logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Wanita

8 Penyebab Keputihan Berdarah dan Cara Mengatasi

open-summary

Salah satu penyabab keputihan berdarah atau muncul bercak warna lainnya adalah tanda menopause dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Namun, kondisi ini juga normal saja terjadi saat hamil.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

25 Jun 2020

Keputihan berdarah sebenarnya tidak selalu menandakan adanya gangguan medis

Keputihan berdarah bisa saja menandakan adanya infeksi ataupun kondisi medis lainnya

Table of Content

  • Apa penyebab keputihan berdarah?
  • Cara mengatasi keputihan disertai darah

Keputihan sebelum haid merupakan proses alami yang bisa saja terjadi. Namun, jika keluarnya keputihan berdarah darah disertai dengan aroma tidak sedap dan perubahan warna, sebaiknya Anda perlu waspada. Pasalnya, keputihan bercampur darah atau muncul bercak warna lainnya bisa saja menandakan adanya infeksi ataupun kondisi medis lainnya.

Advertisement

Apa penyebab keputihan berdarah?

Keputihan berdarah sebenarnya tidak selalu menandakan adanya gangguan medis. Jika keputihan disertai darah muncul di antara siklus menstruasi, maka tidak ada bahaya yang perlu dikhawatirkan.

Akan tetapi, jika sebaliknya, maka ada infeksi ataupun kondisi medis yang memang perlu Anda waspadai. Berikut adalah beberapa penyebab keputihan berdarah, baik yang normal maupun tidak normal.

1. Ketidakseimbangan hormon

Dikutip dari WebMD, salah satu penyebab keputihan berdarah adalah ketidakseimbangan hormon. Ketika mengalami ketidakseimbangan hormon, ovarium Anda gagal melepaskan sel telur sesuai waktu yang seharusnya. Akibatnya, Anda akan mengalami keputihan disertai darah di antara siklus haid.

Kondisi ovarium yang gagal melepaskan sel telur dikenal juga dengan siklus anovulasi. Siklus anovulasi biasanya terjadi pada perempuan yang baru pertama kali menstruasi dan pada wanita yang mendekati waktu menopause.

2. Kehamilan

Penyebab keputihan berdarah yang Anda alami bisa juga menjadi ciri-ciri kehamilan. Hal ini bisa terjadi akibat sel telur berhasil dibuahi oleh sperma dan menempel ke dinding rahim. Keputihan bercampur darah yang menjadi tanda-tanda kehamilan biasa dikenal dengan perdarahan implantasi atau Hartman Sign.

Perdarahan implantasi umumnya terjadi 1-2 minggu setelah sel telur dibuahi. Keputihan yang muncul akan berwarna cokelat hingga merah. Sebanyak 15%-25% wanita hamil mengalami kondisi keputihan disertai darah ini pada usia kehamilan trimester pertama.

Jadi, jika Anda akhir-akhir ini cukup aktif berhubungan seks dan belum kunjung mengalami menstruasi, cobalah lakukan cek kehamilan menggunakan test pack. Atau untuk mendapatkan hasil yang akurat, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk dilakukan pemeriksaan USG.

Namun, Anda perlu waspada apabila sedang hamil dan mengalami keputihan berdarah setelah usia kehamilan trimester pertama. Pasalnya, kondisi ini bisa jadi tanda-tanda:

  • Keguguran, biasanya terjadi pada usia kehamilan 13 minggu pertama
  • Kehamilan ektopik, ketika kehamilan terjadi di luar rahim
  • Persalinan prematur
  • Adanya gangguan pada leher rahim (serviks)
  • Adanya gangguan pada plasenta

3. Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi, seperti pil KB, juga dapat menjadi penyebab keputihan berdarah atau kecokelatan. Kondisi ini umum terjadi pada penggunaan pil KB jenis progestin.

Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi IUD atau KB spiral juga dapat mengeluarkan hormon yang menimbulkan keputihan disertai darah, terutama selama beberapa bulan pertama penggunaan. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat terjadi di luar siklus menstruasi.

Namun, Anda tak perlu khawatir karena keputihan bercampur darah yang disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi cenderung normal. Biasanya kondisi ini dapat terjadi antara 6-12 bulan.

Anda dapat berkonsultasi dengan dokter apabila keputihan berdarah yang Anda alami justru semakin memburuk.

Baca juga: Keputihan Warna Putih Susu Pertanda Apa? Tenang, Belum Tentu Penyakit!

4. Tanda menopause

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi pada wanita berusia 40-50 tahun. Salah satu penyebab keputihan pada wanita menopause adalah karena adanya perubahan pH pada organ intim yang membuatnya kurang asam akibat adanya penurunan hormon estrogen dalam tubuh. 

Umumnya, tanda-tanda menopause akan muncul selama bertahun-tahun. Salah satu tanda menopause adalah perdarahan ringan dan tidak teratur, yang tampak seperti keputihan berdarah.

Keputihan bercampur darah juga dapat terjadi pada wanita di tahap awal menopause karena melakukan terapi pengganti hormon untuk mengendalikan ketidakseimbangan hormon.

5. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Penyebab keputihan berdarah yang bisa jadi membahayakan adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS adalah jenis penyakit yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormon androgen dalam tubuh. Akibatnya, siklus menstruasi Anda menjadi tidak teratur serta tumbuh rambut berlebih di area wajah dan dada.

Bagi Anda yang mengalami gejala PCOS, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Sebelum memberikan pengobatan PCOS, dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami, kondisi kesehatan Anda, serta apakah Anda ingin hamil atau tidak.

Biasanya, dokter akan memberikan terapi progestin atau alat kontrasepsi untuk membuat siklus haid Anda menjadi lebih teratur. Selain itu, ada beberapa jenis obat yang diberikan untuk membuat ovarium dapat melakukan pembuahan serta mengendalikan rambut berlebih di wajah dan tubuh.

6. Vaginitis

Jenis peradangan pada vagina ini disebabkan oleh infeksi jamur, bakterial vaginosis, dan trikomoniasis. Vaginitis dapat menyebabkan rasa gatal, keputihan, nyeri saat buang air kecil, dan perdarahan ringan di luar siklus menstruasi.

Biasanya dokter akan memberikan penanganan berupa pemberian obat pil atau krim untuk mengobatinya.

7. Klamidia

Jenis infeksi penyakit menular seksual ini dapat menyebabkan perdarahan di luar waktu menstruasi dan setelah berhubungan seks. Anda juga mungkin akan mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan nyeri di perut bagian bawah.

Segera konsultasikan dengan dokter apabila Anda mengalami tanda-tanda klamidia. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk mengobatinya.

8. Penyakit radang panggul

Ketika penyakit menular seksual, seperti klamidia, tidak segera diatasi, maka infeksi bisa menyebar hingga ke rahim dan organ-organ reproduksi lainnya sehingga menimbulkan penyakit radang panggul.

Jenis penyakit ini dapat menjadi penyebab keputihan berdarah di luar siklus menstruasi dan setelah berhubungan seksual. Selain itu, keputihan disertai darah juga diikuti dengan aroma yang tidak menyengat dan radang panggul.

Jika Anda mengalami gejala penyakit radang panggul, segera periksakan diri ke dokter. Penyakit ini dapat sembuh apabila diberikan pengobatan yang tepat, seperti pemberian obat antibiotik.

Namun, jika kondisi penyakit radang panggul tergolong serius, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani perawatan di rumah sakit.

9. Gangguan pada rahim, serviks, atau ovarium

Meski jarang terjadi, keputihan bercampur darah juga dapat menjadi gejala kondisi serius pada organ reproduksi Anda, seperti rahim, serviks, atau ovarium. Beberapa gangguan medis tersebut, antara lain:

  • Endometriosis, kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim
  • Kista ovarium yang pecah
  • Kanker rahim
  • Kanker serviks
  • Kanker ovarium

10. Gangguan fungsi kelenjar tiroid

Keputihan disertai darah juga dapat terjadi akibat pengaruh fungsi kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) ataupun kurang aktif (hipotiroid) sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar hormon wanita.

Jika keputihan berdarah Anda disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar tiroid, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan memberikan penanganan yang tepat sesuai usia dan tingkat keparahan kondisi Anda, seperti pemberian obat-obatan tiroid hingga tindakan bedah.

Baca juga: Cara Mengatasi Keputihan dengan Bawang Putih, Ini Efek Sampingnya

Cara mengatasi keputihan disertai darah

Pada beberapa kasus, keputihan disertai darah merupakan bagian dari siklus menstruasi atau tanda-tanda hamil sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Namun, keputihan bercampur darah bisa menjadi salah satu indikasi kondisi medis yang lebih serius.

Untuk memastikan apakah keputihan berdarah yang Anda alami merupakan normal atau tidak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Terlebih jika Anda mengeluhkan keputihan bercampur darah disertai bau, rasa tidak nyaman di area vagina, atau gejala medis lainnya.

Dengan demikian, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai penyebab keputihan berdarah yang Anda alami.

Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Advertisement

kesehatan organ intimkesehatan wanitakeputihanorgan intim wanita

Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved