Dehidrasi bukan hanya karena kurang minum. Berbagai kondisi kesehatan seperti demam atau penyakit kronis juga bisa jadi penyebab dehidrasi.
27 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyebab dehidrasi tidak selalu sesederhana kurang minum
Table of Content
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. Lebih dari 50% tubuh manusia terdiri dari air. Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh hingga berakibat fatal. Kenali lebih jauh tentang penyebab dehidrasi dan cara mengatasinya berikut ini.
Advertisement
Dehidrasi bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Tak sekadar membuat Anda haus, dehidrasi bisa mengganggu fungsi tubuh hingga menyebabkan hilang kesadaran.
Untuk itu, memenuhi kebutuhan cairan tubuh setidaknya minum 8 gelas sehari sangat penting untuk menjaga hidrasi tubuh.
Kebanyakan orang menghubungkan kurang minum sebagai penyebab dehidrasi. Padahal ada beberapa penyebab yang perlu Anda waspadai supaya dapat mencegahnya.
Beberapa penyebab dehidrasi yang paling umum dan perlu Anda waspadai antara lain:
Demam merupakan penyebab dehidrasi yang paling umum dan kadang luput dari perhatian.
Saat demam, tubuh kehilangan cairan melalui permukaan kulit sebagai upaya menurunkan suhu tubuh. Makanya, Anda mungkin akan berkeringat lebih banyak ketika demam.
Tak heran jika Anda dianjurkan untuk minum lebih banyak dan memenuhi kebutuhan cairan ketika demam. Hal ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi lebih parah.
Muntah yang terus-menerus juga bisa menjadi penyebab kehilangan cairan tubuh. Pasalnya, muntah membuat cairan tubuh banyak keluar.
Selain kehilangan cairan tubuh, muntah juga bisa mengganggu keseimbangan elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk mengontrol organ, otot, dan kimia tubuh.
Jika dibiarkan berlarut-larut, bahaya dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit bisa menjadi parah, bahkan menyebabkan masalah serius seperti kejang, koma, dan henti jantung.
BACA JUGA: Tips Setelah Muntah, Apa yang Sebaiknya Dikonsumsi?
Sama halnya dengan muntah, diare juga menyebabkan lebih banyak cairan tubuh yang keluar melalui feses yang cair dan frekuensi BAB yang sering.
Tak hanya cairan, elektrolit dalam tubuh juga bisa hilang dalam waktu singkat saat diare terjadi. Ini bisa mengganggu fungsi tubuh hingga menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal.
Gastroenteritis juga bisa menjadi penyebab dehidrasi. Gastroenteritis, disebut juga flu perut adalah peradangan pada dinding saluran pencernaan yang menyebabkan muntaber.
Muntaber adalah kondisi muntah dan diare yang terjadi bersamaan.
Kekurangan cairan pada tubuh disebabkan karena gastroenteritis bisa sangat ekstrem akibat keluarnya banyak cairan tubuh melalui muntah dan diare.
Kondisi diabetes bisa menyebabkan Anda kehilangan cairan tubuh lebih banyak.
Orang dengan diabetes memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi. Ini membuat ginjal bekerja lebih keras membuang glukosa dengan membuat lebih banyak urine.
Akibatnya, Anda jadi lebih sering buang air kecil. Hal inilah yang jadi penyebab dehidrasi pada orang diabetes.
Orang dengan penyakit kronis seperti penyakit ginjal lebih berisiko untuk mengalami dehidrasi.
Ginjal memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan. Adanya masalah pada ginjal turut berkontribusi pada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Obat-obatan tertentu juga bisa jadi salah satu faktor penyebab dehidrasi. Beberapa jenis obat yang menjadi penyebab tubuh lebih banyak kehilangan cairan, antara lain:
Berkeringat merupakan proses pendinginan alami tubuh. Selain menjaga suhu tubuh dan menghidrasi kulit, berkeringat juga menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Namun, kondisi hiperhidrosis atau keringat berlebih bisa menyebabkan dehidrasi karena tubuh banyak kehilangan cairan.
Dehidrasi juga bisa terjadi akibat terlalu banyak minum alkohol.
Alkohol bersifat diuretik yang membuat Anda lebih sering buang air kecil. Ini bisa menjadi penyebab Anda kehilangan lebih banyak cairan tubuh.
Cuaca panas dan lembap dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Ini menyebabkan Anda akan membutuhkan lebih banyak cairan.
BACA JUGA: Tak Hanya Dehidrasi, Ini Komplikasi Akibat Kurang Minum Air Putih
Pertolongan utama saat terjadi tanda-tanda dehidrasi adalah mengganti cairan tubuh dan elektrolit yang hilang.
Dikutip dari Mayo Clinic, cara mengatasi dehidrasi perlu disesuaikan dengan penyebab dehidrasi, tingkat keparahan, dan usia.
Jika Anda atau anak mengalami diare atau muntah hebat, jangan lupa untuk memperhatikan kondisi umumnya. Lemas merupakan tanda bahwa seseorang perlu mendapatkan penanganan medis segera ke rumah sakit.
BACA JUGA: Daftar Minuman untuk Dehidrasi Selain Air Putih
Dehidrasi terjadi akibat tubuh tidak mendapat cukup air atau kehilangan banyak cairan. Ini bisa terjadi akibat banyak faktor, termasuk penyakit kronis, cuaca yang panas, olahraga, hingga konsumsi terlalu banyak alkohol.
Cara paling utama mengatasi dehidrasi adalah memenuhi kembali kebutuhan cairan tubuh dengan lebih banyak minum air atau cairan tertentu seperti oralit. Selain itu, menjauhi pemicu dehidrasi bisa menjadi cara mencegah sekaligus mengatasi kekurangan cairan tubuh.
Jika masih ada pertanyaan seputar penyebab dehidrasi dan cara mengatasinya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Menghitung cairan tubuh merupakan salah satu cara untuk mencegah dehidrasi. Hal ini dilakukan berdasarkan sejumlah faktor seperti jenis kelamin, bobot tubuh serta kondisi lain yang memengaruhi.
Sumber air minum bisa dari mana saja, air mineral dalam galon, air minum isi ulang atau air keran rebusan. Jika sumber air di rumah dinyatakan tidak aman, merebusnya belum tentu membunuh mikroorganisme penyebab penyakit.
Tips minum 8 gelas air putih saat puasa adalah dengan menggunakan rumus 2-4-2, yang terbagi saat berbuka puasa, makan malam hingga sebelum tidur, dan saat sahur.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved