logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

9 Penyebab Gigi Anak Rusak dan Cara Menanganinya

open-summary

Penyebab gigi anak rusak umumnya berasal dari berbagai kebiasaan buruk, mulai dari kebiasaan minum susu sebelum tidur, sering mengisap ibu jari, hingga jarang atau tidak pernah sikat gigi. Untuk mengatasinya, dokter akan mencari tahu penyebab gigi rusak pada anak terlebih dahulu.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

11 Jan 2022

Gigi anak rusak bisa disebabkan karena gigi berlubang, benturan, dan penyakit lainnya

Gigi anak rusak bisa memberikan efek jangka panjang bahkan hingga ia dewasa

Table of Content

  • Penyebab gigi anak rusak dan cara merawatnya
  • Cara mencegah gigi anak rusak

Orangtua sebaiknya tidak menyepelekan gigi anak rusak. Meski nantinya akan copot dan digantikan gigi permanen, gigi susu yang rusak bisa memberikan dampak jangka panjang, bahkan sampai dewasa.

Advertisement

Ada banyak penyebab gigi anak rusak dan sebagian besar sebenarnya bisa dicegah. Sementara itu, untuk gigi anak yang sudah terlanjur berlubang, kotor, maupun copot sebelum waktunya, ada langkah perawatan yang dapat dilakukan untuk merawatnya.

Penyebab gigi anak rusak dan cara merawatnya

Gigi rusak, gigi gigis, gigi reges, gigi berlubang, gusi bengkak, hingga benjolan di gusi adalah masalah gigi pada anak yang umum terjadi.

Tanda pertama kerusakan gigi adalah munculnya plak di sepanjang garis gusi. Selain itu, terdapat noda cokelat atau hitam pada gigi.

Kerusakan gigi yang sudah parah bisa menyebabkan gigi berlubang atau patah. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan ini, di antaranya.

1. Kebiasaan minum susu sebelum tidur

Penyebab gigi anak rusak salah satunya karena minum susu sebelum tidur
Minum susu sebelum tidur bisa membuat gigi anak rusak

Anak sering kali tidur sambal menyedot susu dari botol. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena bisa menyebabkan terjadinya baby bottle tooth decay alias gigi gigis.

Anak yang gigis, umumnya memiliki gigi bagian depan (biasanya dari gigi seri hingga taring) yang terlihat terkikis karena rusak dan berlubang.

Tidak hanya menyebabkan gigis, kebiasaan ini juga bisa membuat gigi anak berlubang besar. 

Maka dari itu, Anda perlu mewaspadai kebiasaan minum susu sebelum tidur yang bisa menyebabkan gigi bayi 1 tahun rusak.

Cara mengatasinya:

Gigi yang gigis pada anak-anak sebisa mungkin jangan dicabut. Gigi susu yang masih bisa dipertahankan harus dijaga hingga waktunya tanggal, kecuali jika rusak parah.

Cara merawat gigi anak yang sudah rusak seperti ini bisa dilakukan dengan ditambal.

Pada kondisi gigis yang parah, dokter gigi mungkin dapat menyarankan perawatan saluran akar.

Untuk menutupi penampakan gigi yang kecokelatan, dokter bisa menutup gigi dengan memasang mahkota jaket atau dental crown setelah perawatan saluran akar.

2. Sering mengisap ibu jari

Mengisap ibu jari bisa membuat gigi anak rusak
Kebiasaan mengisap jempol bisa membuat gigi anak rusak

Sebagian anak kecil memiliki kebiasaan mengisap ibu jari. Namun, jika kebiasaan ini terus-menerus dilakukan, bahkan hingga masuk usia balita atau lebih, susunan gigi anak bisa jadi berantakan.

Kebiasaan mengisap jari ini membuat gigi anak berisiko bergerak lebih maju dari yang seharusnya alias tonggos.

Apabila gigi susunya maju, susunan gigi permanen anak berisiko jadi berantakan. Kondisi ini juga bisa memicu gigi bayi 1 tahun ke atas rusak.

Cara mengatasinya:

Untuk menghilangkan kebiasaan mengisap ibu jari pada anak, Anda disarankan untuk memberikan reward atau melakukan positive reinforcement.

Artinya, Anda dapat memberikan hadiah atau pujian ketika anak berhasil menahan diri untuk tidak mengisap ibu jari.

Omelan dan ketegasan dianggap kurang berguna untuk menghentikannya. Sebab, mengisap ibu jari biasanya adalah salah satu cara anak mempertahankan diri dari rasa stres, takut, dan emosi negatif lainnya.

Anda juga bisa berkonsultasi ke dokter gigi soal hal ini. Dokter dapat membuatkan alat yang dipasang di rongga mulut untuk menghentikan kebiasaan yang menyebabkan gigi bayi 1 tahun rusak ini.

Sementara itu, untuk mengatasi susunan gigi yang berantakan akibat kebiasaan ini, anak bisa mulai menggunakan kawat gigi saat memasuki usia remaja.

Baca Juga: Cara mencabut gigi anak di rumah yang tepat dan aman

3. Tidak sikat gigi dengan baik dan benar

Tidak rajin sikat gigi bisa membuat gigi anak rusak
Gigi anak rusak akibat tidak rajin sikat gigi

Gigi bayi kuning dan keropos? Bisa jadi karena tidak menyikat gigi. Padahal salah satu cara merawat gigi anak yang paling penting adalah menyikat gigi secara rutin.

Anak harus dibiasakan menyikat gigi dengan baik dan benar sejak dini, bahkan sebelum gigi susunya mulai tumbuh.

Saat bayi, orangtua perlu membersihkan gusi dan lidah anak dengan lap khusus yang saat ini banyak tersedia di pasaran.

Hal ini perlu dilakukan karena sisa susu yang menempel, bisa menjadi ladang makanan untuk bakteri.

Setelah gigi mulai tumbuh, Anda juga harus memperkenalkan anak dengan aktivitas sikat gigi.

Jarang atau tidak pernah sikat gigi dapat menyebabkan gigi anak rusak dan berlubang. Selain itu, bau mulut dan radang gusi pun jadi lebih mudah menyerang.

Cara mengatasinya:

Anak perlu dibiasakan untuk sikat gigi sejak dini. Metode ini juga termasuk cara merawat gigi balita yang rusak. Gunakan pasta gigi ber-fluoride yang khusus dibuat untuk bayi.

Saat menyikat gigi, gunakan pasta gigi sedikit saja (sebesar 1 bulir beras) dan pilih sikat yang sesuai dengan usia dan jumlah gigi bayi. 

Di usia 2 tahun, mulai ajarkan anak untuk mengeluarkan air liur dan sisa-sisa pasta gigi setelah sikat gigi. 

Menginjak usia 3 tahun, si kecil sudah bisa menggunakan pasta gigi ber-fluoride sebesar kacang polong sekali sikat gigi.

4. Membiarkan gigi copot sebelum waktunya

Gigi copot sebelum waktunya bisa bikin susunan gigi anak rusak
Gigi yang copot sebelum waktunya bisa membuat susunan gigi anak rusak

Dalam kondisi normal, gigi susu biasanya copot mengikuti siklus sesuai usia.

Misalnya, gigi seri bawah akan copot secara normal ketika anak memasuki usia 6-7 tahun. Setelah itu, gigi permanennya akan mulai muncul sebagai pengganti.

Jika gigi seri bawah tersebut sudah copot di usia 3 atau 4 tahun, hal ini bisa menimbulkan masalah bagi anak.

Sebab, salah satu fungsi gigi susu adalah ‘penjaga ruang’ untuk tumbuhnya gigi permanen. Jika ruang itu tidak dijaga, gusi yang kosong akan diisi gigi-gigi di sebelahnya yang bergeser.

Akibatnya, gigi permanen tidak memiliki cukup ruang saat tumbuh dan susunan gigi menjadi berantakan. Secara medis, kondisi ini disebut sebagai premature loss.

Memiliki gigi jelek atau berantakan, meningkatkan risiko anak mengalami gigi berlubang maupun masalah gusi.

Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui cara merawat gigi balita yang rusak.

Cara mengatasinya:

Untuk menjaga ruang yang ditinggalkan gigi yang copot sebelum waktunya, dokter gigi dapat membuatkan alat bernama space maintainer.

Alat ini hampir mirip dengan kawat gigi lepasan dan perlu dipasang hingga gigi permanen mulai tumbuh.

5. Membiarkan gigi susu bertahan lebih lama dari seharusnya

Gigi permanen tumbuh di belakang gigi susu, tanda gigi anak rusak
Gigi permanen tumbuh di belakang gigi susu akibat persistensi gigi

Kebalikan dari premature loss adalah persistensi gigi susu. Persistensi adalah kondisi saat gigi sudah waktunya copot, tapi tidak kunjung lepas dengan sendirinya.

Pada banyak kasus persistensi, gigi susu yang telat lepas akan didahului tumbuhnya gigi permanen.

Misalnya, gigi susu seri bawah harusnya copot di antara usia 6-7 tahun. Namun, saat anak sudah berusia lebih dari 7 tahun, gigi tersebut belum juga lepas.

Hasilnya, gigi permanen bisa tetap tumbuh, tapi posisinya menumpuk di belakang atau depan gigi susu yang masih bertahan. Sehingga, susunan gigi permanen menjadi berantakan.

Cara mengatasinya:

Gigi yang persisten harus segera dicabut agar gigi permanen yang tumbuh bisa mendapatkan ruang yang diperlukan.

Dalam beberapa kasus, gigi persisten dapat segera segera dicabut sebelum gigi permanen tumbuh sepenuhnya.

Baca Juga: Urutan pertumbuhan gigi susu anak sesuai usia

6. Trauma fisik

Trauma fisik, misalnya benturan, juga bisa membuat gigi anak rusak hitam.

Selain bisa membuat gigi patah dan retak, pertumbuhan gigi permanen juga kelak bisa terganggu dalam beberapa kasus tertentu.

Cara mengatasinya:

Jika gigi anak mengalami patah atau retak akibat benturan, dokter bisa melakukan penambalan.

Sementara itu, apabila yang tersisa hanya akar gigi dan gigi tersebut belum waktunya copot, perawatan saluran akar dapat dilakukan dan dilanjutkan dengan pemasangan mahkota jaket.

7. Mengunyah atau menggigit makanan yang keras

Gigi anak 1 tahun sudah rusak? Kondisi ini dapat terjadi akibat mengunyah atau menggigit makanan yang keras, seperti es batu, kacang-kacangan, atau permen.

Makanan yang keras bisa menyebabkan gigi retak, kemudian lama-kelamaan menimbulkan lubang.

Cara mengatasinya:

Untuk mengatasi kondisi ini, dokter gigi dapat melakukan tambal gigi pada area yang rusak sehingga tampilannya kembali seperti semula.

Pada kasus yang lebih parah, pemasangan mahkota gigi (crown) mungkin diperlukan.

8. Mulut kering

Mulut kering juga termasuk penyebab gigi rusak. Kerusakan ini dapat terjadi karena produksi air liur di mulut menurun.

Padahal, air liur memiliki peran penting untuk kesehatan rongga mulut, termasuk mencegah kerusakan gigi.

Cairan ini dapat membuat mulut menjadi lembap dan membantu proses pemecahan serta pembersihan partikel-partikel makanan.

Air liur juga dinilai bisa memperkuat dan menjaga gigi dari plak serta asam. Inilah yang menyebabkan mulut kering dianggap bisa menyebabkan kerusakan gigi.

Cara mengatasinya:

Untuk mengatasi mulut kering, ajak anak untuk minum air putih secara rutin. Tidak hanya itu, mereka juga bisa mengemut es batu atau mengunyah permen karet tanpa gula.

Selain itu, Anda juga dapat memberikan lip balm khusus untuk anak jika bibir mereka kering.

9. GERD

GERD (gastroesophageal reflux disease) tidak hanya dialami orang dewasa, tapi juga anak-anak.

Kondisi ini menyebabkan asam lambung naik kembali ke dalam mulut sehingga merusak enamel dan mengakibatkan kerusakan gigi yang signifikan.

Selain itu, GERD berpotensi membuat dentin (bagian tertebal dari jaringan gigi) semakin rentan terhadap bakteri dan akhirnya mengakibatkan kerusakan.

Cara mengatasinya:

Supaya GERD tidak semakin parah, perhatikan pola makan anak. Cobalah kurangi porsi makanan berlemak atau yang digoreng, peppermint, cokelat, hingga minuman berkafein, jus buah sitrus, hingga produk olahan tomat.

Selain itu, sajikan makanan anak dalam porsi yang tidak terlalu banyak. Jika mereka merasa lapar, berikan makanan ringan di sela-sela waktu makan.

Jangan biarkan anak mengonsumsi makanan secara berlebihan. Ajarkan juga mereka untuk memberi tahu Anda ketika sudah kenyang.

Jika berbagai cara di atas tidak berhasil meredakan GERD, bawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga

  • Obat Sakit Gigi di Apotek yang Ampuh Atasi Nyeri
  • 7 Bahaya Memakai Behel, Ini Cara Menghindarinya
  • Apakah Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Kematian? Kenali Faktanya

Cara mencegah gigi anak rusak

Kesehatan gigi anak sangat penting untuk diperhatikan. Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk mencegah gigi anak rusak.

  • Sikat gigi anak dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur, menggunakan pasta gigi ber-fluoride dan sikat gigi berbulu halus.
  • Cegah anak mengonsumsi terlalu banyak makanan manis dan lengket.
  • Lakukan kunjungan ke dokter gigi minimal setiap enam bulan sekali.

Bila perlu, dokter dapat memberikan perawatan tambahan dengan mengoleskan fluoride di gigi anak untuk mencegah gigi berlubang.

Saat ini, mungkin ada orangtua yang khawatir akan penggunaan fluoride pada anak-anak. Namun, fluoride yang ada di pasta gigi sejauh ini aman untuk digunakan dan tidak memicu fluorosis (perubahan enamel gigi).

Fluoride sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi. Jika gigi anak rusak dan berlubang, berbagai gangguan lain, seperti gusi bengkak hingga bau mulut, juga akan dengan mudah menghampirinya.

Apabila si kecil sakit gigi, Anda bisa mencoba berbagai cara mengobati sakit gigi yang aman untuk anak.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara merawat gigi anak yang rusak, tanyakan langsung pada dokter.

Advertisement

tumbuh gigi pada bayikesehatan gigiabses gigigigi berlubang

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved