Penyebab kesurupan dari sisi medis adalah dissosiative disorder. Ini merupakan gangguan kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami “putus hubungan” dengan pikiran, memori, lingkungan sekitar, pergerakan, maupun identitas dirinya.
3.5
(38)
17 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyebab kesurupan secara medis adalah dissosiative disorder
Table of Content
Kesurupan sering dikaitkan dengan hal gaib dan kondisi ini sudah sering ditemukan di berbagai belahan dunia. Hal ini membuat penelitian mengenai kondisi tersebut menarik minat banyak ahli. Para ahli tersebut ingin mengetahui, apa sebenarnya penyebab kesurupan secara ilmiah?
Advertisement
Para ahli berpendapat, kondisi yang sering disebut sebagai kesurupan menyerupai gangguan kejiwaan. Agar tidak semakin penasaran, yuk, simak lebih jauh penjelasan mengenai kesurupan dari sudut pandang medis.
Dari sisi ilmiah, kesurupan bisa disebut sebagai trance and possesion disorder. Menurut WHO dalam ICD 10 versi 2008, trance and possesion disorder adalah gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang mengalami kehilangan identitas pribadi sementara dan kesadaran penuh dari lingkungan.
Mendalami penyebab kesurupan secara ilmiah memang menarik. Para ahli pun berpendapat demikian. Karenanya, berdasarkan hasil penlitian serta berbagai diskusi, kesurupan kemudian dikelompokkan dalam kategori penyakit kejiwaan dan sudah masuk ke dalam diagnostic and statistical manual of mental disorder (DSM), suatu acuan diagnosis untuk penyakit kejiwaan, edisi ke IV.
Trance adalah suatu kondisi mental yang membuat penderitanya tidak menyadari apapun yang terjadi padanya, maupun lingkungan di sekitarnya, pada periode tertentu. Sementara itu, possesion disorder, sebenarnya mirip dengan gangguan psikosis.
Penetapan trance dan possesion disorder sebagai suatu diagnosis kelainan mental, meski sudah dimasukkan ke dalam DSM IV pun, saat itu masih menimbulkan perdebatan.
Ada ahli yang berpendapat, bahwa kondisi ini sebenarnya tidak perlu menjadi diagnosis tersendiri. Sebab, gejalanya masih bisa dimasukkan ke dalam gangguan kejiwaan yang sudah ada seperti gangguan kepribadian, skizofrenia dan diagnosis lainnya.
Lalu, karena perdebatan tersebut, pada keluaran DSM edisi selanjutnya yaitu DSM V, kesurupan kemudian dimasukkan menjadi bagian dari dissociative disorder. Namun, masuknya kesurupan dalam dissociative disorder pun disertai dengan catatan tersendiri.
BACA JUGA: Mengenal Phasmophobia atau Ketakutan Terhadap Hantu
Dissociative disorder atau gangguan disosiatif adalah kelainan mental yang membuat penderitanya mengalami “putus hubungan” dengan pikiran, memori, lingkungan sekitar, pergerakan, maupun identitas dirinya.
Gangguan ini dibagi menjadi tiga kondisi utama, yaitu dissociative amnesia, dissociative identity disorder, dan depersonalization-derealization disorder.
Ciri utama dari kondisi ini adalah hilangnya memori tanpa sebab yang jelas. Penderitanya bisa tiba-tiba tidak mengenali dirinya sendiri, keluarga, maupun teman, terutama apabila orang-orang tersebut pernah menimbulkan trauma.
Hilang ingatan ini bisa terjadi selama beberapa menit, jam, atau dalam kondisi yang lebih lama, hingga hitungan bulan dan tahun.
Kondisi ini sebenarnya lebih dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda. Penderita gangguan ini mungkin merasakan bahwa ada orang lain di dalam diri yang mengatur pikirannya. Terkadang, para penderita gangguan ini merasa kerasukan makhluk lain.
Orang yang tinggal di dalam diri penderita gangguan ini bisa berjumlah dua orang atau lebih dan masing-masingnya memiliki nama, riwayat hidup, dan perilaku yang berbeda dari pribadi yang “asli”.
Bahkan, kepribadian yang lain tersebut juga bisa memiliki jenis kelamin yang berbeda, suara berbeda, hingga penyakit yang berbeda. Sebagai contoh, pada kondisi sadar, penderita gangguan ini sebenarnya tidak memerlukan kacamata untuk melihat, namun, kepribadiannya yang lain memerlukannya.
Sementara itu pada jenis gangguan ini, penderitanya akan merasa berada di luar raga, sehingga bisa mengamati perilaku, perasaan, dan pikiran diri sendiri dari jauh, seperti sedang menonton sebuah film.
Orang lain disekitar penderita juga akan terasa seperti bayangan semu, dengan waktu yang bisa terasa lebih cepat, atau justru lebih lambat. Kondisi ini biasanya hanya terjadi beberapa saat, dan bisa kambuh.
BACA JUGA: Penyebab Ketindihan Saat Tidur dari Sisi Medis
Masuknya kesurupan sebagai bagian dari dissociative disorder bukan tanpa alasan. Sebab, keduanya sebenarnya memiliki kaitan yang cukup erat.
Sebuah penelitian pernah dilakukan di Uganda mengenai kejadian kesurupan pada pemuda yang tinggal di daerah bekas medan perang. Para peneliti tersebut membandingkan anak muda yang pernah mengalami penculikan dan dipaksa untuk bertarung sebagai tentara, dengan pemuda tanpa pengalaman traumatik.
Hasilnya, kesurupan jauh lebih sering terjadi pada anak yang pernah diculik dan mengalami kekerasan. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa trauma seperti kekerasan seksual dan dipaksa berperang merupakan kondisi yang bisa menjadi penyebab kesurupan atau melatarbelakanginya.
Selain itu, kesurupan juga dinilai memiliki kaitan erat dengan tekanan psikologis, tingkat keinginan bunuh diri yang lebih tinggi, dan post-traumatic disorder (PTSD).
Di sisi lain, orang yang pernah mengalami kekerasan fisik maupun seksual semasa kecil, serta penelantaran di masa kecil berisiko lebih besar terkena dissociative identity disorder. Kebanyakan orang yang mengalami gangguan tersebut memiliki pengalaman traumatis.
Mengelompokkan kesurupan sebagai suatu diagnosis medis, membuatnya bisa ditangani pula secara medis. Namun, penyebab kesurupan secara ilmiah dan medis, memang masih membutuhkan banyak penelitian.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Tes psikologi dapat membantu mendiagnosis gangguan kepribadian yang dialami. Jenis tes psikologi adalah tes untuk pekerjaan, kesehatan, dan edukasi.
Gangguan psikologis perlu untuk segera ditangani karena berdampak pada kehidupan sehari-hari penderitanya. Salah satu caranya adalah dengan mengunjungi psikolog atau psikiater. Namun, perbedaan psikolog dan psikiater tidak hanya sekedar dari wewenang pemberian resep obat saja.
Alexithymia adalah kondisi seseorang yang membuatnya sulit memahami atau mengungkapkan emosi. Diperkirakan satu dari sepuluh orang mengalami kondisi ini. Walau bukan gangguan mental yang berdiri sendiri, alexithymia tetap dapat ditangani oleh ahli kejiwaan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Rahmita Dewi
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved