Penyebab Perut buncit pada lansia tidak selalu disebabkan oleh tumpukan lemak, ada juga beberapa kondisi penyakit seperti asites, intoleransi laktosa, IBS, dan lainnya.
2023-03-23 00:37:08
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Asites atau penumpukan cairan di perut bisa jadi salah satu penyebab perut buncit pada lansia
Table of Content
Menjumpai perut buncit pada lansia bukanlah hal yang sulit. Lansia memang cenderung lebih banyak menyimpan lemak, dibandingkan anak muda. Tapi sebenarnya, lemak bukanlah satu-satunya penyebab perut buncit pada lansia.
Advertisement
Ada juga beberapa kondisi penyakit, yang dapat menimbulkan pembengkakan pada area perut, sehingga perut menjadi terlihat buncit. Salah satunya asites, yang merupakan kondisi penumpukan cairan berlebih di rongga perut.
Selain asites, masih ada beberapa kondisi lainnya, yang bisa menjadi biang kerok perut buncit pada lansia.
Baik lemak, hormon, maupun kondisi lainnya, berikut ini 7 penyebab perut buncit pada lansia yang perlu Anda ketahui.
Asites atau penumpukan cairan di perut bisa terjadi sebagai akibat dari adanya gangguan pada hati, seperti sirosis. Sirosis bisa terjadi, apabila hati Anda mengalami kerusakan atau perlukaan yang parah.
Saat asites pertama kali muncul, Anda mungkin tidak akan merasakan gejala apapun. Namun, seiring berjalannya waktu, cairan akan semakin menumpuk dan menyebabkan perut lama-kelamaan terlihat membesar, dan membuat Anda tidak nyaman dan sesak.
Jika wanita lebih cenderung menumpuk lemak di area paha dan pinggul, maka lain halnya dengan pria. Penumpukan lemak berlebih pada pria, cenderung terlihat di area perut.
Pria yang berusia di atas 40 tahun akan mengalami penurunan produksi hormon testosteron. Sehingga, kelebihan kalori yang dimiliki, akan disimpan sebagai lemak visceral.
Lemak visceral, yang juga dikenal sebagai lemak aktif, adalah lemak yang tersimpan di rongga perut dan dapat memengaruhi fungsi hormon di tubuh. Lemak visceral tidak hanya berperan sebagai penyebab perut buncit, tapi juga bisa meningkatkan risiko komplikasi diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Gaya hidup yang kurang aktif disebut juga sebagai gaya hidup sedentary. Jika kurang berolahraga atau kurang bergerak, maka lemak akan tertumpuk di perut, dan membuat perut menjadi buncit.
Melakukan gaya hidup lebih aktif, bukan berarti Anda harus menjadi atlet atau berolahraga setiap saat. Anda cukup menyisihkan waktu 150 menit per minggu atau sekitar 20 menit per hari untuk lebih banyak bergerak.
Mulailah dari gerakan-gerakan sederhana, seperti lebih banyak berjalan atau naik tangga.
Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, zat gula yang terdapat pada susu sapi. Beberapa gejala yang bisa muncul akibat kondisi ini, di antaranya adalah rasa kembung dan penumpukan gas di perut.
Gejala-gejala tersebut, kemudian dapat membuat perut terlihat lebih buncit. Jika melihat pembesaran di perut, 2 jam setelah mengonsumsi susu maupun produk olahannya, maka kemungkinan Anda memiliki intoleransi laktosa.
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyakit kronispada saluran pencernaan, yang menyebabkan kram dan nyeri di perut. IBS juga dapat menyebabkan perut terasa kembung dan penuh dengan gas. Hal ini yang membuat IBS juga menjadi salah satu penyebab perut buncit pada lansia.
Mengonsumsi jenis makanan maupun minuman yang kurang sehat memang bisa memicu penumpukan lemak di tubuh. Namun, jenis-jenis makanan maupun minuman tertentu, lebih mungkin menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di perut.
Jenis asupan tersebut di antaranya soda, minuman berenergi dalam kemasan, dan minuman kemasan rasa buah. Selain itu, makanan seperti roti tawar dan pasta, juga disebut bisa memicu penumpukan lemak di perut.
Memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, tidak hanya merugikan untuk kesehatan paru-paru Anda. Kebiasaan ini juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di perut.
Selain merokok, kebiasaan bergadang atau justru terlalu sering tidur, juga dapat menyebabkan perut menjadi buncit. Stres, meski terlihat tidak berhubungan, ternyata juga dapat memicu penumpukan lemak di perut.
Sebab saat stress, tubuh akan lebih banyak mengeluarkan hormon kortisol, yang dikenal berkaitan dengan penumpukan lemak di perut.
Baca Juga
Untuk menghilangkan perut buncit pada lansia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti berikut ini.
Tergantung dari penyebab perut buncit yang dialami, ada cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya. Berikut ini langkah yang bisa Anda lakukan:
Pada kasus asites, apabila beristirahat dan perubahan pola makan tidak juga membantu mengatasi perut buncit yang dialami, maka Anda sebaiknya segera menghubungi dokter. Selanjutnya, dokter dapat memberikan obat golongan diuretik untuk membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh.
Apabila asites yang dialami cukup parah, maka cairan berlebih di perut juga akan dihilangkan melalui prosedur paracentesis atau pengambilan cairan.
Untuk perut buncit yang terjadi akibat penumpukan lemak di perut, maka olahraga adalah jalan paling efektif untuk menghilangkannya. Lakukan olahraga yang bisa melatih jantung (kardio) seperti lari, bersepeda, berenang, atau aerobik.
Olahraga kardio tersebut juga akan lebih baik bila dikombinasikan dengan latihan kekuatan otot, seperti angkat beban, squat, atau pushup.
Apabila perut buncit muncul akibat stres, maka metode seperti meditasi, menarik napas dalam-dalam, dan cara mengatasi stres lainnya, bisa membantu menghilangkan perut buncit yang dialami, selain olahraga dan mengatur pola makan.
Mengenali penyebab perut buncit pada lansia dapat membantu Anda mencari solusi yang lebih tepat dan efisien untuk kondisi ini. Tidak hanya untuk menghilangkan timbunan lemak, berolahraga teratur dan mengonsumsi makanan sehat, juga dapat membantu Anda menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Masalah gizi di Indonesia rentan terjadi pada anak dan remaja. Mulai dari wasting (kurus), obesitas, stunting (pendek), anemia, kekurangan vitamin A, hingga gangguan akibat kekurangan yodium.
Binge eating adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah luar biasa banyak di satu waktu dan tetap ingin makan saat sudah kenyang.
Ciri-ciri berat badan mulai turun saat menjalani diet bisa terlihat dari ukuran tubuh yang mulai berkurang, pakaian terasa lebih longgar, perubahan di cermin, hingga suasana hati yang lebih baik.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved