Tetanus pada anak disebabkan bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain rahang menjadi kaku, kejang, dan banyak keringat.
4
(4)
13 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Tetanus bukanlah penyakit menular dan dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sejak bayi
Tetanus merupakan suatu penyakit serius yang dapat menyebabkan gangguan pada otot serta sistem saraf pusat. Pada kondisi yang parah, penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian.
Advertisement
Bahaya tetanus dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Karena itu, penting bagi orangtua, untuk mengenali gejala tetanus, agar dapat segera mencari perawatan yang tepat.
Tetanus bukanlah penyakit menular dan dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sejak bayi berusia 2 bulan. Melihat bahaya yang dapat ditimbulkannya, vaksin tetanus masuk sebagai salah satu imunisasi dasar yang perlu dipenuhi.
Sama seperti pada orang dewasa, bahaya tetanus pada anak juga disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini biasa terdapat di tanah dan dapat mengeluarkan racun yang dapat menempel di saraf yang berada di sekitar area tubuh yang terluka.
Kemudian, racun ini menyebar ke saraf yang berada di otak dan tulang belakang. Setelah menyebar hingga ke otak, bakteri tersebut dapat mengganggu fungsi saraf, terutama bagian saraf motorik yang mengatur otot.
Seorang anak dapat terserang tetanus saat mengalami luka tusuk yang terkontaminasi, misalnya akibat seperti menginjak paku secara tidak sengaja.
Luka lain yang tidak segera dibersihkan sehingga terkontaminasi tanah, kotoran, atau air liur, juga dapat menjadi pemicu timbulnya tetanus. Penyakit tetanus juga dapat terjadi pada bayi. Tetanus pada bayi disebut sebagai tetanus neonatal.
Neonatal tetanus merupakan infeksi tetanus yang muncul akibat penggunaan alat yang kurang steril saat proses persalinan. Umumnya, infeksi berasal dari alat pemotong tali pusar, yang tidak steril.
Selain itu, memberikan bahan tradisional yang tidak steril pada benjolan yang muncul setelah dipotongnya tali pusar, dapat memicu timbulnya infeksi ini.
Pada kasus tertentu, neonatal tetanus terjadi karena proses kelahiran dibantu oleh orang lain yang tidak dalam keadaan steril, atau proses persalinan berlangsung di tempat yang tidak steril.
Baca Juga
Gejala tetanus akan mulai muncul 3-21 hari setelah seorang anak terpapar bakteri penyebab tetanus. Sementara pada bayi, gejala akan mulai muncul 3-14 hari setelah terjadinya paparan.
Kondisi yang dapat ditandai sebagai gejala tetanus dapat bersifat individual. Berikut ini gejala yang paling umum muncul pada penderita tetanus.
Sementara itu pada tetanus neonatal, gejala umumnya akan muncul 3-28 hari setelah bayi lahir, dengan waktu rata-rata kemunculan setelah 7 hari.
Kondisi yang dapat menjadi penanda awal munculnya gejala tetanus ini adalah ketidakmampuan bayi untuk mengisap maupun menyusu, dan menangis terus-menerus.
Selain itu, muncul gejala khas tetanus seperti kontraksi otot wajah dan kaku rahang, sehingga bayi tidak dapat membuka mulut.
Posisi tulang belakang yang melengkung juga bisa menandakan gejala tetanus neonatal pada tubuh bayi.
Gejala-gejala tetanus bisa menyerupai kondisi penyakit lainnya. Karena itu, saat anak menunjukkan salah satu atau beberapa kondisi di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, serta perawatan yang efektif.
Supaya anak terhindar dari tetanus, jika ia terluka segera bersihkan luka di bawah air yang mengalir. Kemudian, beri cairan antiseptik agar tidak berkembang menjadi infeksi. Namun, pastikan Anda mencuci tangan terlebih dahulu agar lebih steril.
Bawa anak untuk mendapat vaksinasi tetenus sehingga terhindar dari penyakit tersebut. Biasanya pemberian vaksin ini dilakukan ketika anak berusia 2 tahun. Setelah mendapat vaksin, anak pun akan terlindungi dari paparan bakteri Clostridium tetani.
Ketika bermain, pastikan anak selalu memakai alas kaki dan berhati-hati agar terhindar dari bahaya yang bisa menyebabkannya terluka. Jagalah selalu kebersihan rumah dan lingkungan sekitar sehingga kesehatan anak pun terjaga.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Tak hanya karena kekurangan nutrisi yang tidak seimbang, penyakit kronis tertentu juga bisa menjadi penyebab malnutrisi pada anak. Apa saja?
Sugar rush adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelebihan energi akibat asupan gula yang tinggi dalam waktu yang singkat. Namun, efek tersebut disinyalir hanyalah mitos belaka.
Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan nutrisi atau ada penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak berkurang drastis sehingga tidak proporsional dengan tinggi badannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Supiah Sandra Dewi Sangadji
Dijawab oleh dr. Constantia Evelin Kwandang
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved