Penyebab pengapuran sendi belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko penyakit osteoarthritis ini. Mulai dari bertambahnya usia, jenis kelamin, hingga cedera bisa menyebabkan pengapuran sendi.
20 Okt 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Rusaknya bantalan tulang rawan menyebabkan pengapuran tulang (osteoarthritis)
Table of Content
Pengapuran tulang termasuk salah satu jenis gangguan sendi kronis yang paling sering terjadi. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut osteoarthritis. Terdapat berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab pengapuran tulang, mulai dari bertambahnya usia hingga jenis kelamin.
Advertisement
Mengenali penyebab osteoarthritis ini sejak dini bisa menjadi langkah pencegahan agar kelak Anda tidak mengalami penyakit tersebut seiring bertambahnya usia
Osteoarthritis, alias pengapuran tulang atau sendi, disebabkan oleh tulang rawan dan bantalan sendi yang rusak. Normalnya, tulang rawan atau bantalan halus ini melindungi ujung tulang agar tidak saling bergesekan dengan tulang lainnya di persendian.
Ketika bantalan tersebut rusak, elastisitasnya akan berkurang sehingga gesekan antar tulang tidak dapat dihindari.
Jika terus terjadi, tulang yang bergesekan tersebut akan menyebabkan radang dan menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan pada penderitanya.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kerusakan tulang rawan dan bantalan sendi yang menyebabkan osteoarthritis. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya pengapuran tulang, salah satunya seperti usia.
Usia disebut jadi salah satu faktor penyebab osteoarthritis karena seiring bertambahnya usia, sendi akan menjadi lebih kaku dan tulang rawan kehilangan elastisitasnya. Kondisi inilah yang bisa mengakibatkan lansia rentan mengalami pengapuran pada sendi alias osteoarthritis.
Osteoarthritis dapat terjadi di bagian sendi mana pun, tapi lutut dan pinggul adalah yang paling umum terjadi.
Penyebab osteoarthritis dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti:
Risiko osteoartritis akan meningkat setelah seseorang berusia 45 tahun. Artinya, pengapuran tulang lebih sering terjadi pada kalangan lanjut usia atau lansia.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa gejala osteoarthritis bisa pula dialami oleh orang dewasa yang lebih muda, terutama jika pernah mengalami cedera pada persendian.
Pengapuran tulang cenderung terjadi secara turun-menurun atau genetik. Jika kakek, nenek, orangtua atau saudara kandung Anda mengalami osteoarthritis, risiko Anda untuk terkena penyakit yang sama juga akan lebih tinggi.
Meski penyebab pengapuran sendi ini tak bisa dihindari, mengetahui riwayat kesehatan dalam keluarga mungkin bisa mempermudah proses diagnosis. Informasi tersebut juga akan mempercepat dokter dalam memberikan pengobatan yang sesuai pula.
Salah satu faktor yang bisa jadi penyebab risiko osteoartritis meningkat adalah jenis kelamin. Sebenarnya, sampai dengan usia 55 tahun, risiko pengapuran tulang pada pria dan wanita sama besarnya.
Namun, di atas 55 tahun, perempuan punya kemungkinan yang lebih tinggi mengalami pengapuran tulang dan sendi dibandingkan pria.
Kehamilan dan melahirkan, serta perubahan hormon setelah menopause adalah faktor yang menjadi alasan perempuan jadi lebih riskan ketimbang laki-laki.
Proses hamil dan persalinan mungkin saja membuat beberapa sendi wanita mengalami pergeseran. Ketika mengalami penurunan fungsi (misalnya karena usia), sendi pun menjadi lebih mudah cedera.
Sementara pada wanita yang menopause, tubuhnya tidak lagi memproduksi hormon estrogen. Padahal, hormon ini berperan melindungi tulang rawan dari peradangan.
Penurunan kadar estrogen dalam tubuh wanita yang telah menopause tersebut kemudian menjadi penyebab pengapuran tulang lebih mudah dialami oleh kaum hawa.
Cedera waktu berolahraga atau karena kecelakaan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pengapuran tulang/sendi.
Cedera yang dimaksud meliputi dislokasi sendi, cedera ligamen dan robek tulang rawan. Bahkan ketika cedera tampak sudah sembuh pun, risiko osteoarthritis tetap mengincar Anda.
Beberapa jenis profesi yang menimbulkan tekanan berulang pada sendi, dapat menjadi penyebab osteoarthritis.
Atlet tenis, pebalet, pemain sepak bola, buruh bangunan, dan petani adalah beberapa profesi yang dapat menyebabkan risiko pengapuran sendi meningkat.
Meski tiap orang bisa mengalaminya, orang yang punya berat badan berlebih alias obesitas lebih berisiko mengalami osteoarthritis.
Obesitas jadi penyebab pengapuran tulang karena sendi-sendi penopang tubuh harus menahan beban yang lebih besar, khususnya lutut, punggung, dan pinggul. Hal ini mungkin membuat sendi jadi lebih mudah rusak.
Tiap peningkatan berat badan sebanyak 0,5 kg dapat menambah beban ekstra hingga tiga kali lipat pada lutut Anda. Lemak berlebih dalam tubuh pun berpotensi memicu peradangan di sekitar sendi.
Kondisi medis yang mengakibatkan perdarahan di sekitar sendi juga dapat menjadi penyebab pengapuran tulang atau membuatnya lebih parah.
Orang yang mengalami hemofilia atau nekrosis avaskuler (penyakit tulang yang terjadi karena kurangnya aliran darah ke jaringan tulang) berisiko mengalami peradarahan di area persendian.
Bagi penderita rheumatoid arthritis, kemungkinannya untuk mengalami pengapuran tulang akan meningkat. Demikian pula pada penderita penyakit metabolisme, seperti kelebihan hormon pertumbuhan atau zat besi.
Baca Juga
Osteoarthritis terjadi ketika tulang rawan yang melindungi ujung tulang mengalami penipisan, bahkan rusak. Jika mengalami gejala seperti berikut, segera berkonsultasi ke dokter:
Umumnya, gejala pengapuran tulang akan berkembang perlahan-lahan dan memburuk seiring waktu. Inilah yang kerap membuat osteoarthritis diremehkan dan sulit dideteksi.
Oleh sebab itu, Anda tidak boleh lengah terhadap kejanggalan yang terjadi pada tubuh Anda. Konsultasikan ke dokter apabila ada yang terasa mencurigakan.
Sebagian besar penyebab pengapuran tulang memang tidak bisa dihindari. Mulai dari usia, keturunan, hingga jenis kelamin.
Namun ada beberapa di antaranya yang dapat Anda jauhi sejak sekarang, contohnya obesitas dan cedera berolahraga maupun karena kecelakaan. Sebisa mungkin, jagalah agar berat badan Anda berada dalam batas ideal dan berhati-hatilah ketika berolahraga serta berkendara.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengobati rematik tak melulu harus menggunakan obat medis. Rematik adalah penyakit yang menyerang bagian persendian dan gejalanya yang paling sering muncul dan menganggu adalah nyeri sendi.
Arthralgia adalah nyeri sendi yang tidak disertai pembengkakan. Kondisi tersebut kerap disamakan dengan arthritis, padahal keduanya berbeda. Kenali perbedaannya berikut ini.
Walau tidak menyembuhkan, ada beberapa jenis makanan untuk penderita pengapuran tulang yang dapat meredakan gejala-gejala penyakit ini. Sertakan jenis-jenis makanan tersebut dalam menu harian bila Anda menderita pengapuran atau osteoartritis.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved