemak di perut Anda.
Lengkapi kebutuhan nutrisi harian Anda dengan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein tanpa lemak, serta lebih banyak sayur dan buah.
Anda juga dianjurkan memenuhi setidaknya setengah piring Anda dengan sayuran. Pilihlah sayur yang tidak banyak mengandung pati dan karbohidrat, seperti:
Jus buah mungkin tampak seperti minuman yang menyehatkan, padahal tidak demikian.
Semua serat dalam buah yang baik untuk tubuh akan hilang selama proses juicing, yang ada hanyalah gula buah murni yang hanya akan menambah kalori dalam tubuh, termasuk lingkar pinggang Anda.
Bukan rahasia lagi jika makanan olahan mengandung gula, garam, lemak jahat, dan kalori tinggi yang hanya akan memperburuk kondisi perut buncit dan penumpukan lemak di tubuh Anda.
Jadi, selama menjalankan program untuk mengecilkan perut buncit, jenis makanan ini harus Anda hindari. Mulailah untuk beralih ke makanan yang fresh dan alami.
Mungkin sering tidak disadari, tapi duduk selama 8-9 jam per hari juga tidak baik untuk kesehatan dan bisa memicu kegemukan.
Cobalah untuk beristirahat sambil berjalan-jalan sejenak atau melakukan peregangan di tengah kesibukan Anda. Menggerakan tangan atau kaki juga bisa menjadi alternatif. Selain itu, saat naik ke lantai atas, mulailah untuk lebih memilih menggunakan tangga daripada lift atau escalator agar tubuh tetap aktif.
Tidur cukup yang berkualitas selama 7-8 jam setiap malam bisa menunjang kesehatan tubuh Anda. Bahkan, kebiasaan baik ini juga bisa membantu mengecilkan perut yang buncit.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
Pola makan sehat dan olahraga juga harus dibarengi dengan kondisi mental yang baik, alias tidak mudah stres. Sebab, hormon stres kortisol bisa mengacaukan usaha diet dan olahraga yang selama ini Anda jalani.
Mengingat setiap orang berbeda-beda, Anda harus mulai memahami cara coping untuk mengatasi stres yang mungkin tiba-tiba menyerang. Olahraga, meditasi, atau melakukan hobi bisa jadi cara efektif terbebas dari stres.
Olahraga bisa jadi cara efektif mengecilkan perut buncit. Olahraga rutin bisa membantu membakar lemak tubuh dan meningkatkan massa otot.
Cobalah untuk melakukan strengthening exercise atau latihan kekuatan 2 kali seminggu.
Anda juga bisa melakukan olahraga lain sesuai keinginan seperti berjalan kaki atau bersepeda setidaknya 30 menit setiap hari selama 5 hari dalam seminggu.
Pilihan olahraga lain yang bisa Anda lakukan adalah latihan aerobik. Jenis latihan ini diketahui lebih efektif mendistribusikan lemak ke tempat terbaik di tubuh serta membangun massa otot tanpa lemak.
Konsumsi minyak zaitun seperti pada diet mediterania diketahui dapat mengurangi risiko perut buncit.
Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa minyak sayur dapat menyebabkan lemak terkumpul di daerah perut, sedangkan konsumsi minyak zaitun dapat meningkatkan lemak ke area tubuh yang tidak terlalu berbahaya.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko perut buncit dan masalah kesehatan lainnya. Jadi, jika ingin mengatasi perut buncit, Anda harus menghentikan kebiasaan merokok.
Alkohol juga termasuk minuman yang mengandung gula tambahan sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Untuk itu, mulailah untuk berhenti mengonsumsi minuman jenis ini untuk mengecilkan perut buncit.
Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter apabila perut buncit disertai dengan kondisi berikut ini:
Baca Juga
Perut buncit menandakan adanya penumpukan lemak yang bisa memicu berbagai gangguan kesehatan. Memahami penyebab perut buncit bisa menjadi langkah awal penanganan yang tepat. Meski begitu, penerapan pola hidup sehat bisa menjadi cara mengecilkan perut buncit yang efektif jika dilakukan dengan konsisten.
Tak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter ketika usaha yang Anda lakukan tak kunjung membuahkan hasil. Dokter bisa mengidentifikasi penyebab perut buncit dan cara mengatasinya sesuai dengan kondisi Anda.
Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab sembelit pada ibu hamil dapat dipicu perubahan fisik dan anatomi saluran pencernaan akibat kehamilan. Cara mengatasi sembelit saat hamil dapat dilakukan dengan mengonsumsi serat hingga mencukupi kebutuhan cairan.
Cara membakar lemak perut tidaklah sulit untuk Anda lakukan dari rumah. Cara ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang memiliki perut bergelambir untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan komitmen.
Abses perianal adalah kumpulan nanah di sekitar anus. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan fistula (lubang) antara area abses dan kulit yang berbahaya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved