Penyebab penyakit Parkinson adalah kerusakan dan kematian bagian otak sehingga memengaruhi koordinasi gerak penderitanya. Belum diketahui secara pasti hal yang menyebabkan kerusakan tersebut. Namun, beberapa cara dapat mencegah Parkinson, seperti penerapan gaya hidup sehat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
14 Jun 2021
Usia menjadi salah satu penyebab penyakit Parkinson yang umum terjadi
Table of Content
Parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf di bagian otak, sehingga menyebabkan hilangnya kontrol dan koordinasi gerak tubuh. Penyebab parkinson yakni kerusakan dan kematian sel saraf pada otak.
Advertisement
Parkinson merupakan salah satu penyakit yang rentan terjadi pada lansia, dibandingkan kelompok umur lainnya. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab, faktor risiko, hingga pencegahan parkinson pada lansia.
Penyebab penyakit Parkinson adalah kerusakan kerusakan atau kematian sel saraf di otak (substansia nigra) yang menyebabkan berkurangnya jumlah dopamin. Akibatnya, kontrol dan koordinasi gerak tubuh menjadi tidak normal.
Kerusakan sel saraf merupakan proses yang lambat. Gejala parkinson biasanya baru mulai muncul dan berkembang ketika kerusakan atau kematian sel saraf di substansia nigra telah mencapai 80%.
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab kerusakan saraf yang menyebabkan Parkinson. Namun, para ahli percaya bahwa gangguan pada sel saraf ini disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya.
Dilansir dari Parkinson’s Foundation, faktor genetik atau keturunan menjadi penyebab sekitar 10-15% kejadian Parkinson.
Parkinson kemungkinan besar diturunkan melalui keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa. Para ahli menghubungkan kejadian penyakit ini dengan adanya mutasi gen pada penderita Parkinson.
Beberapa faktor lingkungan juga disebut-sebut menjadi penyebab penyakit Parkinson. Faktor lingkungan yang dapat menjadi pemicu Parkinson, antara lain:
Baca Juga
Meski penyebab utama belum diketahui, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat menjadi pemicu Parkinson, selain genetik dan lingkungan.
Berikut ini adalah beberapa pemicu yang diduga dapat menyebabkan Parkinson.
Penggunaan obat tertentu, seperti antipsikotik dipercaya menjadi pemicu parkinson. Parkinsonisme atau kumpulan gejala penyakit parkinson biasanya menjadi efek samping dari obat-obatan tersebut.
Parkinsonisme berbeda dengan Parkinson. Namun, gejala yang muncul serupa. Parkinsonisme dapat terjadi pada usia berapa pun, mengingat ini disebabkan oleh efek samping obat.
Biasanya, gejala dapat membaik setelah obat dihentikan. Itu sebabnya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai obat yang Anda minu. Dokter mungkin akan menghentikan obat tertentu atau mencari penggantinya untuk meminimalisir efek samping.
Penyakit serebrovaskular merupakan penyakit yang menyerang pembuluh darah di bagian otak. Kondisi ini membuat pembuluh darah, terutama arteri, di otak tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Kondisi ini dapat menyebabkan stroke kecil, yang berakibat pada kematian beberapa bagian otak. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan Parkinson.
Beberapa gangguan pada otak secara progresif juga dapat menjadi pemicu penyakit parkinson. Sebut saja progressive supranuclear palsy (PSP), multiple systems atrophy, dan corticobasal degeneration.
Gangguan otak progresif tersebut dapat menyebabkan masalah keseimbangan, gerakan, penurunan fungsi kognitif pada lansia, hingga berbicara. Meski demikian, kondisi pemicu Parkinson yang ini terbilang langka.
Baca Juga
Pada dasarnya, pencegahan penyakit parkinson dapat dilakukan dengan menjauhi penyebab dan faktor risikonya. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit parkinson pada lansia bahkan sejak dini.
Cedera kepala menjadi salah satu faktor penyebab meningkatkan risiko Parkinson. Untuk itu, melindungi diri dari cedera, terutama di bagian kepala, dapat mengurangi risiko Anda mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk Parkinson.
Gunakan selalu helm saat berkendara dan selalu gunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai standar saat sedang bekerja. Selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan juga dapat meminimalkan risiko cedera.
Zat berbahaya seperti polutan, pestisida, logam berat, dan zat kimia lain juga menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit, termasuk parkinson. Selalu gunakan alat pelindung diri seperti helm, masker, sarung tangan, dan pakaian khusus ketika Anda bekerja atau berada di lokasi industri.
Kurangi paparan dan penggunaan pestisida atau bahan kimia lain di daerah pertanian dan peternakan. Tidak ada salahnya Anda menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari tumbuhan atau menggantinya dengan bahan lain yang mungkin lebih aman.
Makanan yang bergizi dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan dan mencegah dari berbagai penyakit, termasuk Parkinson.
Makanan bergizi seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga kadar kolesterol. Para ahli menyatakan bahwa kadar kolesterol juga berpengaruh terhadap risiko penyakit parkinson.
Selain itu, makanan yang mengandung vitamin D, flavonoid, dan curcumin juga terbukti dapat menurunkan risiko penyakit parkinson.
Rutin mengonsumsi kafein yang terdapat dalam teh atau kopi juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit Parkinson. Namun, pastikan jumlahnya tidak berlebihan. Anda perlu menyesuaikan konsumsi kafein dengan kondisi kesehatan Anda.
Olahraga atau aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin juga terbukti dapat mengurangi risiko dan mencegah penyakit Parkinson.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biometals menyatakan bahwa aktivitas fisik, seperti aerobik, olahraga intensitas sedang hingga tinggi, dan latihan keseimbangan dapat mengurangi dan menghambat risiko terjadinya Parkinson di hari tua.
Jika memungkinkan, Anda bisa melakukan olahraga di luar ruangan sambil berjemur sinar matahari pagi. Paparan sinar matahari dapat membantu mengaktifkan vitamin D dalam tubuh.
Secara umum, pemeriksaan kesehatan atau medical check-up, penting dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan, terutama bagi lansia.
Menemukan masalah kesehatan sedini mungkin dapat membantu agar perburukan gejala dapat dihambat. Dengan begitu, Anda dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan lebih lanjut.
Baca Juga
Parkinson dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan atau kombinasi keduanya. Beberapa faktor lain seperti gaya hidup, penggunaan obat, dan kondisi kesehatan lain juga turut meningkatkan risiko penyakit parkinson.
Meskipun kerap dialami oleh lansia, gejala Parkinson juga dapat muncul di usia muda. Untuk itu, menjauhi penyebab dan faktor pemicu parkinson dapat mencegah dan menurunkan risiko kejadian penyakit ini.
Apabila Anda memiliki riwayat Parkinson dalam keluarga dan hendak mencari tahu kemungkinan yang ada, Anda bisa berkonsultasi menggunakan fitur chat dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Tekanan darah normal pada lansia bisa di antara 130/80 mmHg, lebih tinggi dari nilai tensi normal orang dewasa yang berada di angka 120/80 mmHg.
20 Apr 2023
Kedutan bibir atas bisa menandakan stres, kelebihan kafein, efek samping obat, hingga kondisi medis tertentu. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
29 Agt 2023
Gejala asam urat bisa muncul di berbagai tempat dan waktu. Nyeri asam urat adalah penyakit yang menyerang sendi akibat kadar asam urat berlebih.
18 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved