Hernia pada bayi umumnya ada dua, yaitu hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Cara mengobati penyakit pada bayi ini sebenarnya serupa, yaitu dengan cara operasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
25 Apr 2023
Hernia pada bayi pada hernia umbilikalis membuat timbulnya benjolan di sekitar pusar bayi
Table of Content
Hernia pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Hernia umbilikalis adalah ketika bayi memiliki benjolan di sekitar pusar.
Advertisement
Sementara, hernia inguinalis adalah adanya benjolan di bagian selangkangan atau dekat kantung kemaluan.
Umumnya, hernia pada bayi terjadi akibat adanya usus maupun organ di dalam perut bayi mendorong ke bagian otot perut yang tidak tertutup dengan sempurna.
Namun, penyebab hernia bisa lebih spesifik. Hal ini bergantung pada jenisnya. Inilah penyebab hernia pada bayi berdasarkan jenisnya:
Pada hernia umbilikalis, saat bayi masih berada di dalam kandungan, tali pusar menjadi penghubung antara bayi dengan ibu. Ketika ia lahir dan tali pusar puput, pusar bayi seharusnya langsung menutup.
Namun, pada beberapa bayi, otot di sekitar perut atau pusar tidak menutup dengan sempurna. Saat itu, bagian dari usus atau jaringan lemak mendorong area di sekitar pusar bayi sehingga terjadilah hernia umbilikalis.
Hernia inguinalis kerap terjadi pada bayi laki-laki. Bahkan, penelitian yang diterbitkan pada jurnal Global Pediatric Health menemukan, hernia inguinalis pada bayi 4 hingga 10 kali lebih sering terjadi pada laki-laki.
Hal ini dikarenakan saat berada di dalam kandungan, testis mulai tumbuh di bagian perut. Lalu, testis mengalami perkembangan ke arah bawah, tepatnya ke kantung kemaluan. Perkembangan ini melalui saluran inguinal, yaitu saluran selangkangan.
Seharusnya, saat bayi lahir, saluran inguinal tertutup. Namun, dinding otot yang lemah membuat saluran inguinal tidak tertutup sempurna.
Akhirnya, usus pun bergerak ke saluran tersebut sehingga terjadi hernia inguinalis pada bayi.
Baca Juga
Umumnya, cara mengobati hernia pada bayi adalah melakukan tindakan pembedahan. Namun, pembedahan hernia pun mempertimbangkan jenis dan kondisi hernia yang terjadi di tubuh bayi.
Untuk mengobati hernia umbilikalis pada anak, dokter akan melakukan prosedur operasi hernia umbilikalis. Namun, prosedur ini terbilang sederhana dan hanya membutuhkan waktu 20-30 menit dengan anak diberikan bius total.
Pada anak, area pusar yang terbuka biasanya ditutup dengan jahitan. Namun jika hernia berukuran besar, jahitan juga akan ditopang dengan alat khusus untuk memperkuat area di sekitar bekas operasi hernia.
Pasien operasi hernia biasanya diperbolehkan pulang satu hari setelah operasi. Anak biasanya akan mengeluhkan rasa kebas atau tidak nyaman di area bekas operasi. Namun, itu adalah keluhan yang normal.
Sama seperti hernia umbilikalis, sebagai cara mengobati hernia pada bayi, hernia inguinalis diatasi dengan melakukan tindakan operasi. Operasi hernia inguinalis menggunakan pembiusan lokal.
Setelah diberi anestesi, dokter menyayat kecil hernia yang ditemukan di sekitar kantung kemaluan atau lipatan dalam paha.
Lalu, usus yang keluar dan menimbulkan benjolan akan diletakkan kembali ke tempat semula. Setelah itu, dinding otot saluran tempat usus keluar pun dijahit.
Meskipun demikian, 1 dari 10 anak yang menjalani operasi hernia mungkin mengalami komplikasi pascaoperasi. Ciri-cirinya adalah:
Untuk meminimalisir kemungkinan komplikasi, batasi aktivitas anak selama masa pemulihan. Bila anak sudah sekolah, ia direkomendasikan untuk meliburkan diri selama 1-2 minggu pascaoperasi.
Jika hasil operasi sudah benar-benar pulih, biasanya dokter akan memperbolehkan Anak untuk kembali beraktivitas normal.
Baca Juga
Baik hernia umbilikalis maupun hernia inguinalis, keduanya memiliki gejala yang serupa. Untuk itu, kenalilah gejala penyakit pada bayi ini agar bisa ditangani dengan segera:
Tonjolan atau benjolan merupakan tanda yang paling terlihat. Pada hernia umbilikalis, tonjolan ditemukan pada lubang pusar bayi. Hal ini menimbulkan pusar bayi bodong.
Sementara, pada hernia inguinalis, ditemukan benjolan di dekat testis ataupun lipatan paha bagian dalam.
Kedua benjolan ini tampak jelas saat bayi menangis, bersin, dan batuk. Namun, benjolan mengempis saat bayi tenang.
Sebenarnya, demam jarang terjadi pada hernia. Namun, apabila tonjolan diikuti dengan demam, lalu benjolan terlihat merah, hal ini merupakan kondisi yang membahayakan bagi bayi. Sebab, ada bagian hernia yang terjepit.
Benjolan yang ditemukan rupanya membuat pencernaan bayi terganggu. Biasanya, gangguan pencernaan yang terjadi saat hernia ditemukan adalah:
Sebenarnya, hernia pada bayi yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, apabila hernia membuat bagian tubuhnya terjepit, hal ini menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Hal ini membuat bayi menangis dan rewel serta gelisah.
Ada hal-hal yang mampu meningkatkan risiko hernia pada bayi. Faktor risiko ini bisa berupa keturunan hingga kelainan yang dibawa sejak lahir.
Bayi yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hernia umbilikal adalah bayi yang lahir belum cukup bulan alias prematur serta memiliki berat lahir rendah, yakni di bawah 1,5 kg.
Selain itu, bayi yang mengalami obesitas dan batuk dalam jangka panjang juga berisiko mengalami hernia umbilikal. Sementara dari faktor ibu, kehamilan dengan lebih dari satu janin (hamil bayi kembar dua, tiga, atau lebih) juga berisiko membuat bayi lahir dengan risiko hernia umbilikalis.
Bayi yang memiliki keluarga sedarah rupanya membuat bayi berisiko terkena hernia inguinalis. Selain itu, sama seperti hernia umbilikalis, penyakit turunan berupa cystic fibrosis juga memicu bayi terkena hernia inguinalis.
Terakhir, kelainan yang terjadi pada tubuh bayi, seperti testis yang tidak turun ke kantung kulit di bawah penis (kriptorkismus); masalah saluran kencing, uretra; maupun pertumbuhan jaringan tidak normal (displasia) pada area di dekat pinggul juga meningkatkan risiko hernia inguinalis.
Hernia pada bayi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Pada hernia umbilikalis, sekitar 90% akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika hernia tidak tertutup saat anak menginjak usia 4 tahun, ia mungkin harus menjalani perawatan medis.
Dokter pun biasanya akan menunggu hingga anak mencapai usia tersebut sebelum melakukan tindakan medis. Namun, Anda bisa langsung memeriksakan bayi ke dokter bila:
Dokter akan memeriksa hernia pada bayi secara fisik dan memastikan apakah benjolan bisa kembali dimasukkan ke dalam perut (reducible) atau sudah ajeg pada tempatnya (incarcerated).
Baca Juga
Hernia yang sudah ajeg merupakan kondisi yang lebih serius karena mungkin membuat kerusakan permanen pada jaringan di dalam perut atau menghambat aliran darah.
Dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan X-ray atau ultrasound di area perut untuk memastikan tidak ada komplikasi akibat hernia ini. Tes darah juga mungkin diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi, terutama jika hernia dalam kondisi ajeg.
Hernia pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Hernia umbilikalis menyebabkan pusar bayi bodong.
Sementara, hernia inguinalis pada bayi menimbulkan benjolan pada kantung kemaluan ataupun lipatan paha bagian dalam.
Cara mengobati hernia pada bayi, baik hernia umbilikalis ataupun hernia inguinalis adalah dengan operasi.
Segera hubungi dokter melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ dan bawa bayi ke pelayanan kesehatan terdekat jika gejala hernia pada bayi terlihat pada buah hati Anda.
Apabila Anda ingin mendapatkan keperluan bayi dan ibu menyusui, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Referensi
Artikel Terkait
Operasi hernia bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu operasi terbuka dan bedah minimal invasive hernia (laparoskopi). Tidak semua kasus hernia dapat ditangani dengan tindakan laparoskopi.
20 Mei 2019
Prolaps tali pusat terjadi saat tali pusat keluar dari jalan lahir lebih dulu dari bayi. Saat kondisi ini terjadi, persalinan harus dilakukan secepat mungkin karena memiliki risiko bahaya.
30 Apr 2023
Jika hernia dibiarkan, kondisi itu tidak akan hilang sendiri dan mungkin berkembang menjadi komplikasi. Namun, hal itu bisa diminimalisir dengan penanganan yang tepat.
23 Jul 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved