Hidrosefalus adalah kondisi ketika terdapat penumpukan cairan otak di rongga otak bayi. Penyebabnya adalah bayi lahir prematur, masalah kehamilan hingga...
2023-03-26 19:51:59
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hidrosefalus ditandai dengan lingkar kepala bayi yang jauh lebih besar dari ukuran normal
Table of Content
Hidrosefalus adalah kasus yang kerap terjadi pada bayi dan anak. Namun, orang dewasa pun juga bisa mengidap hidrosefalus.
Advertisement
Hidrosefalus, baik pada bayi dan anak maupun orang dewasa, terjadi karena adanya cairan otak (serebrospinal) yang berlebih. Jika jumlah cairan berlebih ini tidak ditangani menimbulkan risiko serius.
Pada kasus hidrosefalus, penumpukan cairan otak ini biasanya terjadi karena terdapat halangan yang mencegah otak untuk mengeluarkan jumlah cairan berlebih.
Jumlah cairan otak yang menumpuk menyebabkan lingkar kepala bayi baru lahir lebih besar dari bayi normal pada umumnya. Jika tidak segera ditangani, penyakit otak ini bisa mengakibatkan kerusakan otak, keterbatasan mental dan fisik anak, bahkan kematian.
Dalam kondisi normal, cairan otak mengalir melewati beberapa rongga di otak hingga keluar menuju tengkorak dan tulang belakang. Dalam hal ini, cairan di otak kemudian ‘dibuang’ ke aliran darah.
Jika ada penyumbatan di rongga otak atau saluran pembuangan cairan otak terganggu, maka cairan itu akan kembali ke otak. Efeknya, cairan pun menumpuk di rongga-rongga otak.
Hal inilah yang menjadi penyebab hidrosefalus. Sebenarnya, hingga kini, penyebab hidrosefalus secara spesifik belum diketahui.
Penyebab kasus hidrosefalus dipicu oleh adanya beberapa faktor, baik gangguan kehamilan ataupun setelah bayi lahir.
Akibat gangguan kehamilan, inilah penyebab hidrosefalus pada kelainan bawaan bayi baru lahir:
Sementara itu, inilah faktor penyebab hidrosefalus yang muncul akibat otak yang terganggu setelah bayi lahir:
Kasus hidrosefalus bisa dilihat dengan memerhatikan kepala bayi saat baru lahir. Memang, sebenarnya, penyakit otak ini memiliki gejala yang cukup beragam.
Tanda-tanda lain bahwa bayi mengalami hidrosefalus adalah:
Jika hidrosefalus pada bayi sudah sangat parah, ia bisa juga memperlihatkan gejala yang lain, seperti mengantuk secara berlebihan, sangat rewel, muntah, hingga mengalami kejang.
Inilah cara yang biasa dipilih dokter untuk mengecek penyakit otak hidrosefalus pada bayi dan anak maupun pada orang dewasa:
Ini yang akan direkomendasikan dokter untuk menangani hidrosefalus pada bayi dan anak serta orang dewasa:
Bayi dengan hidrosefalus juga bisa mengalami keterlambatan atau bahkan kemunduran perkembangan. Pada kasus yang ekstrem, bayi bisa mengalami gagal tumbuh (failure to thrive).
Hidrosefalus adalah penyakit otak yang terjadi akibat jumlah cairan yang berlebih pada otak. Penyebab hidrosefalus bisa dideteksi sejak kehamilan. Meski kerap dijumpai pada bayi dan anak, kasus hidrosefalus bisa ditemukan pada orang dewasa.
Hidrosefalus yang terdeteksi dini sangat mungkin disembuhkan. Inilah alasan Anda harus terus memantau perkembangan buah hati Anda. Jika Anda maupun buah hati mengalami faktor penyebab hidrosefalus ataupun anak Anda memperlihatkan ciri-cirinya, segera konsultasikan dengan dokter melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Demensia dan Alzheimer seringkali dianggap sama. Padahal, demensia adalah sejenis sindrom dan masih bisa disembuhkan dengan pengobatan medis. Demensia dapat dipicu berbagai penyakit, salah satunya Alzheimer. Demensia dan Alzheimer dapat merasakan gejala-gejala penurunan fungsi otak.
Kehamilan remaja remaja memiliki risiko yang lebih tinggi dari kehamilan di usia matang atau di atas 19 tahun. Kehamilan ini dapat meningkatkan risiko preeklampsia hingga lahir prematur.
Terkadang, bakteri tuberkulosis (TBC) ini bisa menyerang meninges, membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini dikenal juga dengan nama meningitis TB.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved