Pengapuran plasenta adalah kondisi penumpukan kalsium yang menyebabkan jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan di vagina hingga kontraksi rahim. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat membahayakan ibu dan janin.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
30 Apr 2023
Pengapuran plasenta adalah kondisi jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras secara bertahap
Table of Content
Plasenta atau ari-ari adalah suatu organ berbentuk oval yang berperan sangat penting melindungi tumbuh kembang janin selama dalam perut ibu. Plasenta bertujuan menyediakan oksigen dan nutrisi sebagai makanan bayi. Jika terjadi gangguan plasenta saat kehamilan maka dapat membawa dampak buruk terhadap perkembangan bayi. Salah satu gangguan plasenta yang mungkin dapat terjadi pada ibu hamil adalah pengapuran plasenta.
Advertisement
Bahasa medis pengapuran plasenta adalah kalsifikasi plasenta. Pengapuran plasenta adalah kondisi adanya penumpukan kalsium pada plasenta sehingga jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras secara bertahap. Kondisi ini dapat terjadi secara alami sebagai bagian dari proses penuaan plasenta saat usia kehamilan kian mendekati hari persalinan.
Kalsifikasi plasenta dapat ditandai oleh kemunculan bintik-bintik putih yang menyebar mulai dari dasar ari-ari hingga permukaannya. Umumnya, kondisi pengapuran bisa dilihat saat pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Saat membaca hasil USG, plasenta terlihat seperti bolong di beberapa bagian. Penyebab plasenta berlubang atau terlihat bolong adalah karena penyebaran bintik putih yang disebabkan oleh pengapuran.
Kalsifikasi plasenta merupakan kondisi yang normal terjadi pada setiap kehamilan, terutama pada usia kandungan trimester akhir atau kehamilan yang sudah melewati waktu perkiraan lahir.
Kendati demikian, kondisi tersebut bisa menyebabkan risiko komplikasi kehamilan pada ibu dan janin jika terjadi pada usia kandungan kurang dari 36 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, lahir prematur, dan pada kasus yang jarang terjadi dapat berakibat pada kematian janin.
Baca Juga
Beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul akibat pengapuran plasenta adalah perdarahan di vagina, kontraksi rahim, hingga rasa nyeri di perut atau punggung bagian bawah.
Pada beberapa kasus, perut Anda tidak membesar sebagaimana seharusnya yang menunjukkan indikasi adanya hambatan pada perkembangan janin.
Selain itu, gejala pengapuran ari-ari yang umum lainnya adalah minimnya pergerakan janin, bahkan berhenti bergerak sama sekali walaupun waktu perkiraan lahir (HPL) sudah dekat.
Anda yang mengalami pengapuran ari-ari mungkin akan mengalami minimnya pergerakan janin saat bangun tidur di pagi hari. Namun, apabila sesaat setelah Anda bangun tidur dan janin masih belum menunjukkan pergerakannya, maka segera temui dokter kandungan Anda.
Baca juga: Waspadalah, Kelainan Plasenta Ini Bisa Bahayakan Nyawa Anda dan Janin
Plasenta sudah mulai terbentuk ketika usia kandungan menginjak 12 minggu. Selanjutnya, plasenta akan terus mengalami perubahan seiring masa kehamilan.
Secara umum, dikutip dari Baby Centre, kalsifikasi plasenta dapat terbagi menjadi empat tingkatan berbeda berdasarkan usia kehamilan, yaitu:
Menurut beberapa hasil penelitian, ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pengapuran ari-ari, di antaranya:
Baca juga: Mengenal Retensio Plasenta, Komplikasi Persalinan yang Mengancam Nyawa Ibu
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengapuran ari-ari merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil ketika usia kandungan mendekati waktu perkiraan lahir.
Akan tetapi, kondisi tersebut bisa juga menandakan adanya gangguan kesehatan pada janin dalam kandungan apabila tingkat pengapuran sudah lanjut namun usia kehamilan masih tergolong muda.
Pada umumnya, semakin awal tingkat pengapuran terjadi maka semakin tinggi risiko bahayanya. Berdasarkan usia kandungannya, berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan terjadinya pengapuran ari-ari terlalu dini.
Menurut sebuah hasil studi, wanita yang berisiko tinggi mengalami kalsifikasi plasenta pada usia kehamilan 28-34 minggu memerlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Ini terutama apabila Anda mengalami komplikasi pada kehamilan, seperti plasenta previa, diabetes, tekanan darah tinggi, atau anemia berat.
Jika pengapuran ari-ari terjadi sebelum kandungan berusia 32 minggu maka kehamilan bisa lebih berisiko mengalami beberapa masalah. Misalnya, perdarahan hebat setelah melahirkan, solusio plasenta, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan skor Apgar rendah, atau janin meninggal dalam kandungan.
Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa pengapuran ari-ari pada usia kehamilan 36 minggu diduga berkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Selain itu, bayi pun bisa lahir dengan berat badan yang rendah.
Pengapuran plasenta pada usia kandungan menginjak 37 minggu menunjukkan kondisi kehamilan yang normal sebesar 20-40 persen. Maka dari itu, kondisi ini dianggap tidak membahayakan.
Baca juga: Kenali Letak Plasenta Normal agar Tak Hadapi Komplikasi Persalinan
Gejala fisik pengapuran ari-ari terbilang sangat minim. Gejala pengapuran ari-ari biasanya baru terdeteksi ketika Anda melakukan pemeriksaan USG. Dari pemeriksaan USG, dokter akan menentukan tingkat keparahan pengapuran ari-ari yang dialami.
Tak hanya itu, dokter juga akan mencari tahu apakah kondisi tersebut berdampak negatif pada kesehatan bayi dalam kandungan. Apabila Anda telah mengalami kondisi plasenta tingkat 3, Anda mungkin disarankan untuk menjalani proses persalinan induksi atau bisa juga dengan operasi caesar.
Baca Juga
Plasenta memiliki fungsi yang penting dalam melindungi kesehatan dan memberikan asupan nutrisi kepada janin selama masa kehamilan. Secara umum, menjaga kesehatan kehamilan menjadi cara terbaik guna menghindari gangguan plasenta dan risiko komplikasi kehamilan, termasuk pengapuran ari-ari.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilan, termasuk untuk mencegah pengapuran plasenta adalah:
Jika Anda memiliki riwayat kalsifikasi plasenta secara genetik atau mengalami gejala pengapuran plasenta beberapa minggu sebelum waktu perkiraan lahir, jangan ragu untuk menghubungi dokter kandungan Anda.
Selain itu, jika Anda mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, atau anemia pada masa kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan pencegahan kalsifikasi plasenta yang tepat.
Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania
Referensi
Artikel Terkait
Mekonium adalah zat pekat berwarna kehijauan yang melapisi usus bayi selama berada dalam kandungan. Idealnya, ketuban adalah lapisan cairan tebal berwarna transparan atau kekuningan yang melindungi bayi dari goncangan selama berada di dalam janin. Zat ini bisa menjadi penyebab air ketuban hijau.
3 Okt 2021
Perbedaan ciri hamil dan menopause dapat diperhatikan dari beberapa aspek, seperti perubahan siklus menstruasi, gairah seksual, hingga suasana hati.
19 Okt 2022
Cara menghitung waktu subur wanita agar cepat hamil, yaitu dengan memahami betul siklus haid Anda. Dengan mengetahui masa ovulasi, maka peluang terjadinya pembuahan yang berhasil akan lebih besar.
11 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved