Perut bagian bawah keras dapat disebabkan oleh makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Namun hati-hati, berbagai macam penyakit juga bisa menyebabkannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Sep 2023
Perut bagian bawah keras dapat disebabkan banyak penyakit, salah satunya intoleransi makanan.
Table of Content
Jika perut bagian bawah terasa keras, bisa jadi ada makanan dan minuman yang menyebabkannya. Namun, jika kondisinya tak kunjung membaik, sudah sepatutnya Anda waspada.
Advertisement
Perlu diketahui, beberapa penyakit dapat menyebabkan perut bagian bawah keras. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya konsultasikan masalah ini ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kondisi perut bagian bawah keras dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan ketika beraktivitas. Dengan mengetahui penyebabnya sedini mungkin, penanganan yang tepat bisa dilakukan.
Berikut 9 penyebab perut bagian bawah keras yang perlu Anda ketahui:
Sembelit adalah penyakit yang menyebabkan seseorang merasa sulit dan sakit saat buang air besar. Ternyata, sembelit juga dapat membuat perut bagian bawah keras karena kondisi ini bisa menyebabkan perut kembung akibat feses yang mengeras dan memengaruhi pergerakan usus.
Untuk mengatasinya secara alami, cobalah makanan yang mengandung serat tinggi dan minum air putih yang banyak.
Jika tak kunjung sembuh juga, periksakan diri Anda ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan laksatif untuk membuat feses menjadi lunak sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Irritable bowel syndrome atau IBS juga bisa menyebabkan perut bagian bawah keras. Kondisi ini memiliki berbagai gejala yang mengganggu, seperti rasa nyeri di bagian perut, diare, sembelit, hingga perut kembung.
Fokus penanganan IBS adalah meredakan berbagai gejalanya. Dokter bisa merekomendasikan suplemen serat atau obat laksatif untuk mengatasi gejala sembelitnya.
Sementara bagi pasien IBS yang mengalami diare, dokter dapat memberikan obat probiotik maupun loperamide.
Untuk pengobatan alaminya, pasien IBS dianjurkan untuk berolahraga lebih teratur guna mengontrol gejala-gejalanya.
Meminum soda terlalu cepat kadang dapat menyebabkan penumpukan gas sehingga perut bagian bawah pun terasa keras. Jika gas sudah dikeluarkan, perut biasanya akan kembali nyaman.
Bagi Anda yang suka minuman bersoda, biasakan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan guna mencegah munculnya rasa tak nyaman di bagian perut.
Makan berlebihan atau makan terlalu cepat dapat menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman di bagian perut. Bahkan, perut pun bisa terasa keras.
Perasaan tidak nyaman ini biasanya akan hilang saat makanan yang Anda telan sudah dicerna dengan baik dan pindah ke sistem pencernaan.
Intoleransi makanan juga dapat menyebabkan perut bagian bawah keras. Misalnya, jika Anda memiliki intoleransi makanan terhadap produk susu, maka tubuh akan sulit mencernanya.
Saat intoleransi makanan terjadi, perut akan terasa kembung dan keras saat disentuh. Berkonsultasilah pada dokter untuk mengatasi intoleransi makanan ini.
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah sebutan untuk penyakit yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Beberapa contoh penyakit yang termasuk IBD adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Kedua penyakit tersebut diyakini dapat menyebabkan perut bagian bawah keras dan terasa kembung.
Dokter dapat memberikan obat-obatan antiperadangan hingga antibiotik untuk mengatasi penyakit IBD.
Divertikulitis adalah peradangan dan infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan perut bagian bawah keras dan kembung.
Jika divertikulitis yang dialami tergolong ringan, dokter bisa merekomendasikan Anda untuk beristirahat di rumah. Selain itu, dokter juga bisa meminta Anda untuk mengonsumsi obat antibiotik untuk melawan infeksi, pelunak feses, dan obat antispasmodik.
Gastritis adalah peradangan lambung yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori. Gejalanya meliputi rasa nyeri, perut kembung, dan perut yang terasa keras.
Dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik untuk membunuh bakterinya, obat untuk menghambat produksi asam, dan antasida untuk menetralisir asam lambung.
Menurut National Cancer Institute, kanker lambung adalah bentuk kanker yang menyerang bagian lapisan lambung.
Sel kanker akan mulai tumbuh di lapisan mukosa lambung (lapisan paling dalam), sebelum akhirnya menyebar ke lapisan lainnya.
Selain menyebabkan perut bagian bawah keras, kanker lambung juga bisa menyebabkan nyeri ulu hati, hilangnya nafsu makan, hingga mual.
Untuk kanker lambung yang sudah parah, penderitanya bisa mengalami darah pada feses, muntah, penurunan berat badan yang signifikan, nyeri perut, hingga sulit menelan.
Dokter biasanya akan merekomendasikan operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan imunoterapi sebagai pengobatan kanker lambung.
Baca Juga
Perut bagian bawah keras saat hamil dapat disebabkan oleh kontraksi Braxton-Hicks alias persalinan palsu. Menurut sebuah studi, kontraksi Braxton-Hicks datang tidak menentu. Kontraksi ini terjadi saat serat otot di rahim mengencang dan mengendur.
Kotnraksi Braxton-Hicks dapat terjadi saat usia janin mencapai 6 minggu. Namun kebanyakan bumil baru merasakannya pada trimester kedua dan ketiga.
Jika berbagai gejala di bawah ini terjadi bersama dengan kondisi perut bagian bawah keras, segeralah datang ke dokter.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, segera periksakan diri Anda ke dokter jika perut bagian bawah terasa keras. Jangan tunda kunjungan Anda guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit Whipple adalah infeksi bakteri langka yang berdampak pada persendian dan sistem pencernaan. Jika tidak ditangani, penyakit Whipple bisa berakibat fatal!
13 Okt 2020
Kadar asam urat normal untuk laki-laki dan wanita berbeda. Umumnya, batas atas normal asam urat adalah 6,8 mg/dL. Cari tahu kadar normal serta cara menjaganya.
26 Jul 2023
Rontgen thorax sama dengan pemeriksaan dada menggunakan sinar-X. Padahal, fungsi rontgen thorax lebih dari itu. Rontgen thorax adalah pemeriksaan seluruh bagian dada.
4 Des 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved