Bintik merah atau ruam pada kulit bayi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari jerawat hingga gejala meningitis. Cara mengatasi serta perawatannya pun menyesuaikan dengan apa penyebabnya.
3.38
(270)
9 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Bintik merah pada kulit bayi bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti campak dan biang keringat
Table of Content
Bintik merah pada kulit bayi tergolong umum terjadi. Penyebab munculnya merah-merah pada kulit bayi ini kebanyakan tidaklah berbahaya, seperti jerawat atau biang keringat.
Advertisement
Namun, pada beberapa kasus, bintik merah atau ruam pada kulit bayi bisa menjadi tanda suatu penyakit serius, seperti campak hingga meningitis.
Maka dari itu, ada baiknya Anda mengenali penyebab pasti dari bintik merah, agar perawatannya tepat dan efektif.
Mengutip Pregnancy, Birth, & Baby, sebagian besar anak dalam perkembangan bayi bisa mengalami ruam atau bintik merah. Ada yang bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan hingga disertai gejala kondisi kesehatan lainnya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan timbulnya ruam atau bintik merah pada kulit bayi, seperti:
Jerawat pada bayi umumnya muncul dua hingga empat minggu setelah bayi abru lahir. Jerawat bisa muncul di pipi, hidung, atau dahi. Hingga saat ini, penyebab jerawat pada bayi belum diketahui.
Umumnya, penyebab bercak merah pada kulit bayi ini dapat hilang dengan sendirinya pada usia tiga hingga empat bulan. Jangan gunakan produk jerawat untuk kulit dewasa, karena kulit bayi masih sangat sensitif.
Orangtua perlu berhati-hati, karena penggunaan sembarang produk bisa menyebabkan iritasi.
Eksim atau eczema bisa menimbulkan bintik merah pada kulit bayi, yang disertai rasa gatal dan nyeri. Kulit si kecil juga akan terlihat kering. Eksim umumnya muncul saat bayi berusia enam bulan.
Seringkali, eksim terjadi di pipi atau dahi. Seiring bertambahnya usia, kondisi ini dapat juga meluas hingga lutut, siku, dan area lipatan kulit lainnya.
Biang keringat pada bayi bisa terjadi karena keringat tidak bisa keluar dari kulit akibat tersumbatnya pori-pori.
Kondisi ini umumnya muncul di leher, bahu, dada, ketiak, lipatan siku, dan pangkal paha.
Penyebab bercak merah atau ruam pada kulit bayi ini, biasanya terjadi saat cuaca sedang panas.
Sebagai bentuk pencegahan, si kecil bisa menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan dingin.
Kondisi lain yang bisa menyebabkan munculnya bintik merah pada kulit bayi adalah eritema toksikum.
Meskipun ada unsur “toksik” pada namanya, bukan berarti kondisi ini toksik atau beracun dan berbahaya bagi bayi.
Eritema toksikum dapat muncul di semua bagian kulit tubuh bayi, kecuali telapak kaki dan telapak tangan.
Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan hari atau minggu.
Campak pada bayi tidak hanya menimbulkan ruam atau merah-merah. Ada juga gejala berupa demam, batuk, mata bengkak, dan munculnya bercak putih di mulut.
Bintik merah akan muncul di kepala dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan rasa gatal.
Folikulitis terjadi saat folikel rambut di bawah kulit terinfeksi. Kondisi ini ditandai dengan kemunculan bintik atau benjolan berwarna merah kecil atau jerawat yang berisi cairan di kulit.
Folikulitis bisa muncul di semua bagian tubuh yang memiliki sel rambut, terutama di kaki, tangan, ketiak, atau bokong.
Pada kebanyakan kasus, folikulitis bisa sembuh dengan sendirinya, dalam waktu kurang lebih 10 hari.
Baca Juga
Meningitis atau radang selaput otak adalah suatu infeksi berbahaya yang dapat berkembang dengan cepat.
Salah satu ciri khas yang muncul pada kulit bayi akibat meningitis adalah jika kulit diberi tekanan, ruam atau bintik merahnya tidak memudar.
Meningitis tidak selalu menimbulkan bintik merah. Jika bintik tersebut sudah mulai muncul, kemungkinan infeksi yang dialami sudah cukup parah. Untuk itu, Anda perlu segera menghubungi dokter.
Bintik merah atau bercak merah pada kulit bayi lainnya bisa disebabkan oleh ruam popok.
Ruam popok pada bayi tidak hanya dapat muncul di area genital dan bokong, tapi juga pada lipatan paha.
Kluit bayi bisa terasa hangat jika disentuh. Kondisi ini umum terjadi sampai anak berusia satu tahun.
Selain karena kondisi kulit yang lembap, ruam popok juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur. Cara menghilangkannya bisa menggunakan obat atau salep ruam popok khusus untuk si kecil.
Bintik merah pada bayi juga dapat disebabkan oleh roseola. Kondisi ini umumnya diawali dengan munculnya demam, flu, mata bengkak, dan pembengkakan kelenjar di leher.
Demam yang dapat muncul hingga tiga atau empat hari dan kemudian reda secara tiba-tiba. Saat demam reda, bintik merah pada kulit bayi akan mulai muncul di dada, perut, atau punggung, lalu meluas ke seluruh permukaan tubuh.
Bintik merah pada wajah bayi dan leher adalah salah satu gejala awal rubella. Bintik kemerahan ini juga bisa membuat kulit terasa lebih kasar.
Pada rubella, bintik yang muncul akan disertai dengan gejala lain seperti demam, hidung berair, mata merah dan bengkak, serta pembengkakan kelenjar.
Scabies adalah kondisi yang muncul akibat gigitan tungau atau kutu di kulit. Ruam akibat scabies rasanya sangat gatal, dan muncul di tangan serta kaki dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Demam scarlet diawali dengan munculnya gejala seperti sakit tenggorokan, pusing, demam, dan mual serta muntah.
Dua hari setelah gejala tersebut muncul, bintik merah akan mulai terlihat di kulit.
Tak hanya demam, kemungkinan kulit si kecil juga akan timbul ruam atau bintik merah yang terlihat sepert terbakar matahari dan terasa kasar. Ruam biasanya dimulai di dada atau perut, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Slapped cheek syndrome atau sindrom pipi tertampar adalah suatu infeksi virus yang membuat bercak-bercak merah muncul di kulit penderitanya, seperti habis ditampar.
Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak merah terang di pipi. Tanda tersebut tidak disertai rasa sakit atau nyeri, dan akan muncul pada hari keempat atau ke-14 setelah virus mulai menginfeksi.
Baca Juga
Kulit bayi lebih sensitif dan rentan terpapar jika dibandingkan dengan kulit orang dewasa.
Maka dari itu, orangtua perlu menjaga kesehatan kulit dengan cara tertentu, seperti:
Pilihlah sabun, pelembap, krim, maupun obat bintik merah pada kulit bayi yang berbahan ringan dan lembut.
Hindari produk yang mengandung parfum, karena dapat mengiritasi kulit bayi.
Perawatan untuk kulit bayi yang merah atau timbul bercak akan menyesuaikan dengan penyebab serta tingkat keparahannya. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, agar pemberian obatnya tepat.
Berikut adalah beberapa obat ruam atau bintik merah pada kulit bayi yang mungkin akan direkomendasikan dokter, di antaranya adalah:
Terdapat beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk mencegah bintik merah pada bayi, di antaranya:
Baca Juga
Sebagian besar kondisi penyebab ruam atau bintik merah pada bayi tidaklah berbahaya, karena dapat sembuh dengan sendirinya. Hanya saja, ada beberapa penyebab yang menandakan infeksi atau gangguan kesehatan tertentu.
Untuk itu,, Anda sebaiknya segera memeriksakan kondisinya ke dokter, apabila bintik merah pada kulit bayi juga disertai dengan gejala-gejala berikut ini.
Ingin mengetahui lebih banyak mengenai ruam atau bercak merah pada kulit bayi? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Bayi bungkus atau yang dikenal sebagai en caul birth adalah fenomena di mana bayi lahir masih terbungkus ketuban. Meski langka, fenomena kelahiran ini termasuk normal.
Manfaat belut untuk bayi diperoleh karena kaya akan nutrisi. Belut yang tinggi protein ini berguna untuk membuat bayi tambah gemuk dan mempercepat regenerasi sel dan jaringan
Cara menghilangkan kulit secara alami bisa Anda lakukan sebagai pengobatan rumahan. Jika tidak ampuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pilihan cara mengobati kutil yang ampuh.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved