logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kehamilan

Mengenal Pengapuran Plasenta dan Risikonya Untuk Ibu dan Janin

open-summary

Pengapuran plasenta adalah kondisi penumpukan kalsium yang menyebabkan jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan di vagina hingga kontraksi rahim. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat membahayakan ibu dan janin.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

30 Apr 2023

Pengapuran plasenta adalah kondisi yang normal terjadi pada setiap kehamilan, terutama usia kandungan trimester akhir

Pengapuran plasenta adalah kondisi jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras secara bertahap

Table of Content

  • Apa itu pengapuran plasenta?
  • Apa tanda dan gejala pengapuran plasenta yang mungkin muncul?
  • Apa saja faktor risiko penyebab pengapuran plasenta?
  • Apa saja bahaya pengapuran plasenta saat hamil?
  • Bagaimana cara mendiagnosis klasifikasi plasenta?
  • Bagaimana cara mencegah pengapuran ari-ari?

Plasenta atau ari-ari adalah suatu organ berbentuk oval yang berperan sangat penting melindungi tumbuh kembang janin selama dalam perut ibu. Plasenta bertujuan menyediakan oksigen dan nutrisi sebagai makanan bayi. Jika terjadi gangguan plasenta saat kehamilan maka dapat membawa dampak buruk terhadap perkembangan bayi. Salah satu gangguan plasenta yang mungkin dapat terjadi pada ibu hamil adalah pengapuran plasenta.

Advertisement

Apa itu pengapuran plasenta?

Bahasa medis pengapuran plasenta adalah kalsifikasi plasenta. Pengapuran plasenta adalah kondisi adanya penumpukan kalsium pada plasenta sehingga jaringan plasenta berubah menjadi lebih keras secara bertahap. Kondisi ini dapat terjadi secara alami sebagai bagian dari proses penuaan plasenta saat usia kehamilan kian mendekati hari persalinan.

Kalsifikasi plasenta dapat ditandai oleh kemunculan bintik-bintik putih yang menyebar mulai dari dasar ari-ari hingga permukaannya. Umumnya, kondisi pengapuran bisa dilihat saat pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Saat membaca hasil USG, plasenta terlihat seperti bolong di beberapa bagian. Penyebab plasenta berlubang atau terlihat bolong adalah karena penyebaran bintik putih yang disebabkan oleh pengapuran.

Kalsifikasi plasenta merupakan kondisi yang normal terjadi pada setiap kehamilan, terutama pada usia kandungan trimester akhir atau kehamilan yang sudah melewati waktu perkiraan lahir.

Kendati demikian, kondisi tersebut bisa menyebabkan risiko komplikasi kehamilan pada ibu dan janin jika terjadi pada usia kandungan kurang dari 36 minggu. Hal ini dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, lahir prematur, dan pada kasus yang jarang terjadi dapat berakibat pada kematian janin.

Baca Juga

  • Ketahui, Inilah Pengaruh Kelahiran Prematur pada Tahap Tumbuh Kembang Anak
  • Ini Manfaat Melon untuk Ibu Hamil yang Baik Bagi Tumbuh Kembang Janin
  • Perut Kencang Saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Apa tanda dan gejala pengapuran plasenta yang mungkin muncul?

Beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul akibat pengapuran plasenta adalah perdarahan di vagina, kontraksi rahim, hingga rasa nyeri di perut atau punggung bagian bawah.

Pada beberapa kasus, perut Anda tidak membesar sebagaimana seharusnya yang menunjukkan indikasi adanya hambatan pada perkembangan janin.

Selain itu, gejala pengapuran ari-ari yang umum lainnya adalah minimnya pergerakan janin, bahkan berhenti bergerak sama sekali walaupun waktu perkiraan lahir (HPL) sudah dekat.

Anda yang mengalami pengapuran ari-ari mungkin akan mengalami minimnya pergerakan janin saat bangun tidur di pagi hari. Namun, apabila sesaat setelah Anda bangun tidur dan janin masih belum menunjukkan pergerakannya, maka segera temui dokter kandungan Anda.

Baca juga: Waspadalah, Kelainan Plasenta Ini Bisa Bahayakan Nyawa Anda dan Janin

Apa saja faktor risiko penyebab pengapuran plasenta?

Plasenta sudah mulai terbentuk ketika usia kandungan menginjak 12 minggu. Selanjutnya, plasenta akan terus mengalami perubahan seiring masa kehamilan.

Secara umum, dikutip dari Baby Centre, kalsifikasi plasenta dapat terbagi menjadi empat tingkatan berbeda berdasarkan usia kehamilan, yaitu:

  • Tingkat 0, sebelum usia kehamilan 18 minggu.
  • Tingkat 1, antara usia kehamilan 18-29 minggu.
  • Tingkat 2, antara usia kehamilan 30-38 minggu.
  • Tingkat 3, saat usia kehamilan mencapai 39 minggu atau lebih. Pada tingkatan ini, pengapuran ari-ari tergolong sudah cukup berat. Pasalnya, bintik-bintik pengapuran telah terbentuk menyerupai cincin yang mengelilingi plasenta.

Menurut beberapa hasil penelitian, ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pengapuran ari-ari, di antaranya:

  • Kehamilan terjadi pada wanita usia muda.
  • Kehamilan pertama.
  • Kebiasaan merokok.
  • Stres berat selama kehamilan.
  • Infeksi bakteri pada plasenta.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan.
  • Faktor lingkungan, seperti paparan radiasi.
  • Efek samping obat-obatan mengandung kalsium seperti, obat antasida atau suplemen kalsium, terutama apabila dikonsumsi terlalu lama atau dalam dosis tinggi

Baca juga: Mengenal Retensio Plasenta, Komplikasi Persalinan yang Mengancam Nyawa Ibu

Apa saja bahaya pengapuran plasenta saat hamil?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pengapuran ari-ari merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil ketika usia kandungan mendekati waktu perkiraan lahir.

Akan tetapi, kondisi tersebut bisa juga menandakan adanya gangguan kesehatan pada janin dalam kandungan apabila tingkat pengapuran sudah lanjut namun usia kehamilan masih tergolong muda.

Pada umumnya, semakin awal tingkat pengapuran terjadi maka semakin tinggi risiko bahayanya. Berdasarkan usia kandungannya, berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan terjadinya pengapuran ari-ari terlalu dini.

1. Usia kehamilan 28-36 minggu

Menurut sebuah hasil studi, wanita yang berisiko tinggi mengalami kalsifikasi plasenta pada usia kehamilan 28-34 minggu memerlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Ini terutama apabila Anda mengalami komplikasi pada kehamilan, seperti plasenta previa, diabetes, tekanan darah tinggi, atau anemia berat.

Jika pengapuran ari-ari terjadi sebelum kandungan berusia 32 minggu maka kehamilan bisa lebih berisiko mengalami beberapa masalah. Misalnya, perdarahan hebat setelah melahirkan, solusio plasenta, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan skor Apgar rendah, atau janin meninggal dalam kandungan.

2. Usia kehamilan 36 minggu

Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa pengapuran ari-ari pada usia kehamilan 36 minggu diduga berkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Selain itu, bayi pun bisa lahir dengan berat badan yang rendah.

3. Usia kehamilan 37-42 minggu

Pengapuran plasenta pada usia kandungan menginjak 37 minggu menunjukkan kondisi kehamilan yang normal sebesar 20-40 persen. Maka dari itu, kondisi ini dianggap tidak membahayakan.

Baca juga: Kenali Letak Plasenta Normal agar Tak Hadapi Komplikasi Persalinan

Bagaimana cara mendiagnosis klasifikasi plasenta?

Gejala fisik pengapuran ari-ari terbilang sangat minim. Gejala pengapuran ari-ari biasanya baru terdeteksi ketika Anda melakukan pemeriksaan USG. Dari pemeriksaan USG, dokter akan menentukan tingkat keparahan pengapuran ari-ari yang dialami.

Tak hanya itu, dokter juga akan mencari tahu apakah kondisi tersebut berdampak negatif pada kesehatan bayi dalam kandungan. Apabila Anda telah mengalami kondisi plasenta tingkat 3, Anda mungkin disarankan untuk menjalani proses persalinan induksi atau bisa juga dengan operasi caesar.

Bagaimana cara mencegah pengapuran ari-ari?

Plasenta memiliki fungsi yang penting dalam melindungi kesehatan dan memberikan asupan nutrisi kepada janin selama masa kehamilan. Secara umum, menjaga kesehatan kehamilan menjadi cara terbaik guna menghindari gangguan plasenta dan risiko komplikasi kehamilan, termasuk pengapuran ari-ari.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilan, termasuk untuk mencegah pengapuran plasenta adalah:

  • Berhenti merokok jika Anda masih merokok saat hamil. Bagi Anda yang tidak merokok, jauhi asap rokok di sekitar Anda sebisa mungkin
  • Lakukan gaya hidup sehat dengan pola makan makanan bergizi, terutama yang mengandung antioksidan

Jika Anda memiliki riwayat kalsifikasi plasenta secara genetik atau mengalami gejala pengapuran plasenta beberapa minggu sebelum waktu perkiraan lahir, jangan ragu untuk menghubungi dokter kandungan Anda.

Selain itu, jika Anda mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, atau anemia pada masa kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan pencegahan kalsifikasi plasenta yang tepat.

Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

kehamilanmasalah kehamilanplasenta

Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved