Lansia kerap terlihat mengantuk dan tidur sepanjang hari sebenarnya disebabkan oleh penurunan kualitas dan gangguan tidur di malam hari.
2023-03-21 07:07:21
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Lansia sering tidur di siang hari karena gangguan tidur yang dialaminya
Table of Content
Anda mungkin sering mendapati lansia tidur sepanjang hari atau melihat mereka mengantuk. Memasuki usia senja, ini sebenarnya adalah hal yang normal.
Advertisement
Penambahan usia memang memengaruhi pola tidur lansia. Selain usia, ada beberapa penyebab yang membuat lansia sering tidur. Apa saja? Dan bagaimana cara memperbaiki pola tidur lansia? Simak ulasan berikut ini.
Seiring bertambahnya usia, pola tidur juga mungkin berubah. Jika Anda melihat lansia sering mengantuk atau tidur sepanjang hari, tidak selalu berarti mereka melakukannya karena memang luang. Hal ini bisa terjadi karena justru tidur mereka terganggu di malam hari.
Dalam jurnal Handbook of Clinical Neurology menyatakan bahwa kualitas tidur mengalami penurunan seiring penuaan. Inilah yang menyebabkan lansia sering mengantuk di siang hari atau terlihat tidur sepanjang hari. Mereka mengalami gangguan tidur sehingga lebih banyak terbangun di malam hari.
Sulit tidur atau insomnia merupakan gangguan tidur pada lansia yang paling umum terjadi. Orang yang menderita insomnia akan kesulitan untuk memulai, mempertahankan waktu tidur, dan bangun lebih awal di pagi hari. Hal ini bisa membuat lansia tidur terus atau mudah mengantuk di siang hari.
Selain usia, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan gangguan tidur pada lansia dan membuat mereka mudah mengantuk, seperti:
Adanya gangguan psikologis pada lansia menjadi salah satu penyebab gangguan tidur lansia di malam hari, seperti insomnia. Gangguan psikologis berupa depresi, stres, dan kecemasan akibat suatu peristiwa tertentu atau tekanan hidup sering kali memicu insomnia.
Orang tua yang mengalami masalah kesehatan (penyakit penyerta) juga sering kali mengalami gangguan tidur di malam hari. Berbagai keluhan, seperti nyeri akibat osteoartritis, sesak napas akibat penyakit paru atau jantung, pembesaran prostat pada pria, dan berbagai penyakit kronis lainnya bisa membuat mereka kesulitan tidur di malam hari.
Beberapa penyakit yang menyebabkan sindrom demensia juga bisa mengganggu kualitas tidur lansia. Hal ini terjadi karena penyakit yang menyebabkan demensia, seperti penyakit Alzheimer, bisa menyebabkan kerusakan pada area otak yang bertugas mengatur waktu tidur.
BACA JUGA: Mengenal Penyakit Komorbid dan Daftarnya yang Tingkatkan Risiko Kematian Pasien Covid-19
Penyakit penyerta yang dialami orang tua mengharuskan mereka mengonsumsi obat-obatan. Tidak jarang, obat medis, seperti beta blocker, bronkodilator, kortikosteroid, diuretik, dan obat-obatan lainnya, tersebut menyebabkan gangguan tidur di malam hari sehingga lansia terlihat tidur sepanjang hari atau mudah mengantuk di siang hari.
Gangguan pernapasan saat tidur bisa berupa mendengkur di malam hari hingga henti napas (sleep apnea). Hal ini menyebabkan lansia terbangun berulang-ulang sehingga mengganggu kualitas tidurnya di malam hari dan membuat lansia sering mengantuk di siang hari.
Ritme sirkadian adalah proses alamiah tubuh dalam mengatur fungsi tubuh dalam 24 jam yang dipengaruhi oleh gelap dan terang di lingkungan sekitar. Sistem inilah yang membantu menentukan waktu Anda tidur dan terjaga. Adanya gangguan pada ritme sirkadian berdampak pada gangguan tidur.
Salah satu penyebab gangguan ritme sirkadian pada lansia adalah menurunnya produksi melatonin di malam hari seiring bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan mereka sering terjaga tengah malam, bangun lebih pagi, dan membuat lansia mengantuk terus di siang hari.
Periodic limb movement disorder adalah gangguan yang membuat hentakan kaki secara tiba-tiba, berulang, dan tanpa sadar ketika tidur. Kondisi ini biasanya terjadi setiap 20 sampai 40 detik sekali sehingga membuat lansia sering terbangun dan sulit tidur di malam hari.
Restless legs syndrome adalah sindrom yang berhubungan dengan PLMD. Hal ini menyebabkan kaki teraa tidak nyaman bahkan nyeri, sering sensasi “gelisah”. Itu sebabnya, kondisi ini juga dikenal dengan sindrom kaki gelisah.
Biasanya, gejalanya muncul saat seseorang dalam keadaan rileks dan hanya dapat dihilangkan dengan menggerakkan kaki.. Sindrom ini terjadi karena terlalu banyak duduk, berbaring atau akibat aktivitas yang berat.
BACA JUGA: Berbagai Tips Menjaga Kesehatan Lansia agar Tetap Bugar di Usia Senja
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mengistirahatkan dan memulihkan kondisi tubuh. Pada umumnya, orang tua yang berusia 65 tahun ke atas membutuhkan 7-8 jam tidur setiap malam. Berkurangnya waktu tidur bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan fisik maupun mental lansia.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, beberapa cara memperbaiki pola tidur sehat pada lansia ini bisa Anda coba, antara lain:
Baca Juga
Tidur yang cukup dan berkualitas bisa membantu lansia menunjang kesehatannya. Gangguan tidur akibat proses penuaan bisa dihindari dengan mengetahui penyebab dan perawatan yang tepat. Menerapkan pola tidur sehat juga bisa menjadi solusi.
Jika Anda mengalami gangguan tidur yang berlangsung terus-menerus dan cukup mengganggu, segera hubungi dokter. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai penyebab dan cara mengatasi lansia tidur sepanjang hari melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghilangkan iler saat tidur, seperti mengubah posisi tidur, mengatasi alergi dan gangguan pernapasan, konsumsi obat, hingga tindakan medis tertentu yang direkomendasikan dokter.
Perbedaan demensia dan alzheimer dapat dilihat dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya di mana Alzheimer adalah salah satu tipe dari demensia.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru-paru yang pada umumnya menyerang usia lanjut, terutama yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk pencegahan PPOK, Anda harus mengurangi rokok dan rutin berolahraga.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved