Skin tag adalah tumbuhnya daging berukuran kecil di permukaan kulit. Umumnya skin tag menyerang orang berusia di atas 50 tahun, namun juga bisa terjadi pada ibu hamil. Cara menghilangkan skin tag salah dapat secara alami maupun medis.
22 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Munculnya skin tag bisa jadi pertanda tingginya gula darah
Table of Content
Apa itu skin tag? Skin tag adalah tumbuhnya daging berukuran kecil di permukaan kulit. Biasanya, ini umum dimiliki perempuan dan laki-laki terutama ketika usianya sudah di atas 50 tahun. Daging ini tidak bersifat kanker dan menimbulkan rasa nyeri.
Advertisement
Daging ini terdiri dari pembuluh darah dan kolagen yang terbungkus lapisan kulit terluar. Ada banyak faktor penyebab skin tag, mulai dari gesekan lipatan kulit hingga virus HPV.
Baca Juga
Cara termudah untuk membedakan skin tag dengan daging tumbuh lainnya adalah melihat bagian yang menghubungkan dengan kulit. Tidak seperti tahi lalat, skin tag memiliki semacam “gagang” tipis berupa kulit.
Selain itu, sebagian besar skin tag berukuran sangat kecil, tidak sampai 2 milimeter. Namun kadang, ada pula yang bisa tumbuh besar hingga beberapa centimeter. Ketika disentuh terasa lembut. Bentuknya pun beragam. Ada yang bulat, keriput, atau tidak simetris.
Untuk warna, ada skin tag yang tidak berbeda dengan warna kulit sekitarnya. Jika mengalami hiperpigmentasi, warnanya bisa lebih gelap. Ketika tanpa sengaja terpelintir, warnanya bisa menjadi gelap karena terbatasnya aliran darah.
Tidak jelas betul apa yang memicu munculnya skin tag. Biasanya, daging ini lebih sering tampak di lipatan-lipatan seperti:
Beberapa hal yang bisa memicu munculnya skin tag di antaranya:
Menurut studi pada tahun 2008, human papillomavirus atau HPV bisa menjadi faktor pemicu tumbuhnya skin tag. Dalam studi itu, dianalisis 37 skin tag dari berbagai bagian tubuh. Hasilnya, ada DNA virus ini pada 50% sampel yang diteliti.
Kondisi resistansi insulin juga bisa memicu munculnya skin tag. Alasannya karena orang dengan kondisi resistansi insulin tidak bisa menyerap glukosa secara efektif dari aliran darah.
Bahkan, memiliki banyak skin tag bisa menjadi indikator seseorang menderita diabetes tipe 2. Tak hanya itu, ini juga kerap dikaitkan dengan tingginya indeks massa tubuh dan kadar trigliserida yang tinggi.
Ibu yang tengah mengandung juga bisa memiliki skin tag karena bertambahnya berat badan. Selain itu, faktor hormon yang fluktuatif juga turut berperan.
Pada kasus yang lebih langka, munculnya skin tag pada ibu hamil bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon atau gangguan kelenjar endokrin.
Mengingat skin tag kerap tumbuh di bagian tubuh yang terdapat lipatan, artinya gesekan terus menerus juga berperan. Ditambah lagi apabila bagian lipatan ini berkeringat, maka kemungkinan muncul kulit tambahan ini kian besar.
Itu pula yang menyebabkan orang dengan kondisi berat badan berlebih atau obesitas juga berisiko lebih besar memiliki skin tag. Ketika berat badan sudah turun pun, bukan berarti akan membuat daging tumbuh ini hilang. Hanya saja, risiko memilikinya berkurang.
Baca Juga
Mengingat sifatnya tidak berbahaya, sebenarnya tidak perlu perawatan khusus untuk menanganinya. Namun jika ingin menghilangkannya sendiri, bisa dilakukan dengan cara-cara seperti menggunakan:
Mengatasi skin tag pada ibu hamil dapat menggunakan tea tree oil. Tea tree oil mengandung fungsi antivirus dan antijamur yang aman diaplikasikan ke kulit. Caranya dengan mencuci bersih area kulit, kemudian aplikasikan dan pijat perlahan dengan tea tree oil. Lalu tutup dengan perban semalaman. Lakukan beberap kali hingga skin tag mengering dan lepas.
Ketimbang langsung membuang kulit pisang, coba gunakan untuk mengeringkan skin tag. Caranya adalah dengan menempelkan pada area kulit kemudian tutup dengan perban. Diamkan semalaman hingga skin tag lepas.
Cara melakukannya adalah dengan merendam kapas di cairan cuka apel, kemudian gosokkan ke skin tag. Setelah itu, bungkus dengan perban selama 15-30 menit dan bilas hingga bersih. Ulangi setiap hari selama beberapa minggu. Kandungan asam dari cuka apel dapat membantunya terlepas.
Bawang putih bisa membantu meredakan peradangan pada kulit. Caranya bisa dengan mengaplikasikan bawang putih yang sudah dihancurkan di atas skin tag, kemudian tutupi dengan perban semalaman. Pagi harinya, bilas hingga bersih dan terlepas.
Beberapa cara di atas aman dan bisa jadi efektif, namun tentu reaksinya bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Agar lebih aman, pastikan tidak ada reaksi alergi dengan melakukan tes terlebih dahulu.
Sementara untuk penanganan secara medis, dokter bisa melakukan beberapa cara seperti:
Jika hanya bagian kecil yang dihilangkan, dokter hanya akan memberikan bius lokal. Langkah manapun yang dilakukan untuk menghilangkan skin tag, pastikan selalu bersih dan higienis agar tidak menimbulkan infeksi.
Beberapa skin tag juga bisa tidak langsung hilang hanya dengan satu kali percobaan. Apabila sudah tidak mendapat aliran darah, perlu waktu sekitar beberapa minggu hingga mengering dan lepas dengan sendirinya.
Baca Juga
Waspadalah pada lesi kulit serupa skin tag yang baru muncul namun cepat membesar, terutama pada area tubuh yang sering terpapar sinar ultraviolet. Apabila Anda mengalami gejala tersebut segeralah berkonsultasi dengan dokter kulit Anda untuk mengetahui kelainan yang Anda miliki.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara membedakan skin tag dengan daging tumbuh lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Diabetes pada anak dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari faktor gaya hidup, genetik, berat badan berlebih, hingga jarang berolahraga. Gejalanya pun beragam, seperti sering buang air kecil, penglihatan buram, hingga sering merasa lapar dan haus.
Selain pil, tonik, dan berbagai perawatan di klinik kecantikan, ada langkah-langkah alami yang bisa Anda coba untuk tetap awet muda. Mulai dari mengonsumsi buah beri, hingga menjalankan meditasi, yang tak membutuhkan tindakan medis.
Istilah diabetes kering dan basah sebenarnya merujuk pada kondisi luka yang dialami oleh diabetesi. Dunia kedokteran pun tidak mengakui kedua istilah ini sebagai istilah resmi jenis diabetes.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved