logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

12 Penyebab Hilang Ingatan, Waspadai Risiko Demensia

open-summary

Baik sesekali maupun sering, setiap individu pasti pernah merasa hilang ingatan. Hilang ingatan bisa terjadi secara sementara hingga permanen. Penyebabnya bisa karena stres hingga gejala Alzheimer.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

16 Apr 2021

Stres bisa menjadi penyebab seseorang hilang ingatan

Stres bisa menjadi penyebab seseorang hilang ingatan

Table of Content

  • Penyebab hilang ingatan
  • Catatan dari SehatQ

Baik sesekali maupun sering, setiap individu pasti pernah merasa hilang ingatan. Apabila terjadi cukup sering bahkan permanen, ini bisa menimbulkan rasa frustrasi. Bukan tidak mungkin, ini merupakan sinyal gejala penyakit Alzheimer.

Advertisement

Kabar baiknya, ada beberapa hal lain yang juga bisa memicu seseorang lupa akan memori tertentu. Faktor ini cenderung lebih tidak permanen dan bisa kembali seperti semula.

Penyebab hilang ingatan

Perlu diingat bahwa tubuh dan pikiran sangat terhubung satu sama lain. Artinya, emosi dan pola pikir bisa berdampak pada otak. Utamanya, bagi kemampuan otak dalam mengingat detail dan hal-hal spesifik.

Kerap kali, pemicu hilang ingatan sesaat maupun permanen adalah hal yang memang tengah dialami, seperti:

1. Stres

Stres berlebihan bisa membuat otak terasa lelah serta pikiran kewalahan. Stres akut dalam jangka pendek bisa menyebabkan hilang ingatan sesaat. Di sisi lain, paparan terus menerus pada stres juga bisa meningkatkan risiko mengalami demensia.

2. Depresi

perempuan depresi
Depresi dapat menyebabkan hilangnya ingatan dan turunnya konsentarasi

Ketika mengalami depresi, pikiran bisa menjadi tumpul. Bahkan, orang dalam kondisi ini bisa tidak lagi tertarik pada hal yang tadinya disukai. Konsekuensinya, konsentrasi, kesadaran, serta daya ingat pun menurun.

Baik pikiran maupun emosi bisa jadi terbebani luar biasa sehingga sulit mencurahkan perhatian sepenuhnya pada apa yang sedang terjadi atau pernah dialami.

Lebih jauh lagi, depresi juga bisa mengganggu kualitas tidur yang berdampak pada kemampuan mengingat informasi. Istilah untuk terjadinya depresi dan hilang ingatan adalah pseudodementia. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan pemeriksaan kognitif.

3. Cemas berlebih

Orang yang mengalami kecemasan berlebih juga bisa berdampak pada daya ingatnya. Utamanya pada kondisi generalized anxiety disorder, ini bisa mengganggu fungsi sehari-hari, termasuk daya ingat. Jadi, apabila kedua hal ini terjadi secara bersamaan, tak ada salahnya memeriksakan diri untuk mengidentifikasi sekaligus menanganinya.

4. Kesedihan

Ketika menghadapi kesedihan mendalam, seseorang perlu energi baik fisik maupun emosional yang luar biasa. Akibatnya, kemampuan untuk fokus pada orang dan benda di sekitar pun berkurang. Di sinilah fase yang bisa berdampak pada daya ingat.

Gejala dari kesedihan luar biasa bisa serupa seperti depresi. Hanya saja, pemicunya adalah situasi spesifik atau kehilangan yang cukup signifikan. Sementara depresi adalah kondisi yang bisa terjadi tanpa penyebab spesifik.

BACA JUGA: Mudah Lupa? Cobalah 7 Cara Meningkatkan Daya Ingat Secara Alami Ini

5. Kecanduan obat dan alkohol

Penyalahgunaan konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang bisa berdampak buruk pada daya ingat, baik jangka pendek maupun panjang. Bisa saja orang yang kecanduan ini mengalami blackout atau tertutupnya kemungkinan membentuk memori baru hingga risiko demensia beberapa tahun kemudian.

Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga bisa menyebabkan sindrom Wenicke-Korsakoff. Ini adalah berkurangnya fungsi otak akibat alkohol atau disebut juga dengan alcoholic dementia.

6. Konsumsi obat dokter

obat tablet
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi daya ingat

Ada pula kemungkinan obat resep dari dokter berpengaruh terhadap tubuh dan juga daya ingat. Utamanya apabila seseorang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Interaksinya mungkin saja secara signifikan berdampak pada kemampuan berbicara dan mengingat informasi.

Jadi, bagi orang yang berkonsultasi pada beberapa dokter untuk kondisi medis lebih dari satu, pastikan menginformasikan obat yang dikonsumsi. Dengan demikian, kemungkinan meresepkan obat yang bisa berinteraksi satu sama lain bisa berkurang.

7. Kemoterapi

Bagi penderita kanker yang menjalani kemoterapi, ada kemungkinan mengalami “chemo brain”. Ini adalah kondisi brain fog yaitu ketika otak tiba-tiba lupa sesuatu. Pengaruh utamanya datang dari obat yang dikonsumsi. Namun, efek ini hanya menyebabkan hilang ingatan sementara dan umum terjadi.

8. Operasi jantung

Setelah menjalani operasi bypass untuk mengatasi penyumbatan jantung, ada risiko seseorang merasakan kebingungan dan gangguan daya ingat. Ini akan membaik ketika kondisi fisik pulih. Artinya, apabila sudah cukup darurat maka tak perlu menunda operasi jantung karena kekhawatiran hilang ingatan.

9. Obat bius

Beberapa orang bisa merasakan hilang ingatan atau kebingungan selama beberapa hari setelah mendapatkan anestesi. Meski demikian, riset belum menjawab apakah ada hubungan langsung antara anestesi terhadap menurunnya fungsi otak.

10. Terapi elektrokonvulsif

Kerap disebut shock therapy, terapi elektrokonvulsif umumnya diberikan pada orang yang mengalami depresi. Meski demikian, ada efek samping yang mungkin terjadi berupa hilang ingatan. Untuk itu, diskusikan terlebih dahulu mengenai risiko dan manfaat yang mungkin muncul.

11. Kurang tidur

kurang tidur lelah
Kelelahan karena kurang tidur menurunkan fungsi otak

Rasa lelah luar biasa yang justru mengganggu kualitas tidur juga bisa memicu penurunan fungsi otak. Mulai dari sulit fokus hingga tidak bisa mengingat informasi. Apabila kondisinya kronis, ini juga akan berpengaruh pada daya ingat dan kemampuan belajar.

Lebih jauh lagi, kondisi sleep apnea yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas selama beberapa saat juga meningkatkan risiko mengalami demensia. Sebenarnya ini tidak mengejutkan mengingat gangguan tidur terus menerus bisa menyebabkan seseorang mudah lupa.

12. Cedera kepala

Trauma pada kepala seperti gegar otak juga bisa menyebabkan hilang ingatan sesaat. Meski demikian, ada pula kemungkinan terjadi demensia dalam beberapa tahun berikutnya. Selain itu, ketika mengalami gegar otak pastikan kepala sudah pulih sepenuhnya sebelum menjalani aktivitas seperti biasa atau berolahraga.

Baca Juga

  • Gejala Gangguan Obsesif Kompulsif yang Mudah Dikenali
  • Terapkan Cara Menjaga Kesehatan Mental Berikut
  • Jangan Terjebak Stigma, Ini 7 Strategi Pahami Pacar Introvert

Catatan dari SehatQ

Apabila hilang ingatan sesaat terjadi karena sedang berada dalam tahap kesedihan, beri waktu bagi diri sendiri. Pahami bahwa sangat mungkin merasa kewalahan baik secara fisik maupun mental ketika bersedih.

Begitu pula untuk pemicu lain seperti depresi, stres, dan cemas berlebih. Lebih baik cari tahu dulu akar masalahnya sehingga bisa teratasi dengan tepat, tanpa memberikan tuntutan berlebih pada diri sendiri.

Selain beberapa hal di atas, ada pula kondisi medis yang memicu penurunan daya ingat seperti masalah tiroid, ginjal, hati, hingga encephalitis.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang konseling atau terapi untuk mengatasi hilang ingatan sesaat yang terjadi terus menerus, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

gangguan mentalkesehatan mentalkesehatan otak

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved