Hamil palsu adalah kondisi seorang yang wanita merasakan adanya bayi saat mereka tidak sedang mengandung. Hal ini umumnya terjadi karena adanya masalah psikologis.
22 Mar 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hamil palsu membuat seseorang akan merasa yakin bahwa mereka hamil
Table of Content
Hamil palsu rupanya kondisi yang bisa dijumpai meskipun terdengar tidak lazim.
Advertisement
Kehamilan biasanya menjadi sebuah momen yang menyenangkan bagi para pasangan suami istri. Akan tetapi, kehamilan tidak selalu berakhir membahagiakan.
Sebab, walaupun jarang terjadi, seorang wanita bisa saja merasa bahwa ia hamil karena gejala-gejala yang muncul mirip dengan kehamilan, padahal bukan.
Inilah kondisi yang disebut sebagai hamil palsu.
Secara medis, kondisi yang juga disebut pseudocyesis adalah kondisi adanya keyakinan bahwa Anda mengharapkan bayi ketika Anda tidak benar-benar mengandung.
Ketika mengalami ini, wanita akan seolah-olah mengalami gejala kehamilan. Hal ini lah yang membuat seorang wanita yakin jika ia sedang hamil.
Menurut American Pregnancy Association, orang dengan pseudocyesis biasanya banyak mengalami gejala-gejala umum yang biasa muncul pada ibu hamil.
Gejala hamil yang dimaksud, mulai dari mual, muntah, berat badan naik, hingga sakit punggung.
Meskipun penyebabnya masih belum diketahui, belakangan para dokter mulai memahami bahwa penyebab pseudocyesis adalah karena masalah psikologis dan fisik.
Beberapa masalah fisik yang mampu menyebabkan hamil palsu atau hamil bohongan adalah:
Selain itu, dokter menduga bahwa faktor psikologis mungkin menjadi penyebab kehamilan palsu yang utama karena dapat mengelabui tubuh untuk "merasakan" bahwa tubuh sedang hamil.
Ketika seorang wanita merasakan keinginan yang kuat untuk hamil, yang mungkin disebabkan oleh ketidaksuburan, keguguran yang berulang-ulang, menopause, atau keinginan untuk menikah, tubuhnya dapat memberikan tanda-tanda kehamilan.
Baca Juga
Mulai dari perut bengkak, payudara membesar, dan bahkan sensasi gerakan janin.
Otak perempuan kemudian salah menafsirkan sinyal tersebut sebagai kehamilan dan memicu pelepasan hormon, seperti estrogen dan prolaktin, yang mengarah pada gejala kehamilan yang sebenarnya. Padahal, sejatinya kondisi tersebut merupakan pseudocyesis.
Selain itu, penyebab kehamilan palsu lainnya antara lain akibat kemiskinan, kurangnya pendidikan, pelecehan seksual masa kanak-kanak, atau masalah hubungan yang memungkinkan terjadinya permainan peran dan kondisi tubuh.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa ini tidak sama dengan mengklaim hamil untuk mendapatkan keuntungan atau memiliki delusi kehamilan sebagaimana yang terjadi pada pasien dengan skizofrenia.
Wanita yang mengalami hamil palsu atau pseudocyesis akan menunjukkan banyak gejala yang sama dengan para ibu yang benar-benar hamil.
Inilah gejala kehamilan palsu yang biasanya dirasakan:
Menurut studi yang diterbitkan International Journal of Reproductive BioMedicine, dari beragam gejala di atas, gangguan menstruasi dan perubahan pada payudara adalah hal yang paling sering dijumpai.
Tanda-tanda ini dapat berlangsung selama beberapa minggu, selama sembilan bulan, atau bahkan untuk beberapa tahun.
Bahkan, sebagian kecil dari pasien dengan kondisi ini akan datang ke rumah persalinan dengan keluhan seperti akan menjalani persalinan.
Untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami hamil palsu atau tidak, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Mulai dari mengevaluasi gejala hamil, melakukan pemeriksaan panggul, dan melakukan pemeriksaan USG perut. Pemeriksaannya akan sama seperti tes yang digunakan untuk memvisualisasikan bayi yang belum lahir selama kehamilan normal.
Kadang-kadang, dokter akan menemukan beberapa perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, seperti rahim yang membesar dan serviks yang lunak.
Namun, pada kasus ini, tidak ada bayi yang akan terlihat di USG serta tidak akan ada detakan jantung.
Selain itu, perlu diingat bahwa tes kehamilan melalui urine akan selalu menunjukkan hasil negatif dalam kasus ini.
Apabila terbukti bahwa gejala yang dialami oleh Anda atau orang sekitar Anda adalah hamil yang palsu, dokter akan menyampaikan bahwa gejala kehamilan yang dialami bukanlah karena kehamilan asli.
Ketika seorang wanita percaya sudah merasakan bahwa ia mengalami tanda-tanda hamil, khususnya untuk jangka waktu beberapa bulan, tentu kabar tersebut akan menjadi hal yang menyedihkan apabila mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak hamil.
Baca Juga
Maka dari itu, dokter perlu sangat berhati-hati untuk menjelaskan kondisi yang sebenarnya dialami tanpa membuat pasien kecewa.
Dokter mungkin juga akan memberikan dukungan emosional dan penanganan lebih lanjut, seperti menyarankan konseling atau psikoterapi, guna mencegah atau mengatasi depresi yang bisa memperburuk kondisi.
Pastikan juga pasangan selalu memberikan pendampingan psikologis, termasuk terapi, untuk membantu pasien dengan pseudocyesis pulih dari kekecewaannya.
Menunjukkan bukti bahwa seorang wanita benar-benar tidak hamil melalui teknik penggambaran seperti USG adalah cara yang paling akurat untuk membuat masalah ini berakhir.
Hamil yang palsu tidak dianggap sebagai suatu penyakit fisik, melainkan masalah psikologis yang tidak memiliki rekomendasi umum untuk mengatasinya dengan obat-obatan.
Namun, jika apabila wanita tersebut mengalami gejala menstruasi tidak teratur, obat dapat diresepkan.
Hamil palsu umumnya berlangsung pada wanita yang mengalami ketidakstabilan psikologis.
Oleh karena itu, mereka harus dirawat dengan seorang psikolog klinis dan psikiater untuk pengobatan lebih lanjut.
Selain itu, dokter kandungan pun juga turut andil untuk penanganan hamil yang palsu ini.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait komplikasi kehamilan hingga proses kehamilan, Anda bisa menghubungi dokter secara gratis melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Miring ke kiri sering dianggap sebagai posisi tidur yang baik untuk ibu hamil dan paling aman untuk bayi. Posisi ini dianggap ideal karena memungkinkan aliran darah yang optimal dan mengurangi tekanan pada organ hati dan ginjal ibu hamil, sehingga kedua organ tersebut tetap bisa berfungsi dengan baik.
Pitting edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan cairan. Kondisi ini juga biasa terjadi pada ibu hamil dan disebabkan oleh berbagai hal seperti obesitas hingga diabetes.
Selain perubahan fisik yang nyata, faktor hormonal juga bisa menyebabkan gatal ruam saat hamil. Selain itu, ada banyak keluhan ibu hamil lain yang terkadang sulit dijelaskan penyebabnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved