Jika pernah mengalami vulva dan klitoris sakit terus-menerus, bisa jadi merupakan gejala vulvodynia. Vulva ini meliputi bagian terluar vagina seperti labia, klitoris, mulut vagina, dan mons pubis.
2023-03-24 17:17:57
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Vulvodyna bisa sebabkan klitoris sakit
Table of Content
Jika pernah mengalami vulva dan klitoris sakit terus-menerus, bisa jadi merupakan gejala vulvodynia. Vulva ini meliputi bagian terluar vagina seperti labia, klitoris, mulut vagina, dan mons pubis.
Advertisement
Seseorang dikatakan mengalami kelainan pada klitoris apabila rasa sakit ini berlangsung setidaknya selama tiga bulan. Padahal, tidak ada pemicu yang nyata seperti infeksi atau luka.
Ketika menderita vulvodynia, gejala yang muncul pada tiap orang bisa berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah:
Gejala-gejala di atas bisa muncul secara konstan atau sesekali. Apabila muncul sesekali, biasanya gejala semakin dominan saat tidak sengaja tersentuh, setelah buang air kecil, dan berolahraga.
Selain itu, aktivitas sehari-hari seperti duduk dan juga mengenakan celana terlalu ketat dapat memperparah tekanan pada area vulva dan memicu rasa sakit.
Lebih lanjut, vulvodynia bisa terjadi pada usia berapapun. Namun, studi pada tahun 2014 ini menemukan bahwa perempuan berusia 20-40 tahun yang paling berisiko mengalaminya karena masuk dalan usia aktif secara seksual.
Kondisi nyeri pada vulva ini diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu:
Tidak diketahui secara pasti apa penyebab dari vulvodynia. Kondisi ini pun tidak menular lewat hubungan seksual seperti halnya infeksi menular seksual.
Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan atau memicu terjadinya kondisi ini, seperti:
Ujung saraf juga bisa mengalami kerusakan saat persalinan, mengalami kekerasan seksual, atau bercinta tanpa lubrikasi yang cukup. Aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada area vagina seperti bersepeda atau berkuda juga bisa membahayakan ujung saraf dan jaringan sekitarnya.
Utamanya, saraf yang bertugas untuk mengirimkan sinyal dari vulva ke otak. Tak hanya itu, seseorang juga bisa saja memiliki serabut saraf pendeteksi rasa nyeri lebih banyak di vulva dan memicu rasa nyeri berlebih.
Adanya kelainan genetik atau kelainan pada klitoris juga bisa memicu terjadinya reaksi berlebih pada sel-sel. Ini akan membuat sensasi rasa sakit lebih dominan saat peradangan terjadi di area vulva. Selain itu, peradangan juga membuat jaringan membengkak, memerah, dan terasa panas saat disentuh.
Para peneliti menilai infeksi jamur pada vulva yang terjadi berulang bisa jadi meningkatkan produksi serabut saraf di area tersebut. Tentu saja akibatnya, sensasi klitoris sakit atau nyeri di bagian vulva lainnya akan jadi lebih parah.
Seseorang dengan vulvodynia bisa jadi dua atau tiga kali lipat lebih rentan mengalami kondisi nyeri kronis seperti fibromyalgia dan sindrom radang usus. Keduanya adalah penyakit yang berkaitan dengan kondisi peradangan.
Penggunaan sabun, gel, atau cairan pembersih kewanitaan dapat menimbulkan reaksi alergi pada area vulva. Selain itu, zat kimia ini juga bisa menimbulkan iritasi, peradangan, dan juga rasa sakit.
Bisa saja, perempuan dengan masalah klitoris sakit atau keluhan lainnya pernah melakukan terapi hormon sebelumnya. Namun, tidak terbukti ada hubungan antara nyeri di vulva dengan penggunaan KB.
Pertama-tama, dokter akan bertanya seputar gejala yang telah dirasakan. Kemudian, dokter juga akan memeriksa kondisi vulva serta vagina. Dari situ akan dirumuskan beberapa penyebab umum terjadinya kelainan pada klitoris atau vulva, seperti peradangan atau infeksi. Untuk melakukannya, perlu ada pemeriksaan sampel cairan vagina.
Selain itu, dokter juga mungkin menekan perlahan bagian berbeda pada vulva dengan cotton swab. Dari situ, dokter akan bertanya seberapa tingkat rasa sakit.
Mengingat kondisi ini cukup kompleks, tidak ada satu penanganan yang bisa efektif untuk semua orang. Perlu ada gabungan beberapa penanganan sekaligus untuk membantu meredakan gejala.
Beberapa pilihan penanganan bisa berupa:
Biasanya, gejala bisa membaik setelah beberapa bulan sejak penanganan mulai dilakukan. Namun khusus untuk operasi, ini lebih langka terjadi.
Jika Anda ingin berdiskusi lebih lanjut seputar keluhan kelainan pada klitoris seperti klitoris berdarah dan semacamnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cewek berkumis seringkali dikaitkan dengan nafsu seksual yang tinggi. Padahal, kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik, hormon testosteron, hingga penyakit serius.
Kolposkopi adalah pemeriksaan vagina untuk mendiagnosis perubahan sel di area tersebut. Perubahan sel bisa menandakan kutil kelamin, polip, hingga kanker serviks.
Serviks adalah mulut rahim. Serviks terletak di antara rahim dan vagina. Bentuknya bulat kecil dengan lubang yang disebut sebagai os. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ektoserviks, endoserviks, dan zona transformasi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved