logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Kenali Penyebab-penyebab Pasien Koma pada Ibu Hamil

open-summary

Koma adalah kondisi hilangnya kesadaran yang dalam. Koma bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada otak. Ibu hamil juga berpotensi mengalami koma. Ada dua penyebab pasien koma pada ibu hamil, yaitu stroke dan preeklampsia/eklampsia.


close-summary

2023-03-20 17:01:10

| dr. Adelina Haryono

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Perubahan sirkulasi darah dapat menyerang pasien koma pada ibu hamil

Hipertensi dapat menyebabkan pasien koma pada ibu hamil

Table of Content

  • Penyebab Koma pada Ibu Hamil
  • Penanganan pasien koma pada ibu hamil

Koma adalah kondisi hilangnya kesadaran yang dalam. Pasien yang koma tetap hidup, namun tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Koma bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada otak. Ibu hamil atau melahirkan juga tidak luput dari kondisi ini.

Advertisement

Kehamilan dapat disertai dengan beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seorang ibu untuk jatuh ke dalam kondisi koma, seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gestasional, dan preeklampsia/eklampsia.

Penyebab Koma pada Ibu Hamil

Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan koma pada ibu hamil:

1. Stroke

Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke perdarahan dan stroke iskemik. Pada stroke perdarahan terjadi pecah pembuluh darah, sedangkan pada stroke iskemik terjadi sumbatan pada pembuluh darah. Keduanya menyebabkan aliran darah ke otak terganggu, dan berpotensi menyebabkan kerusakan sel otak. Gejala kerusakan sel otak bervariasi tergantung derajat kerusakannya. Kerusakan sel otak yang berat dapat menyebabkan koma bahkan kematian.

Dalam kehamilan, terjadi perubahan pada sirkulasi darah, yaitu darah menjadi lebih kental, fungsi pompa jantung lebih berat akibat volume darah meningkat, dan perubahan pada dinding pembuluh darah. Inilah kondisi-kondisi yang menyebabkan ibu hamil lebih rentan terkena stroke. Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia juga termasuk beberapa kondisi dalam kehamilan yang dapat meningkatkan risiko stroke

2. Preeklampsia/Eklampsia

Preeklampsia adalah kondisi dalam kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan ditemukannya protein dalam urine. Preeklampsia terjadi ketika pembuluh darah plasenta mengalami gangguan, sehinga plasenta akan mengeluarkan protein proinflamasi ke beberapa organ yaitu pembuluh darah, liver dan ginjal. Kondisi ini biasanya muncul setelah kehamilan menginjak 20 minggu. Sementara eklampsia adalah episode kejang yang baru dialami dalam kehamilan. Kondisi ini dapat disertai koma yang terjadi saat kehamilan, saat melahirkan, atau setelah melahirkan.

  • Kejang pada eklampsia

Gejala eklampsia dapat berupa kejang yang terjadi satu kali atau lebih, dengan masing-masing episode berlangsung kira-kira 1 menit. Selama kejang, biasanya napas pasien terhenti.

Pada fase pertama kejang, yang berlangsung sekitar 15-20 detik, wajah berkedut dan tubuh pasien menjadi kaku. Fase kedua, yaitu 1 menit setelahnya, kejang dimulai dari otot rahang, wajah, kelopak mata, lalu menyebar ke seluruh tubuh (kelojotan). Saat kejang terjadi, dapat timbul komplikasi lain, seperti lidah yang tergigit, trauma kepala, patah tulang, dan gangguan pernapasan.

Fase koma terjadi setelah fase kedua. Lamanya fase ini bervariasi. Semakin lama koma berlangsung, semakin buruk prognosisnya. Pasien koma dapat kembali sadar setelah fase koma berakhir, namun ada juga kemungkinan mereka tetap dalam keadaan koma atau bahkan meninggal. Jika kembali sadar, pasien komam umumnya tidak dapat mengingat kejadian kejang yang baru saja terjadi, dan mungkin tampak gelisah usai sadar.

Walaupun kejadian kejang dan koma tidak dapat diprediksi, pasien dengan preeklampsia berat harus selalu diawasi, terutama jika timbul gejala-gejala berikut:

  • Sakit kepala
  • Refleks neurologis meningkat (dari pemeriksaan fisik oleh dokter)
  • Kadar protein tinggi dalam air seni
  • Edema (pembengkakan) pada seluruh tubuh
  • Gangguan pengelihatan
  • Nyeri perut kanan atas
  • Nyeri lambung

Baca Juga

  • Orang Koma Bisa Menangis, Tanda Otak Masih Bekerja
  • Cara Mengurus Akta Kematian dan Surat-surat yang Perlu Dibawa
  • Berbagai Posisi Pasien yang Sering Digunakan dalam Perawatan Medis

Penanganan pasien koma pada ibu hamil

Jika pasien jatuh ke dalam keadaan koma, penanganan pertama yang harus dilakukan adalah menstabilkan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi darah. Pemasangan alat bantu napas mungkin dibutuhkan. Sedangkan penanganan lainnya bergantung pada penyebab koma.

Kembali sadar atau tidaknya seorang pasien dari koma seringkali sulit diprediksi. Jika kerusakan sel otak yang terjadi berat, penderita koma mungkin akan mengalami kecacatan yang permanen atau bahkan tidak akan sadar sama sekali, dan masuk ke dalam kondisi vegetatif.

Advertisement

koma

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved