Penyakit lupas pada anak dapat menyebabkan kondisi gangguan yang serius, bahkan kematian. Sebab, lupus merupakan penyakit yang dapat menyerang sejumlah organ tubuh.
2023-03-22 10:25:50
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gen tertentu dapat menjadi penyebab penyakit lupus.
Table of Content
Lupus merupakan penyakit yang dapat menyerang sejumlah organ tubuh, termasuk kulit dan sendi. Penyakit ini dapat menyerang anak dan orang dewasa, tapi dengan dampak yang berbeda. Pada anak, lupus dapat menyebabkan kondisi gangguan yang serius, bahkan hingga kematian.
Advertisement
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui lebih jauh tentang penyakit ini. Anda bisa memulainya dengan memahami penyebab penyakit lupus pada anak dan gejalanya.
Baca Juga
Lupus merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh (imunitas) menyerang sel serat jaringan sehat yang dimilikinya. Namun, penyebab penyakit lupus pada anak masih belum diketahui hingga saat ini.
Lupus bukanlah penyakit yang menular maupun penyakit keturunan. Bahkan, anak yang lahir dari orangtua yang menderita lupus hanya memiliki risiko sekitar 5 persen untuk terkena penyakit tersebut.
Para peneliti menilai bahwa faktor genetik berperan penting dalam memicu penyakit autoimun pada anak ini. Meski demikian, hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor risiko. Setidaknya ada dua alur penyebab lupus pada anak, yaitu riwayat keluarga dan faktor lingkungan.
Seorang anak dapat lahir dengan memiliki gen tertentu yang membuatnya menjadi lebih berisiko untuk terkena lupus. Namun lagi-lagi, hanya sebagian kecil anak dari penderita lupus juga menderita penyakit serupa.
Beberapa faktor lingkungan dapat memicu terjadinya lupus, di antaranya infeksi, sinar ultraviolet, dan stres yang ekstrem.
Selain itu, melihat sebagian besar penderita lupus adalah perempuan, hormon juga dinilai berperan penting dalam memicu timbulnya lupus. Hormon tersebut adalah hormon estrogen, yang kadarnya lebih tinggi pada perempuan dalam usia reproduksi (15-44 tahun)
Meski begitu, hingga saat ini, faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus masih belum diketahui secara pasti. Sebab, faktor pemicu yang dapat berefek pada seorang anak, belum tentu memberikan efek serupa ke anak lain.
Dilansir dari Mayo Clinic, faktor eksternal lainnya seperti infeksi tertentu dan obat-obatan juga dianggap berpotensi memicu penyakit lupus.
Khusus untuk obat-obatan, sebagian jenis obat tekanan darah, antikejang, dan antibiotik dinlai dapat memicu penyakit ini. Penderita lupus yang disebabkan hal ini umumnya membaik ketika mereka berhenti minum obat yang jadi pemicunya. Pada kasus yang jarang terjadi, gejala lupus tetap muncul bahkan ketika konsumsi obat dihentikan.
Terkadang, dokter kesulitan mendiagnosis penyakit lupus karena gejalanya bersifat individual. Menurut IDAI, ciri-ciri lupus yang muncul juga dapat membuatnya terlihat seperti penyakit lain yang serupa, di antaranya:
Tanda-tanda penyakit lupus juga bisa perlahan-lahan berkembang. Penderitanya bisa menyadari adanya gejala baru seiring berjalannya waktu. Tingkat keparahan ciri-ciri penyakit lupus juga dapat berubah.
Kadang gejala lupus ringan muncul, saking ringannya bahkan bisa sampai tidak disadari. Namun, pada waktu lainnya, tanda-tanda lupus yang terjadi bisa berlangsung parah.
Ruam kulit merupakan salah satu ciri-ciri penyakit lupus yang paling umum. Ruam ini biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari yang berkepanjangan, dan biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai minggu.
Ciri-ciri sakit lupus pada anak dan orang dewasa ini dapat muncul di wajah, lengan, atau pergelangan tangan. Jika muncul di wajah, ruam tersebut biasanya memanjang melewati hidung dan menjangkau kedua pipi penderitanya. Ruam ini kerap disebut sebagai 'ruam kupu-kupu' (butterfly rash) karena bentuknya yang menyelimuti wajah.
Ruam kulit akibat lupus bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal. Meski dapat hilang seiring berjalannya waktu, sebagian ruam dan rasa sakit di kulit bisa menjadi permanen.
Termasuk ruam, para ahli juga mengelompokkan sebelas tanda lupus yang paling khas, yaitu:
Anak atau orang dewasa yang mengalami empat atau lebih tanda dan gejala di atas, berisiko tinggi terhadap penyakit lupus. Sebagian besar penderita lupus tidak mengalami semua gejala di atas secara bersamaan.
Baca Juga
Penyakit lupus pada anak dapat ditangani berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya:
Lupus merupakan kondisi kronis yang membutuhkan penanganan secara rutin. Tujuan dari pengobatan lupus adalah mengubah gejalanya menjadi remisi atau tidak aktif, serta membatasi kerusakan yang penyakit ini sebabkan pada organ-organ penderitanya.
Sayangnya, lupus tidak bisa diprediksi dan kemampuannya dalam mempengaruhi kondisi penderitanya dapat berubah dari waktu ke waktu. Maka dari itu, anak yang menderita lupus sebaiknya diperiksa secara rutin ke dokter dan mendapatkan perawatan yang disesuaikan dengan gejalanya.
Sementara itu, anak-anak yang menderita gejala lupus ringan juga membutuhkan penanganan. Gejala yang mereka alami perlu dipantau untuk memastikannya tidak bertambah parah. Di sisi lain, penderita lupus yang mengalami komplikasi, seperti jantung, ginjal, atau paru-paru, perlu mendapatkan perawatan intensif.
Setelah mengetahui penyebab, penanganan, dan ciri-ciri lupus pada anak di atas, Anda diharapkan dapat langsung menghubungi dokter apabila si kecil terlihat mengalami kondisi yang serupa. Semakin cepat perawatan dilakukan, maka tingkat keberhasilan perawatannya juga akan semakin baik.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar penyakit lupus, Anda bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kawat gigi anak bisa membantu mengatasi masalah pada struktur gigi si kecil. Pemasangan behel dapat dilakukan pada rentang usia 9-14 tahun.
Obat diare anak yang aman diberikan tanpa resep dokter adalah oralit, probiotik, hingga suplemen zinc.
Masalah gizi di Indonesia rentan terjadi pada anak dan remaja. Mulai dari wasting (kurus), obesitas, stunting (pendek), anemia, kekurangan vitamin A, hingga gangguan akibat kekurangan yodium.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved