Menopause pada wanita adalah proses yang terjadi secara bertahap dan biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Beberapa gejala menopause, antara lain mengalami gangguan tidur dan gairah seks menurun.
2023-03-23 20:13:44
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyebab utama menopause adalah pertambahan usia wanita
Table of Content
Menopause adalah periode dimana seorang wanita berhenti mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut sehingga sudah tidak bisa lagi mengalami kehamilan. Penyebab menopause adalah perubahan kadar hormone akibat bertambahnya usia.
Advertisement
Menopause bisa terjadi saat wanita berusia antara 45 – 55 tahun, namun rata-rata akan mengalaminya di usia 50-an awal.
Menopause merupakan proses alami yang akan dialami semua wanita. Namun, kondisi ini tetap akan memicu munculnya beberapa gejala yang mengganggu seperti mood yang naik turun, hot flashes alias mudah merasa gerah, gangguan tidur, hingga vagina kering.
Menopause adalah proses alami yang terjadi akibat proses penuaan. Namun pada beberapa wanita, periode ini bisa datang lebih cepat karena beberapa faktor, mulai dari penyakit hingga efek samping perawatan medis.
Berikut penyebab menopause pada wanita:
Seiring bertambahnya usia, produksi hormon di tubuh akan mengalami perubahan. Memasuki usia 30-an akhir, estrogen dan progesteron yang merupakan hormone seks wanita sekaligus hormon yang mengatur siklus menstruasi akan berkurang jumlahnya.
Hal ini membuat wanita mengalami penurunan kesuburan. Penurunan tersebut bisa dilihat dari siklus menstruasi yang sudah mulai tidak teratur saat wanita memasuki usia 40-an awal.
Usia tersebut adalah masa dimana gejala menopause akan mulai muncul selama beberapa tahun ke depan hingga menstruasi benar-benar berhenti. Periode ini disebut juga sebagai perimenopause.
Saat rahim diangkat akibat penyakit tertentu, maka siklus menstruasi pun akan ikut berhenti sebab produksi estrogen dan progesteron akan terganggu.
Setelah rahim di angkat, berapapun usia Anda, menopause akan langsung terjadi. Anda akan berhenti menstruasi dan meraskan gejala-gejala seperti perempuan lain yang sedang mengalami menopause.
Menopause juga bisa disebabkan oleh efek samping perawatan medis seperti kemoterapi maupun radioterapi yang biasanya dilalui para pasien kanker.
Meski begitu, tidak semua pasien yang menjalani kedua perawatan ini pasti akan langsung menopause karena itu semua tergantung dari bagian tubuh mana yang menjadi target perawatan.
Radioterapi akan secara langsung memengaruhi menopause apabila perawatan tersebut menarget indung telur alias ovarium. Sementara itu jika radioterapi ditujukan untuk menghancurkan sel kanker di payudara ataupun anggota tubuh lain, tidak memengaruhi siklus menstruasi.
Sebagian kecil wanita ada yang mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Kondisi ini disebut sebagai menopause dini dan bisa disebabkan oleh kelainan genetik ataupun penyakit autoimun.
Menopause alami terjadi secara bertahap, yang diawali dengan melambatnya kinerja ovarium hingga benar-benar berhenti. Perubahan kondisi organ tubuh menuju menopause disebut dengan perimenopause.
Saat menopause terjadi, wanita tidak lagi mengalami menstruasi setelah 12 bulan berturut-turut. Masa sebelum terjadinya menopause namun gejala sudah mulai muncul disebut sebagai perimenopause.
Pada periode perimenopause, wanita masih berpotensi mengalami kehamilan. Sebab, meski waktu menstruasi menjadi sulit diprediksi, indung telur tetap bekerja dan mampu mengalami ovulasi.
Menjelang menopause, periode menstruasi wanita kemungkinan akan berubah. Namun hal ini bersifat individual, ada yang lebih berat atau lebih ringan. Hal tersebut merupakan perubahan yang normal terjadi.
Meski demikian, National Institute on Aging menyarankan wanita untuk berkonsultasi ke dokter jika mengalami periode menstruasi yang terlalu berdekatan dan mengalami pendarahan yang parah.
Baca Juga
Sebelum mengalami menopause, seorang wanita bisa merasakan kepanasan, gangguan tidur, hingga persoalan seksual.
Gejala menopause yang paling umum terjadi adalah hot flashes. Gejala ini timbul karena rasa panas meluap-luap sesaat, yang membuat wajah dan leher memerah dan menyebabkan bercak merah sementara muncul di dada, punggung, serta lengan.
Pada keadaan ini, biasanya wanita juga akan kedinginan dan berkeringat diseluruh tubuh. Hot flashes umumnya berlangsung antara 30 detik-10 menit.
Saat mengalami hot flashes, sebaiknya kenakan pakaian yang tipis, memasang kipas angin atau pendingin ruangan, berolahraga secara teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengelola stres.
Gejala menopause lain yang juga sering dialami oleh wanita adalah mengalami gangguan tidur. Saat hot flashes terjadi pada malam hari, tidur tentu akan terganggu dan keringat pun akan bermunculan.
Saat mengalami menopause, wanita akan kekurangan hormon estrogen yang mengakibatkan vagina menjadi kering, gatal, dan iritasi. Hal ini dapat berdampak pada hubungan seks yang menjadi tidak nyaman dan menyakitkan. Selain itu, gairah untuk melakukan seks mungkin menurun.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang menopause maupun kesehatan wanita lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Keputihan campur darah bisa jadi tanda menopause, sindrom ovarium polikistik (PCOS), vaginitis, hingga kanker serviks.
Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor pemicunya seperti usia, hormon, berat badan berlebih, hingga pola makan.
Jamu tradisional dipercaya mampu untuk merapatkan ‘miss v’ yang longgar. Namun, apakah jamu perapat ‘miss v’ tersebut benar-benar ampuh?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved