Lemah syahwat (impotensi) adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi saat berhubungan seks. Gaya hidup tidak sehat, masalah psikologis, dan sejumlah masalah kesehatan bisa menjadi penyebab susah ereksi.
13 Okt 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Selain masalah seksual, lemah syahwat (impotensi) bisa disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat
Table of Content
Lemah syahwat, alias impotensi, adalah kondisi yang membuat Anda susah ereksi. Dalam bahasa medis, lemah syahwat disebut juga dengan disfungsi ereksi.
Advertisement
Banyak orang yang mungkin agak sungkan pergi ke dokter ketika mengalami disfungsi seksual ini. Padahal, sulit ereksi bisa jadi merupakan tanda penyakit lain yang lebih serius.
Mengetahui penyebab susah ereksi bisa membantu Anda menemukan solusinya sejak dini. Simak penjelasan selengkapnya.
Penis yang susah ereksi bisa memengaruhi hubungan seksual. Bukan tidak mungkin, keharmonisan hubungan juga terdampak.
Ada beberapa hal yang jadi penyebab lemah syahwat (disfungsi ereksi) yang paling umum, yaitu:
Gaya hidup tidak sehat adalah salah satu penyebab impotensi yang paling umum. Kebiasaan merokok, minum alkohol berlebih, mengonsumsi obat-obatan terlarang, jarang olahraga, dan makan makanan tidak sehat semuanya dapat memperbesar risiko Anda mengalami susah ereksi.
Ini biasanya berhubungan dengan aliran darah ke penis yang terhambat. Zat yang terkandung dalam rokok bisa menyebabkan aliran darah menuju penis terhambat.
Pola makan tidak sehat juga bisa menyebabkan berat badan berlebih yang dapat berujung pada impotensi.
Masalah psikologis juga bisa membuat seseorang susah ereksi. Bila Anda perhatikan, Anda mungkin akan lebih susah ereksi saat mengalami stres atau masalah psikis lainnya.
Ini karena saat stres, tubuh mengeluarkan hormon stres, yaitu kortisol. Dalam beberapa kasus, hormon ini diketahui dapat mengurangi aliran darah menuju penis sehingga menyebabkan Anda susah ereksi.
Penyebab lemah syahwat selanjutnya adalah karena adanya gangguan hormon. Tubuh memerlukan hormon agar fungsi seksual dapat berjalan dengan baik. Hormon dalam tubuh diproduksi oleh sistem endokrin, yang juga mengatur metabolisme hingga reproduksi.
Saat sistem endokrin terganggu akibat penyakit seperti diabetes, kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon insulin menjadi terganggu. Akibatnya, hal ini turut membuat ereksi penis lemah.
Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk penis. Ketika jantung tidak dapat berfungsi dengan baik, kemampuannya untuk memompa darah ke penis juga terganggu.
Kondisi ini jugalah yang menjadi penyebab lemah syahwat yang bahkan bisa menyebabkan penis tidak bisa ereksi sama sekali (disfungsi ereksi).
Salah satu komplikasi diabetes adalah gangguan disfungsi ereksi. Pria yang menderita diabetes berisiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk mengalami lemah syahwat.
Risiko Anda dapat berkurang dengan melakukan langkah-langkah untuk mengontrol gula darah.
Lemah syahwat juga jadi salah satu efek samping obat-obatan tertentu. Jenis obat yang dapat memicu timbulnya kondisi ini antara lain obat untuk menurunkan darah tinggi dan antidepresan.
Konsultasikan ke dokter apabila obat yang diresepkan memberikan efek samping ini. Namun, jangan dulu berhenti mengonsumsi obat tersebut, sebelum Anda berkonsultasi.
Hormon testosteron berperan penting dalam fungsi seksual, termasuk untuk ereksi. Kadar testoseron yang rendah bisa mengurangi kemampuan mempertahankan ereksi seorang pria.
Rendahnya kadar testosteron sendiri berkaitan erat dengan penyakit-penyakit yang diketahui bisa memicu timbulnya kondisi ini, seperti diabetes dan berat badan berlebih (obesitas).
Ereksi baru bisa terjadi ketika darah sudah terkumpul di batang penis. Agar bisa sampai ke sana, maka darah harus dipompa dengan baik ke area tersebut.
Kelainan pembuluh darah bisa menyebabkan lemah syahwat dan membuat seseorang jadi susah ereksi.
Selain pembuluh darah, saraf juga berperan penting pada mekanisme ereksi. Adanya gangguan saraf dapat menyebabkan seseorang sulit ereksi dan mengalami impotensi.
Kerusakan saraf dapat terjadi akibat benturan. Namun, beberapa kondisi kesehatan juga bisa menyebabkan hal ini.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, beberapa masalah gangguan saraf yang bisa jadi penyebab lemah syahwat, antara lain:
Baca Juga
Cara mengatasi impotensi atau lemah syahwat biasanya akan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika penyebab impotensi adalah gangguan psikologis, seperti stres, cara mengatasinya adalah dengan mengendalikan stres itu sendiri. Melakukan meditasi, menjalani hobi, atau berolahraga bisa membantu mengatasi stres.
Selain itu, cara medis untuk mengatasi lemah syahwat pada pria Anda juga bisa mengonsumsi beberapa obat impotensi, seperti tadalafil, sildenafil (Viagra), dan vardenafil.
Akan tetapi, obat-obatan tersebut hanya boleh digunakan setelah mendapat resep dari dokter. Oleh sebab itu, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat kuat.
Metode lainnya untuk mengatasi sulit ereksi adalah pompa penis dan implan penis. Sementara itu, olahraga teratur dan menjaga berat badan adalah cara alami yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi disfungsi ereksi untuk mempertahankan ereksi.
Tidak usah malu untuk mengonsultasikan seputar masalah lemah syahwat dengan dokter ahli andrologi. Terlebih, jika kondisi ini sudah memicu terjadinya gangguan kecemasan dan mengancam keharmonisan hubungan Anda dan pasangan.
Untuk tahu lebih lanjut seputar penyebab impotensi dan cara mengatasinya, Anda juga bisa konsultasi dengan dokter secara online melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ada sejumlah cara mempertahankan ereksi yang bisa Anda lakukan agar hubungan dengan pasangan tetap harmonis. Apa saja cara agar ereksi keras dan tahan lama?
Terapi seks membantu seseorang atau pasangan mengatasi masalah seksual yang sering dialami, seperti disfungsi seksual hingga penyimpangan orientasi seksual
Sering merasa perut sakit setelah berhubungan seks? Tenang, hal ini dapat dihilangkan setelah dokter tahu penyebabnya. Jadi, cari tahu sebabnya di sini, yuk!
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved