Penyebab penyakit lupus hingga saat ini belum jelas diketahui. Namun, para ahli berpendapat ada gabungan berbagai faktor yang bisa memicu kekambuhannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
30 Jul 2020
Penyebab penyakit lupus belum jelas, tapi hormon hingga genetik dianggap berpengaruh
Table of Content
Penyakit lupus adalah penyakit autoimun. Artinya, penyakit ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi kita dari penyakit maupun infeksi, justru berbalik menyerang sel yang sehat dan memicu berbagai gangguan kesehatan.
Advertisement
Orang yang mengidap lupus akan mengalami inflamasi atau peradangan di berbagai bagian tubuhnya, mulai dari sendi, kulit, jantung, hingga otak. Gejala khas lain dari lupus adalah munculnya ruam kemerahan di kedua sisi wajah, kiri dan kanan, sehingga menyerupai sayap kupu-kupu. Itulah alasannya kondisi ini sering juga disebut sebagai butterfly rash.
Para ahli sebenarnya belum tahu pasti soal penyebab lupus. Namun berdasarkan penelitian dan contoh kasus yang sudah terjadi, penyakit ini diyakini muncul karena gabungan beberapa faktor.
Karena lupus adalah penyakit autoimun, maka penyebab munculnya gejala penyakit ini sudah cukup jelas, yaitu karena sistem pertahanan tubuh yang merusak sel sehat. Namun, penyebab yang memicu sistem kekebalan tubuh bertindak seperti itulah yang hingga saat ini belum diketahui pasti.
Hingga saat ini, ada beberapa faktor yang dinilai dapat meningkatkan risiko seseorang terkena lupus maupun membuat lupus lebih mudah kambuh, seperti:
Pada beberapa kasus lupus yang pernah terjadi, paparan debu, asap rokok, hingga stres terbukti dapat memicu kambuhnya kondisi ini. Selain itu, paparan sinar matahari juga dapat memicu timbulnya gejala lupus, termasuk ciri khasnya yaitu ruam atau butterfly rash.
Memiliki orangtua atau keluarga yang mengidap lupus, akan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Saat ini pun telah ditemukan lebih dari 50 jenis gen yang dipercaya bisa memicu timbulnya lupus.
Pada beberapa kelompok ras dan etnis, yang masing-masingnya memiliki ciri genetik yang mirip, juga lebih rentan mengalami penyakit lupus. Hal ini membuat para ahli percaya hubungan genetik dan penyakit lupus cukup erat.
Sembilan dari sepuluh pengidap lupus adalah wanita. Itulah sebabnya, para ahli kemudian meneliti hubungan antara hormon seks wanita yang dinamakan estrogen dengan penyakit ini.
Hasilnya, memang terdapat kecenderungan bahwa gejala lupus seringkali muncul sebelum menstruasi dimulai dan saat hamil. Kedua waktu ini adalah saat dimana kadar hormon estrogen di tubuh wanita sedang tinggi-tingginya.
Meski begitu, temuan ini masih perlu dikaji lebih jauh lagi. Sebab, pola kekambuhan lupus dan hubungannya dengan kenaikan kadar estrogen belum terlalu konsisten.
Sebagai contoh, perempuan pengidap lupus yang mengonsumsi pil estrogen sebagai kontrasepsi maupun terapi lainnya, tidak mengalami kenaikan frekuensi kekambuhan.
Pada orang yang mengidap lupus, mengalami infeksi tertentu juga bisa memicu kekambuhan. Saat ini, infeksi yang kerap dikaitkan dapat memicu penyakit lupus adalah cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus.
Konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang diketahui dapat memicu terjadinya kondisi yang dinamakan drug-induced lupus erythematosus (DIL). Jenis obat yang dimaksud antara lain:
Orang yang rutin mengonsumsi obat golongan TNF blocker yang biasa digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis atau radang sendi juga lebih berisiko mengalami DIL. Obat ini juga sering digunakan untuk mengatasi kondisi Inflammatory bowel disease (IBD) dan ankilosis spondilitis.
Obat yang digunakan untuk mengobati jerawat dan rosacea seperti tetracyline dan minocycline juga pernah memicu DIL. Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi.
Terkadang, seseorang bisa saja tidak memiliki kelima faktor di atas, tapi tetap terkena lupus. Sehingga, dokter dan para ahli lainnya belum dapat memastikan penyebab pasti penyakit ini.
Penyakit lupus sebenarnya sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi frekuensi kekambuhannya, seperti:
Paparan sinar matahari berlebih bisa memicu munculnya ruam yang berhubungan dengan lupus. Apabila Anda harus keluar rumah, pastikan untuk menggunakan sunscreen atau tabir surya dengan SPF minimal 30.
Stres bisa picu kambuhnya lupus, sehingga Anda sebaiknya pandai-pandai mengatur perasaan dan emosi untuk mengurangi frekuensi kekambuhan. Anda dapat melakukan cara-cara seperti meditasi, yoga, atau pijat untuk menenangkan pikiran.
Untuk mencegah infeksi yang bisa memicu lupus, Anda perlu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Pastikan Anda rajin cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer. Anda juga disarankan untuk tidak bepergian ke luar rumah apabila sedang sakit.
Baca Juga
Penyakit lupus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, Anda bisa mengurangi frekuensi kekambuhan dan menurunkan risiko komplikasi apabila taat melakukan langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang diberikan dokter. Mengetahui penyebab penyakit lupus juga bisa membuat Anda lebih waspada terhadap kondisi ini.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Vitiligo adalah kelainan pigmen kulit yang bisa terjadi karena kondisi autoimun hingga mutasi genetik. Dokter salma menyebut dirinya mulai menunjukkan gejala vitiligo setelah rutin minum suplemen herbal dari MLM yang diduga menjadi pemicu munculnya kondisi autoimun pada dirinya.
26 Jul 2023
Penyebab gampang sakit biasanya berkaitan dengan imun tubuh lemah, hal ini bisa disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kurang tidur, dehidrasi, stres, hingga gangguan imun.
30 Des 2021
Umumnya gejala autoimun pada wanita meliputi kelelahan, sendi nyeri dan bengkak, masalah kulit, sakit perut atau masalah pencernaan, dan demam yang terjadi berulang kali.
3 Jun 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved