logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

10 Penyebab Perceraian yang Sering Menimpa Pasangan

open-summary

Penyebab perceraian dapat terjadi akibat terlalu sering bertengkar, berselingkuh, hingga kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi ini bisa mengganggu kesehatan mental maupun fisik pasangan yang bercerai.


close-summary

2023-03-20 22:48:35

| Dina Rahmawati

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Penyebab perceraian dapat terjadi karena perselingkuhan

Perbedaan prinsip bisa menjadi penyebab perceraian terjadi

Table of Content

  • Penyebab perceraian yang sering terjadi
  • Cara mencegah perceraian
  • Dampak perceraian terhadap anak

Sebagian besar pasangan yang telah menikah tentu tidak mengharapkan adanya perceraian. Perceraian secara otomatis akan menghentikan hubungan pernikahan. Di balik masalah ini, ada banyak penyebab perceraian yang melatarbelakanginya.

Advertisement

Perceraian bisa terjadi karena keinginan salah satu pihak ataupun kesepakatan bersama. Hal tersebut juga berpotensi merusak hubungan dalam keluarga menjadi tidak kondusif hingga timbul perpecahan.

Oleh karena itu, bekali diri Anda dan pasangan agar dapat mengedukasi diri mengenai berbagai alasan perceraian sekaligus cara menghindarinya.

Penyebab perceraian yang sering terjadi

Perceraian adalah kondisi suami dan istri yang memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya, serta biasanya tidak tinggal serumah lagi. Keduanya juga setuju menandatangani surat-surat hukum yang mengesahkan perceraian mereka.

Perkara ini tidaklah mudah bagi kedua belah pihak. Seperti yang tertuang dalam UU No. 1 tahun 1974, tujuan dari sebuah perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia dan kekal.

Akan tetapi, saat masalah tak dapat diperbaiki, maka bercerai menjadi satu-satunya jalan terbaik. Sebelum memutuskan bercerai, kedua pihak juga biasanya telah berupaya untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Dilansir dari Databoks Kata Data, berdasarkan Laporan Statistik Indonesia, angka perceraian di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 447.743 kasus. Dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 291.677, kasus perceraian di Indonesia ini meningkat sekitar 53,50 persen.

Di balik banyaknya angka perceraian di Indonesia, berikut adalah berbagai penyebab perceraian yang sering terjadi.

1. Kurang berkomitmen

Komitmen adalah rasa tanggung jawab bersama untuk mempertahankan bahtera rumah tangga. Ketika berkomitmen, Anda dan pasangan harus mendedikasikan diri, memberi waktu, dan mencurahkan kasih sayang untuk satu sama lain. 

Jika tidak dijaga, komitmen bisa terkikis seiring berjalannya waktu. Selain itu, komitmen dapat berkurang karena adanya suatu hal yang mempengaruhi kualitas hubungan. Kurangnya komitmen tersebut bisa menjadi alasan perceraian.

2. Berselingkuh

suami ketahuan selingkuh
Berselingkuh merupakan salah satu faktor perceraian

Salah satu penyebab perceraian yang sering terjadi adalah perselingkuhan. Ketika Anda atau pasangan berselingkuh, tentu bisa membuat hubungan rumah tangga menjadi tidak harmonis. Anda dan pasangan mungkin akan semakin sering bertengkar.

Memiliki pria atau wanita idaman lain bisa menjadi faktor perceraian karena seseorang berpikir bahwa mereka akan lebih bahagia dengan pasangan yang baru. Perselingkuhan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari ekonomi sampai urusan ranjang.

3. Kecanduan hal negatif

Selanjutnya, alasan perceraian adalah kecanduan hal negatif. Kecanduan alkohol, narkoba, judi, ataupun pornografi dapat merusak diri sendiri maupun hubungan dengan pasangan. Seorang pecandu (apa pun itu), tidak menyadari bahwa perilakunya semakin rusak.

Padahal kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada dirinya sendiri ataupun orang-orang di sekitarnya. Biasanya korban yang paling terdampak dari seorang pecandu adalah pasangannya.

Pasangan seorang pecandu bisa sangat lelah, baik secara fisik maupun mental, dengan perilaku buruk pasangannya sehingga menjadi sebab perceraian terjadi.

Kecanduan alkohol dan narkoba juga dapat menyebabkan gangguan perilaku sehingga berpotensi menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga.

4. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

KDRT dapat bermacam-macam jenisnya, baik fisik, emosional, verbal, ataupun ekonomi.

Menendang, menampar, ataupun memukul pasangan tergolong dalam kekerasan fisik. Sementara itu, kekerasan emosional dapat berupa pasangan yang terlalu terobsesi untuk mengendalikan atau sering mengolok-olok.

Selain itu, kekerasan verbal biasanya berupa ancaman atau makian-makian kasar yang ditujukan pada Anda. Terakhir, kekerasan ekonomi dapat berupa pasangan yang terlalu mengendalikan keuangan rumah tangga dan tidak memberi nafkah yang selayaknya.

Para korban KDRT umumnya tidak berdaya, takut, tertutup, dan sangat tidak bahagia dengan pernikahannya. Hal inilah yang membuatnya menjadi salah faktor penyebab perceraian di Indonesia.

5. Perbedaan prinsip

Seiring bertambahnya usia pernikahan, segelintir pasangan mungkin akan merasakan banyak perubahan yang terjadi pada diri pasangannya. Terkadang, perubahan ini dapat menyebabkan hubungan yang tidak lagi harmonis.

Contohnya, ketika Anda menginginkan pindah ke kota A, pasangan menginginkan kota B. Atau, saat Anda ingin bekerja setelah cuti hamil, pasangan menolaknya sehingga dapat timbul perdebatan.

Jika Anda dan pasangan dapat beradaptasi dengan perbedaan-perbedaan tersebut, maka hubungan pernikahan tentunya bisa dipertahankan. Akan tetapi, terkadang perbedaan ini tak berhasil dilewati sehingga bisa menjadi salah satu alasan cerai.

6. Masalah keuangan

Masalah keuangan juga termasuk salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian yang umum terjadi. Hal tersebut dapat dipicu tidak adanya pemasukan, kebutuhan tidak terpenuhi, atau keuangan rumah tangga yang tidak pernah cukup.

Masalah ini bisa meningkatkan stres dan ketegangan dalam hubungan. Jika tidak adanya kerja sama antara Anda dan pasangan, perceraian bisa jadi tidak terelakkan.

7. Terlalu sering bertengkar

pasangan sering bertengkar
Pasangan sering bertengkar bisa menyebabkan perceraian

Apakah Anda dan pasangan terlalu sering bertengkar? Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya Anda perlu berhati-hati.

Sering bertengkar umumnya terjadi karena konflik yang ada tidak diselesaikan dengan baik atau efektif karena amarah yang menggebu-gebu.

Tidak terjalinnya komunikasi yang baik di antaranya keduanya membuat konflik dapat semakin memanas.

Akibatnya, perasaan positif dalam hubungan pun menjadi hilang dan saling merasa tidak mengerti satu sama lain. Hal ini merupakan salah satu alasan perceraian terbanyak.

8. Kurang komunikasi

Ketika Anda dan pasangan tidak dapat berkomunikasi dengan baik, hal ini berpotensi menjadi masalah dalam pernikahan. 

Kurang komunikasi bisa dipicu kesibukan, mendiamkan pasangan karena marah, atau berbicara hal serius di waktu yang tidak tepat (misalnya setelah lelah bekerja).

Masalah ini dapat memperkeruh hubungan sehingga timbul ketidakbahagiaan. Akibatnya, salah satu atau kedua pihak bisa jadi ingin berpisah. 

9. Menikah terlalu muda

Tidak sedikit pasangan yang memilih untuk menikah di usia yang sangat muda. Walaupun tidak selalu terjadi, menikah terlalu muda bisa menjadi faktor alasan bercerai.

Masalah ini disebabkan karena Anda atau pasangan masih bersikap kekanak-kanakan, belum bisa mengambil keputusan dengan matang, ataupun menyelesaikan konflik dengan tenang.

10. Hilangnya keintiman

Seiring waktu, kontak fisik bisa berkurang dalam hubungan pernikahan. Walaupun demikian, bukan berarti keintiman harus hilang. Keintiman melibatkan perhatian dan kasih sayang pada pasangan.

Misalnya, mengucapkan kata cinta, menanyakan kegiatannya seharian, menanyakan apakah pasangannya baik-baik saja, mendengarkan saat pasangan bercerita, menggenggam tangan, atau memeluknya. 

Ketika keintiman tersebut hilang, kualitas hubungan otomatis akan menurun. Sebab, Anda atau pasangan merasa tidak dicintai dan dihargai.

Baca Juga

  • 9 Contoh Hidup Rukun di Rumah yang Penting Dimiliki Keluarga
  • Tak Hanya Ibu, Baby Blues Syndrome pada Ayah Juga Bisa Terjadi
  • 8 Tahapan Pertumbuhan Manusia, Mulai dari Kandungan hingga Lansia

Cara mencegah perceraian

Itulah tadi beberapa penyebab perceraian yang sering terjadi. Bukan hanya hubungan antara suami dan istri yang menjadi tidak harmonis, perceraian juga dapat memberikan efek negatif pada kesehatan fisik dan mental, seperti terkena depresi.

Bahkan menurut sebuah penelitian, pasangan yang bercerai lebih berisiko menderita penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit kronis lainnya.

Untuk menghindari masalah ini, terdapat beberapa hal yang dapat Anda dan pasangan lakukan. Beberapa cara untuk mencegah terjadinya perceraian, di antaranya:

  • Buang jauh-jauh pikiran tentang bercerai. Ini dapat membantu Anda dan pasangan selalu mencoba untuk memperbaiki pernikahan.
  • Saling menghormati. Dengan saling menghormati satu sama lain, Anda dan pasangan dapat saling menghargai, serta memperkuat rasa cinta yang ada.
  • Sering berkomunikasi. Berbagi perasaan satu sama lain bersama pasangan merupakan hal yang penting. Ini dapat membantu mendekatkan hubungan dan mengetahui apa yang masing-masing pihak inginkan.
  • Sesekali beri ruang untuk pasangan. Terkadang, Anda atau pasangan membutuhkan ruang karena jenuh dengan rutinitas sehari-hari. Biarkan ia berkumpul dengan temannya atau menghabiskan waktu untuk memanjakan dirinya sendiri.
  • Merawat diri. Ini juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Merawat diri bisa membuat Anda dan pasangan terus saling menginginkan. Tak hanya menambah keharmonisan, ini juga baik untuk kebersihan dan kesehatan tubuh.
  • Kencan dengan pasangan. Anda mungkin berpikir ini hanya dilakukan ketika masih berpacaran. Namun, berkencan dalam pernikahan juga hal yang penting untuk membangun ikatan yang kuat bersama pasangan. Ajaklah makan malam, berjalan-jalan, atau liburan untuk menghabiskan waktu bersama.
  • Saling memaafkan. Menyimpan amarah dan dendam pada pasangan bisa menimbulkan rasa ingin bercerai. Oleh sebab itu, ketika Anda atau pasangan memiliki kesalahan sebaiknya cobalah untuk saling memaafkan. Namun, pastikan bahwa kesalahan tersebut tak diulangi.
  • Jangan terlalu mengontrol. Hubungan yang terlalu mengontrol dapat membuat satu sama lain tidak nyaman sehingga terapkanlah batasan-batasan yang tidak terlalu mengekang.
  • Dapatkan bantuan profesional. Jika hubungan Anda bersama pasangan sudah tidak baik, maka pertimbangkan untuk segera mendapat konseling untuk menghindari terjadinya perceraian.

Mempertahankan pernikahan memang bukan hal yang mudah. Namun, Anda dan pasangan dapat selalu berusaha untuk menjaga hubungan pernikahan, terutama jika sudah memiliki anak.

Dampak perceraian terhadap anak

anak sensitif
Dampak perceraian bisa membuat anak lebih sensitif

Bukan hanya mempengaruhi orangtua, terdapat berbagai dampak perceraian terhadap anak yang dapat terjadi, di antaranya:

  • Prestasi akademik menurun
  • Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas sosial
  • Sulit beradaptasi dengan perubahan
  • Lebih sensitif secara emosional
  • Mudah marah
  • Merasa bersalah atas perceraian yang terjadi
  • Melakukan perilaku yang berisiko, misalnya bolos sekolah, mencuri, atau menggunakan obat-obatan terlarang
  • Meningkatnya masalah kesehatan, seperti sakit kepala atau gangguan pencernaan
  • Hilangnya kepercayaan akan pernikahan atau keluarga.

Untuk menghindari hal tersebut, Anda dapat melakukan mediasi terlebih dahulu dengan pasangan untuk menentukan apakah perceraian sebaiknya terjadi atau tidak. 

Jika masih dapat diperbaiki, Anda dan pasangan harus mencoba untuk lebih saling mengerti agar rumah tangga bisa kembali harmonis. 

Sementara itu, apabila perceraian memang harus terjadi, pastikan anak tidak merasa kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanya. 

Sementara itu, bagi Anda yang ingin bertanya lebih lanjut seputar masalah kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

perceraianorangtuarumah tangga

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved