Achmad Yurianto, mantan jubir pemerintah untuk Covid-19, meninggal dunia (21/5) setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan akibat kanker usus stadium akhir. Hingga kini, penyebab kanker usus belum diketahui. Namun, ada hal-hal yang meningkatkan risikonya. Perubahan pola BAB adalah salah satu gejala kanker usus yang patut diwaspadai
23 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Achmad Yurianto meninggal dunia (21/5) setelah sebelumnya sempat mendapatkan perawatan kanker usus
Table of Content
Mantan juru bicara pemerintah untuk Covid-19, dr. Achmad Yurianto meninggal dunia pada Sabtu (21/5). Juru bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, menyebut bahwa dr. Yuri, sapaan akrabnya, sempat mengalami kanker usus stadium akhir sebelum wafatnya.
Advertisement
Mengetahui penyebab dan gejalanya dapat membantu Anda mencegah ataupun mengobati sejak dini sehingga peluang sembuh menjadi lebih besar.
Kanker usus sebenarnya adalah istilah umum yang menggambarkan pertumbuhan sel-sel abnormal di organ usus. Namun, usus sendiri memiliki beberapa bagian dan sel kanker bisa tumbuh di mana saja di bagian usus tersebut.
Kanker usus yang paling umum terjadi adalah kanker usus besar. Mengutip laman departemen kesehatan negara bagian Victoria, Australia, Better Health Channel, pada awal kemunculannya kanker usus bisa saja tidak menunjukkan ciri-ciri yang berarti.
Beberapa gejala kanker usus yang patut Anda waspadai, antara lain:
Meski begitu, mengalami berbagai gejala di atas bukan berarti Anda pasti menderita kanker usus. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya.
Waspadalah jika gejala di atas muncul dan periksakan ke dokter untuk mencari penyebabnya.
Seperti jenis kanker lainnya, kanker usus disebabkan oleh mutasi sel-sel di usus sehingga mengalami pertumbuhan yang abnormal. Belum diketahui secara pasti penyebab sel-sel tersebut bermutasi menjadi kanker. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker usus besar.
Beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker usus, antara lain:
Sebagian besar orang yang menderita kanker usus besar mengalaminya pada usia di atas 50 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi pada mereka yang berusia lebih muda.
Salah satu penyebab kanker usus juga dapat bermula dari munculnya polip. Polip usus adalah benjolan kecil yang tidak bersifat ganas, pada permukaan usus.
Setelah jangka waktu tertentu, polip usus mungkin saja berkembang menjadi kanker.
Penyakit-penyakit tertentu yang menimbulkan peradangan kronis pada usus bisa meningkatkan risiko kanker kolon di kemudian hari. Contohnya, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Sementara pada kanker usus halus, penyakit celiac juga bisa menjadi salah satu faktor risikonya. Walau penyebab pastinya belum jelas, gejala dari kondisi autoimun ini muncul ketika penderita mengonsumsi gluten.
Jika ada orang tua atau saudara kandung Anda yang menderita kanker usus besar maupun halus, hal ini akan turut meningkatkan risiko Anda untuk terkena penyakit serupa.
Banyak riset yang telah menemukan kaitan antara timbulnya kanker usus dengan pola makan tertentu. Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan daging olahan disebut jadi salah satu faktor penyebab seseorang mengalami kanker usus. Terlebih jika tidak diimbangi dengan konsumsi sayur dan buah yang banyak.
Baca juga: Kolonoskopi virtual, Prosedur Tanpa Pembedahan untuk Deteksi Kanker Usus Besar
Orang yang jarang bergerak dan beraktivitas fisik, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar.
Pengidap obesitas mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami kanker usus besar, bahkan meninggal karena penyakit ini bila dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
Penyakit kencing manis maupun kondisi resistensi insulin juga menjadi salah satu faktor penyebab kanker usus besar.
Kedua kebiasaan ini tak hanya bisa menjadi faktor penyebab kanker usus besar maupun halus, tapi juga berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Khusus untuk kanker usus halus, kaum pria memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi dibandingkan para wanita. Namun dalang di balik faktor risiko ini belum diketahui dengan pasti.
Tinggal atau bekerja di area yang banyak terpapar zat kimia tertentu pun dikatakan dapat menjadi faktor penyebab kanker usus halus.
Kanker bersifat progresif, yang artinya secara umum penyakit ini tidak langsung menunjukkan gejala yang parah sehingga seringkali baru disadari saat kanker telah menyebar. Untuk itu, Anda harus waspada dan berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Selain menanyakan gejala Anda secara rinci, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Jenis pemeriksaan lanjutan ini bisa berupa pencitraan. Contohnya, tes darah, rontgen, CT scan, atau MRI. Dengan begitu, dokter bisa mendeteksi ada tidaknya keabnormalan dalam usus.
Bila dibutuhkan, dokter juga akan meminta pasien untuk menjalani endoskopi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang fleksibel dengan ujung berkamera langsung ke saluran pencernaan pasien, agar kondisinya bisa dievaluasi.
Melalui serangkaian pemeriksaan penunjang tersebut, dokter dapat mengetahui beragam gangguan pada usus yang bisa saja menjadi penyebab kanker usus. Proses ini juga akan sekaligus menentukan diagnosis Anda.
Hingga kini belum ada cara mencegah kanker usus yang pasti karena penyebabnya pun belum diketahui. Namun, melansir dari American Cancer Society, Anda tetap bisa meminimalisir risikonya.
Beberapa cara menurunkan risiko kanker usus, yaitu:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyarankan untuk deteksi dini pada masyarakat Indonesia. Pilihan pemeriksaan skrining ini ditentukan berdasarkan risiko dan pilihan individual, serta akses terhadap fasilitas kesehatan.
Pada orang dewasa dengan risiko sedang, skrining harus dimulai pada orang yang berusia 50 tahun dengan pilihan pemeriksaan sebagai berikut:
Pengobatan kanker usus kecil dan usus besar tergantung dari lokasi tumbuhnya kanker, stadium kanker, usia pasien, dan pertimbangan medis lainnya. Penanganan umumnya melibatkan operasi untuk membuang jaringan kanker, terapi radiasi, serta kemoterapi.
Bila terdeteksi sejak dini dan ditangani secepatnya, harapan hidup penderita kanker usus juga akan meningkat.
Jadi jangan tunda konsultasi ke dokter untuk mengetahui perlu tidaknya Ada menjalani skrining kanker usus. Terutama jika ada kejanggalan atau keluhan tertentu pada pencernaan Anda.
Tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ dan download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Jangan sepelekan jika Anda sudah lama merasa perut sebelah kanan sakit karena ini bisa jadi tanda tumor kanker kolorektal. Gejala kanker kolorektal lainnya dapat berupa pusing, anemia, masalah pencernaan, dan sebagainya.
Kolitis ulseratif adalah kondisi radang usus besar yang ditandai dengan luka di dinding usus besar. Gejala radang usus besar tak hanya terlihat pada sistem pencernaan, tapi juga pada kondisi kulit. Umumnya, penderita radang usus besar akan mengalami ruam yang terasa sakit.
Kacang arab atau kacang chickpea memiliki rasanya yang gurih dan unik dibandingkan kacang lainnya. Manfaat kacang arab bagi kesehatan juga sangat banyak, mulai dari menjaga kesehatan jantung, menurunkan darah tinggi, hingga melancarkan pencernaan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved