logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Wanita

Penyebab Klitoris Sakit Hingga Berbulan-Bulan

open-summary

Jika pernah mengalami vulva dan klitoris sakit terus-menerus, bisa jadi merupakan gejala vulvodynia. Vulva ini meliputi bagian terluar vagina seperti labia, klitoris, mulut vagina, dan mons pubis.


close-summary

2023-03-24 17:17:57

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Vulvodyna bisa sebabkan klitoris sakit

Vulvodyna bisa sebabkan klitoris sakit

Table of Content

  • Gejala vulvodynia atau klitoris sakit terus-menerus
  • Jenis nyeri vulva
  • Penyebab klitoris sakit dan faktor risiko vulvodynia
  • Diagnosis vulvodynia

Jika pernah mengalami vulva dan klitoris sakit terus-menerus, bisa jadi merupakan gejala vulvodynia. Vulva ini meliputi bagian terluar vagina seperti labia, klitoris, mulut vagina, dan mons pubis.

Advertisement

Seseorang dikatakan mengalami kelainan pada klitoris apabila rasa sakit ini berlangsung setidaknya selama tiga bulan. Padahal, tidak ada pemicu yang nyata seperti infeksi atau luka.

Gejala vulvodynia atau klitoris sakit terus-menerus

Ketika menderita vulvodynia, gejala yang muncul pada tiap orang bisa berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah:

  • Rasa nyeri dan sensasi terbakar
  • Sakit seperti ditusuk-tusuk atau ngilu
  • Vulva dan vagina terasa gatal
  • Sensasi gesekan di area vulva
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Nyeri saat memasukkan tampon atau menstrual cup
  • Klitoris sakit
  • Klitoris berdarah

Gejala-gejala di atas bisa muncul secara konstan atau sesekali. Apabila muncul sesekali, biasanya gejala semakin dominan saat tidak sengaja tersentuh, setelah buang air kecil, dan berolahraga.

Selain itu, aktivitas sehari-hari seperti duduk dan juga mengenakan celana terlalu ketat dapat memperparah tekanan pada area vulva dan memicu rasa sakit.

Lebih lanjut, vulvodynia bisa terjadi pada usia berapapun. Namun, studi pada tahun 2014 ini menemukan bahwa perempuan berusia 20-40 tahun yang paling berisiko mengalaminya karena masuk dalan usia aktif secara seksual.

Jenis nyeri vulva

Kondisi nyeri pada vulva ini diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu:

  • Vulvodynia umum. Ini berarti vulvodynia yang mulai terjadi secara spontan. Akibat dari kondisi ini akan muncul rasa nyeri pada vulva dan bisa bertahan hingga beberapa bulan bahkan tahun.
  • Vulvodynia lokal. Rasa nyeri terpusat di area tertentu di vulva, contohnya area klitoris sakit atau bibir vagina terasa nyeri. Biasanya, jenis vulvodynia ini disertai dengan rasa nyeri yang datang dan pergi.
  • Cyclic vulvitis. Nyeri vulva yang datang dan pergi bersamaan dengan siklus menstruasi. Biasanya, rasa sakit cenderung menjadi lebih parah tepat sebelum menstruasi dimulai.
  • Vestibulodynia. Sensasi sakit yang terjadi pada mulut vagina, tepatnya di bagian bibir dalam vulva. Ini terjadi karena serabut saraf di area tersebut sangat sensitif terhadap rasa sakit.

Penyebab klitoris sakit dan faktor risiko vulvodynia

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab dari vulvodynia. Kondisi ini pun tidak menular lewat hubungan seksual seperti halnya infeksi menular seksual.

Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan atau memicu terjadinya kondisi ini, seperti:

1. Trauma fisik atau seksual

Ujung saraf juga bisa mengalami kerusakan saat persalinan, mengalami kekerasan seksual, atau bercinta tanpa lubrikasi yang cukup. Aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada area vagina seperti bersepeda atau berkuda juga bisa membahayakan ujung saraf dan jaringan sekitarnya.

2. Iritasi atau kerusakan saraf

Utamanya, saraf yang bertugas untuk mengirimkan sinyal dari vulva ke otak. Tak hanya itu, seseorang juga bisa saja memiliki serabut saraf pendeteksi rasa nyeri lebih banyak di vulva dan memicu rasa nyeri berlebih.

3. Faktor genetik

Adanya kelainan genetik atau kelainan pada klitoris juga bisa memicu terjadinya reaksi berlebih pada sel-sel. Ini akan membuat sensasi rasa sakit lebih dominan saat peradangan terjadi di area vulva. Selain itu, peradangan juga membuat jaringan membengkak, memerah, dan terasa panas saat disentuh.

4. Infeksi jamur berulang

Para peneliti menilai infeksi jamur pada vulva yang terjadi berulang bisa jadi meningkatkan produksi serabut saraf di area tersebut. Tentu saja akibatnya, sensasi klitoris sakit atau nyeri di bagian vulva lainnya akan jadi lebih parah.

5. Kondisi nyeri kronis

Seseorang dengan vulvodynia bisa jadi dua atau tiga kali lipat lebih rentan mengalami kondisi nyeri kronis seperti fibromyalgia dan sindrom radang usus. Keduanya adalah penyakit yang berkaitan dengan kondisi peradangan.

6. Alergi

Penggunaan sabun, gel, atau cairan pembersih kewanitaan dapat menimbulkan reaksi alergi pada area vulva. Selain itu, zat kimia ini juga bisa menimbulkan iritasi, peradangan, dan juga rasa sakit.

7. Terapi hormon

Bisa saja, perempuan dengan masalah klitoris sakit atau keluhan lainnya pernah melakukan terapi hormon sebelumnya. Namun, tidak terbukti ada hubungan antara nyeri di vulva dengan penggunaan KB.

Diagnosis vulvodynia

Pertama-tama, dokter akan bertanya seputar gejala yang telah dirasakan. Kemudian, dokter juga akan memeriksa kondisi vulva serta vagina. Dari situ akan dirumuskan beberapa penyebab umum terjadinya kelainan pada klitoris atau vulva, seperti peradangan atau infeksi. Untuk melakukannya, perlu ada pemeriksaan sampel cairan vagina.

Selain itu, dokter juga mungkin menekan perlahan bagian berbeda pada vulva dengan cotton swab. Dari situ, dokter akan bertanya seberapa tingkat rasa sakit.

Mengingat kondisi ini cukup kompleks, tidak ada satu penanganan yang bisa efektif untuk semua orang. Perlu ada gabungan beberapa penanganan sekaligus untuk membantu meredakan gejala.

Beberapa pilihan penanganan bisa berupa:

  • Krim pereda rasa sakit yang mengandung lidocaine
  • Obat antidepresan tricyclic dosis rendah untuk mengurangi rasa nyeri
  • Obat antikejang yang bekerja serupa dengan obat antidepresan
  • Biofeedback dengan meletakkan sensor di vagina untuk memperkuat otot dasar panggul
  • Pijat untuk membuat otot yang tegang jadi lebih rileks
  • Terapi perilaku kognitif untuk mengatasi nyeri kronis
  • Operasi mengangkat jaringan yang iritasi

Biasanya, gejala bisa membaik setelah beberapa bulan sejak penanganan mulai dilakukan. Namun khusus untuk operasi, ini lebih langka terjadi.

Jika Anda ingin berdiskusi lebih lanjut seputar keluhan kelainan pada klitoris seperti klitoris berdarah dan semacamnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakit wanitakesehatan wanitaorgan intim wanita

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved