Koma adalah kondisi hilangnya kesadaran yang dalam. Koma bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada otak. Ibu hamil juga berpotensi mengalami koma. Ada dua penyebab pasien koma pada ibu hamil, yaitu stroke dan preeklampsia/eklampsia.
2023-03-20 17:01:10
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hipertensi dapat menyebabkan pasien koma pada ibu hamil
Koma adalah kondisi hilangnya kesadaran yang dalam. Pasien yang koma tetap hidup, namun tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Koma bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada otak. Ibu hamil atau melahirkan juga tidak luput dari kondisi ini.
Advertisement
Kehamilan dapat disertai dengan beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seorang ibu untuk jatuh ke dalam kondisi koma, seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gestasional, dan preeklampsia/eklampsia.
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan koma pada ibu hamil:
Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke perdarahan dan stroke iskemik. Pada stroke perdarahan terjadi pecah pembuluh darah, sedangkan pada stroke iskemik terjadi sumbatan pada pembuluh darah. Keduanya menyebabkan aliran darah ke otak terganggu, dan berpotensi menyebabkan kerusakan sel otak. Gejala kerusakan sel otak bervariasi tergantung derajat kerusakannya. Kerusakan sel otak yang berat dapat menyebabkan koma bahkan kematian.
Dalam kehamilan, terjadi perubahan pada sirkulasi darah, yaitu darah menjadi lebih kental, fungsi pompa jantung lebih berat akibat volume darah meningkat, dan perubahan pada dinding pembuluh darah. Inilah kondisi-kondisi yang menyebabkan ibu hamil lebih rentan terkena stroke. Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia juga termasuk beberapa kondisi dalam kehamilan yang dapat meningkatkan risiko stroke
Preeklampsia adalah kondisi dalam kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan ditemukannya protein dalam urine. Preeklampsia terjadi ketika pembuluh darah plasenta mengalami gangguan, sehinga plasenta akan mengeluarkan protein proinflamasi ke beberapa organ yaitu pembuluh darah, liver dan ginjal. Kondisi ini biasanya muncul setelah kehamilan menginjak 20 minggu. Sementara eklampsia adalah episode kejang yang baru dialami dalam kehamilan. Kondisi ini dapat disertai koma yang terjadi saat kehamilan, saat melahirkan, atau setelah melahirkan.
Gejala eklampsia dapat berupa kejang yang terjadi satu kali atau lebih, dengan masing-masing episode berlangsung kira-kira 1 menit. Selama kejang, biasanya napas pasien terhenti.
Pada fase pertama kejang, yang berlangsung sekitar 15-20 detik, wajah berkedut dan tubuh pasien menjadi kaku. Fase kedua, yaitu 1 menit setelahnya, kejang dimulai dari otot rahang, wajah, kelopak mata, lalu menyebar ke seluruh tubuh (kelojotan). Saat kejang terjadi, dapat timbul komplikasi lain, seperti lidah yang tergigit, trauma kepala, patah tulang, dan gangguan pernapasan.
Fase koma terjadi setelah fase kedua. Lamanya fase ini bervariasi. Semakin lama koma berlangsung, semakin buruk prognosisnya. Pasien koma dapat kembali sadar setelah fase koma berakhir, namun ada juga kemungkinan mereka tetap dalam keadaan koma atau bahkan meninggal. Jika kembali sadar, pasien komam umumnya tidak dapat mengingat kejadian kejang yang baru saja terjadi, dan mungkin tampak gelisah usai sadar.
Walaupun kejadian kejang dan koma tidak dapat diprediksi, pasien dengan preeklampsia berat harus selalu diawasi, terutama jika timbul gejala-gejala berikut:
Baca Juga
Jika pasien jatuh ke dalam keadaan koma, penanganan pertama yang harus dilakukan adalah menstabilkan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi darah. Pemasangan alat bantu napas mungkin dibutuhkan. Sedangkan penanganan lainnya bergantung pada penyebab koma.
Kembali sadar atau tidaknya seorang pasien dari koma seringkali sulit diprediksi. Jika kerusakan sel otak yang terjadi berat, penderita koma mungkin akan mengalami kecacatan yang permanen atau bahkan tidak akan sadar sama sekali, dan masuk ke dalam kondisi vegetatif.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ciri orang mau meninggal atau 40 hari sebelum meninggal antara lain jadi lebih sering tidur, sering berhalusinasi, tubuh terasa lebih nyeri, sering linglung, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah menurun.
Macam-macam posisi pasien saat dalam perawatan medis antara lain posisi fowler, dorsal recumben, knee chest, lateral, litotomi, sims dan trendelenburg.
Ruang IGD, UGD, PICU, dan ICU tentu tidak asing lagi Anda dengar ketika berada di rumah sakit. Kerap dianggap sama, keempat ruangan ini memiliki fungsi yang berbeda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved