Penyebab epilepsi kambuh saat tidur belum bisa dipastikan. Namun, masalah ini dianggap berkaitan dengan gangguan sinyal listrik selama tahap tertentu dari siklus tidur dan bangun.
2023-03-21 13:15:21
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Epilepsi bisa kambuh saat tidur pada sebagian orang
Table of Content
Epilepsi terjadi ketika ada gangguan pada sinyal listrik otak. Penyakit ini dapat kambuh kapan saja, termasuk saat tidur. Kondisi epilepsi kambuh saat tidur juga dikenal dengan istilah epilepsi nokturnal.
Advertisement
Penderita jenis epilepsi apa pun bisa mengalami masalah ini. Di samping itu, ada sejumlah jenis epilepsi tertentu yang hanya menyebabkan kejang saat tidur.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah di malam hari, seperti bangun tanpa alasan, mengompol, tubuh tersentak, hingga gemetar. Akan tetapi, hingga saat ini, penyebab epilepsi kambuh saat tidur belum dapat dipastikan.
Sel-sel di otak berkomunikasi dengan berbagai bagian tubuh melalui sinyal listrik. Sinyal ini kadang mengalami gangguan, misalnya dengan mengirim pesan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Kondisi tersebut menyebabkan tubuh mengalami kejang. Jika kejang terjadi dua kali dengan jarak terpisah setidaknya dalam 24 jam dan tanpa didasari gangguan medis lainnya, maka kondisi ini disebut dengan epilepsi.
Penyebab kejang saat tidur dipercaya dipicu oleh perubahan aktivitas listrik di otak selama tahap tertentu dari siklus tidur dan bangun. Kebanyakan kasus epilepsi kambuh saat tidur terjadi pada tahap tidur 1 dan 2, tepatnya saat tidur belum lelap. Epilepsi nokturnal juga bisa terjadi saat bangun tidur.
Selain itu, kejang saat tidur dikaitkan dengan beberapa jenis epilepsi tertentu, di antaranya:
Kurang tidur merupakan salah satu pemicu umum kambuhnya kejang pada penderita epilepsi. Oleh karena itu, epilepsi nokturnal yang mengganggu tidur dapat meningkatkan risiko kambuhnya kejang lagi di masa depan.
Berikut adalah sejumlah gejala yang dapat ditunjukkan saat seseorang mengalami epilepsi kambuh saat tidur.
Epilepsi nokturnal biasanya terjadi setelah tertidur, sebelum terbangun, atau tepat setelah terbangun. Namun, tidak semua orang yang mengalami epilepsi kambuh saat tidur menyadari kondisinya. Terkadang, satu-satunya gejala yang muncul hanyalah sakit kepala atau memar saat bangun tidur.
Epilepsi kambuh saat tidur dapat membuat Anda merasa lelah atau kurang tidur. Kondisi ini menyebabkan Anda merasa mengantuk sepanjang hari dan memiliki suasana hati yang buruk, misalnya mudah tersinggung.
Baca Juga
Dokter umumnya mendiagnosis epilepsi dengan elektroensefalografi (EEG), yaitu tes untuk mengukur aktivitas listrik di otak. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat merekomendasikan MRI atau CT scan untuk melihat adanya area cedera otak atau tumor di otak.
Perawatan yang tepat dapat membantu mengobati dan mengontrol epilepsi kambuh saat tidur. Jenis perawatan yang dberikan bergantung pada penyebab kejang saat tidur, jenis kejang, serta faktor kesehatan lainnya.
Berikut adalah beberapa jenis perawatan untuk mengatasi epilepsi saat tidur.
Melacak gejala dan pemicu epilepsi kambuh saat tidur dapat membantu mengidentifikasi pola gejala dan menilai apakah rencana perawatan yang dilakukan efektif atau tidak.
Selain itu, diagnosis yang lengkap juga diperlukan untuk mengeliminasi kemungkinan lain penyebab kejang saat tidur, misalnya gangguan tidur, cedera kepala, atau tumor.
Jika Anda merasa memiliki perilaku yang tidak biasa di malam hari, kerap merasa sakit kepala di pagi hari, atau perubahan suasana hati yang tidak dapat dijelaskan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Tindakan ini perlu dilakukan untuk memastikan Anda tidak mengalami epilepsi kambuh saat tidur yang tidak disadari.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Obat kejang dapat diberikan dokter untuk membantu menangani pasien epilepsi. Walau tidak bisa menyembuhkan secara total, pemberian obat-obatan bisa membantu mengontrol kejang pada 70-80% penderitanya. Seperti obat penyakit lain, semua jenis obat kejang juga dapat menimbulkan efek samping tertentu.
Kejang cluster atau kejang akut berulang meningkatkan risiko cedera fisik dan kematian. Kini, kejang berulang dapat diatasi dengan midazolam, semprotan hidung sekali pakai untuk individu berusia di atas 12 tahun.
Zat beracun dalam rokok yang dikenal paling berbahaya,yaitu nikotin, tar, karbon monoksida. Selain itu, zat berbahaya lainnya yaitu, arsen, amonia, aseton,dsb.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved