Tawa gugup termasuk incongruous emotion. Artinya, seseorang merasakan emosi tertentu yang tidak sesuai dengan situasi saat itu. Bisa jadi, ini merupakan mekanisme untuk mengelola emosi.
6 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Tertawa saat gugup merupakan coping mechanism tubuh
Mungkin sebagian besar orang familiar dengan perasaan ini. Sedang luar biasa tegang, tiba-tiba justru muncul keinginan untuk tertawa saat gugup. Itulah yang disebut dengan nervous laughter, fenomena yang terkadang bisa membingungkan.
Advertisement
Tawa gugup semacam ini termasuk incongruous emotion. Artinya, seseorang merasakan emosi tertentu yang tidak sesuai dengan situasi saat itu. Bisa jadi, ini merupakan mekanisme untuk mengelola emosi.
Mungkin tak ada yang menyangka justru akan tertawa saat gugup. Jika berlebihan, ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Beberapa penjelasan mengapa nervous laughter terjadi di antaranya:
Dulu pada tahun 1960an, psikolog asal Yale University bernama Stanley Milgram pernah menelusuri penyebab tawa gugup.
Dari hasil studinya, ditemukan bahwa orang memang bisa mengalami nervous laughter ketika berada di situasi tak nyaman. Dalam eksperimen itu, partisipan diberikan setrum hingga 450 volt. Namun bukannya terkejut, mereka justru tertawa ketika daya yang diberikan semakin meningkat.
Merunut lebih jauh lagi ke belakang, sejarah mencatat bahwa tertawa adalah cara alami manusia untuk menganggap apa yang dihadapinya bukan ancaman. Jadi, tak perlu dikhawatirkan dan cukup ditertawakan.
Artinya, nervous laughter bisa jadi merupakan mekanisme pertahanan diri secara kognitif untuk menurunkan kecemasan.
Tak hanya itu, tawa gugup juga membantu seseorang pulih dari traumanya dengan cara mengalihkan pikiran dari rasa sakit atau emosi yang berkaitan dengan trauma itu. Ini menjawab mengapa ada orang yang tertawa saat gugup menghadiri pemakaman atau kejadian traumatis lainnya.
Tim peneliti asal Yale menemukan pada tahun 2015 bahwa orang merespons stimulasi kuat dari luar salah satunya dengan tawa gugup. Mereka menemukan bahwa ada keterkaitan antara rasa gemas ketika melihat bayi lalu refleks berbicara dengan suara aneh dengan tawa gugup.
Semuanya merupakan respons atas stimulasi cukup kuat dari luar. Jadi, sangat mungkin bahwa tawa gugup ini merupakan bagian dari pola besar di otak ketika bereaksi terhadap emosi kuat.
Kondisi medis yang membuat seseorang bisa menangis sambil tertawa adalah pseudobulbar affect atau PBA. Mood dan emosi seseorang bisa tiba-tiba ingin tertawa terbahak-bahak meski situasinya tidak mendukung
Gejala ini berkaitan dengan kondisi yang berdampak pada otak seperti cedera otak traumatis atau gangguan saraf seperti multiple sclerosis.
Ini terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid T4 dan T3. Ini adalah hormon yang berperan dalam mengendalikan metabolisme dan mengatur penggunaan energi oleh sel-sel tubuh. Nervous laughter adalah gejala umum hipertiroidisme.
Penyakit ini terjadi ketika sistem imun memproduksi terlalu banyak antibodi yang mengikat sel-sel tiroid. Akibatnya, kelenjar tiroid mengalami stimulasi berlebihan dan produksi hormonnya pun lebih dari normal.
Ketika tubuh seseorang memiliki terlalu banyak hormon tiroid, sistem saraf bisa ikut terdampak. Salah satu gejalanya adalah tawa gugup ketika tidak ada satupun yang sebenarnya lucu.
Kondisi langka yang disebut juga dengan prion disease ini terjadi ketika protein abnormal bernama prion menginfeksi otak. Ketika terakumulasi dan menggumpal di otak, ini bisa mengganggu fungsi organ penting ini. Bahkan, kuru bisa merusak bagian cerebellum otak yang berperan dalam respons emosi.
Terkadang, tawa gugup bukan hal yang mudah dikendalikan. Terlebih jika nervous laughing terjadi karena gejala kondisi medis. Lalu, apa saja strategi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan situasi?
Coba lakukan teknik pernapasan dalam yang bisa membantu meredakan kecemasan berlebih. Selain itu, teknik pernapasan 4-7-8 dapat meredakan stimulasi berlebihan pada sistem saraf dan otak.
Ada banyak cara meditasi yang bisa membantu menenangkan pikiran. Selain itu, bermeditasi akan membantu mengalihkan pikiran dari pemicu stres atau stimulasi yang membuat energi emosional dan kognitif kewalahan.
Alur dan gerakan dalam yoga dapat membuat tubuh dan pikiran tenang. Ada banyak jenis yoga untuk relaksasi dan juga kesehatan yang sangat ampuh dalam mengatasi nervous laughter.
Terkadang, terapi musik dan seni juga efektif mengurangi tawa gugup di saat tak diharapkan. Sebab, otak bisa fokus pada proses kreatif yang dihadapi selama proses terapi.
Dalam psikoterapi ini, terapis akan mendampingi dan mengajarkan bagaimana mengalihkan nervous laughter menjadi respons sadar seutuhnya.
Apabila tertawa saat gugup terjadi akibat kondisi medis tertentu, dokter akan memberikan obat sesuai dengan kondisinya. Sebagai contoh untuk kondisi hipertiroidisme, dokter akan memberikan obat yang dapat mengendalikan produksi hormon.
Apabila tawa gugup hanya terjadi sesekali ketika berada di situasi tak nyaman atau traumatis, tak perlu khawatir atau malu karenanya. Sebab, itu justru merupakan mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi masa-masa sulit.
Namun ketika nervous laughter terjadi tanpa terkendali hingga mengganggu kehidupan pribadi dan profesional, sebaiknya diskusikan bersama ahlinya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut terkait kapan nervous laughter sudah berlebihan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengusir semut di rumah bisa menggunakan bahan alami hingga cairan kimia. Beberapa bahan yang bisa dijadikan pilihan antara lain bubuk kopi, bedak, cabe bubuk, hingga cairan pembersih kaca.
Fungsi tulang pengumpil sangat berperan bagi tubuh manusia. Tulang pengumpil bekerja sama dengan tulang hasta untuk membantu Anda melakukan berbagai kegiatan dengan lengan dan tangan Anda.
Self worth adalah evaluasi individu tentang diri sendiri sebagai manusia berharga dan cakap yang pantas dihormati dan diperhitungkan. Self worth bukanlah self esteem.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved