logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

7 Penyebab Anak Materialistis dan Cara Mencegahnya

open-summary

Sikap materialistis pada anak dapat disebabkan sejumlah hal, mulai dari terlalu sering mendapatkan hadiah, jarang bermain dengan orangtua, hingga memiliki konflik dengan orangtua. Untuk mencegahnya, Anda perlu mengajarkan mereka untuk bersyukur dan menjadi panutan yang baik baginya.


close-summary

2023-03-19 21:11:40

| Fadli Adzani

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Sikap materialistis pada anak dapat tumbuh akibat pola asuh orangtua yang terlalu sering memberikan hadiah.

Sikap materialistis pada anak dapat muncul jika orangtuanya juga memiliki sikap tersebut.

Table of Content

  • Mengenal apa itu materialistis dan materialisme
  • Penyebab materialistis pada anak
  • Cara mencegah dan mengatasi anak materialistis

Tidak hanya orang dewasa saja, anak-anak pun bisa memiliki sikap materialistis di dalam dirinya. Dilansir dari American Psychological Association (APA), materialistis artinya sikap yang menempatkan prioritas lebih tinggi untuk menghasilkan banyak uang dan harta.

Advertisement

Untuk mencegah tumbuhnya sikap ini pada anak atau diri Anda sendiri, mari kita pelajari berbagai penyebab dan cara mengatasi materialistis yang bisa dipraktikkan.

Mengenal apa itu materialistis dan materialisme

Orangtua perlu tahu bahwa materialistis dan materialisme adalah dua hal yang cukup berbeda. Sebelum mengenal sifat materialistis pada anak, tak ada salahnya Anda mengenal pengertian materialisme dan materialistis.

Dikutip dari Very Well Family, pengertian materialisme adalah kepentingan yang dimiliki seseorang terhadap harta bendanya.

Yang dimaksud harta benda di sini dapat berupa apa saja, seperti pakaian, sepatu, tas, mobil, peralatan elektronik, hingga gawai.

Seseorang dengan sifat materialisme yang tinggi disebut sebagai materialistis. Mereka yang bersifat materialistis beranggapan bahwa memiliki harta benda adalah pusat dari kehidupan dan identitas dirinya.

Salah satu contoh materialisme dalam kehidupan sehari-hari adalah kepemilikan terhadap rumah. Sebenarnya, rumah adalah kebutuhan dari setiap orang untuk berteduh.

Namun, orang yang materialistis justru beranggapan bahwa kepemilikan terhadap rumah bisa dijadikan alat untuk mengubah status sosialnya.  

Guna menghindari dan mengatasi paham materialisme, serta tentunya materialistis, pada anak, Anda disarankan untuk memahami berbagai penyebab munculnya sifat ini.

Penyebab materialistis pada anak

anak materialistis
Terdapat beberapa penyebab anak materialistis. 

Menurut studi yang dirilis dalam The Journal of Consumer Research, anak-anak yang menganut gaya hidup materialistis memiliki dua kepercayaan.

Pertama, anak beranggapan bahwa memiliki harta adalah definisi kesuksesan. Kedua, memiliki barang tertentu membuat mereka menjadi lebih disukai banyak orang.

Selain itu, terdapat beragam penyebab mengapa anak menjadi materialistis, di antaranya:

1. Sering memberikan uang dan benda berharga sebagai hadiah

Tidak jarang orangtua yang memberikan uang dan barang berharga pada anaknya sebagai hadiah.

Biasanya, uang dan benda berharga ini diberikan pada anak yang baru saja mendapatkan nilai ujian memuaskan atau mendapatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikulernya.

Kebiasaan ini dapat membuat anak beranggapan bahwa harta adalah tujuan utama dari kehidupan mereka.

2. Terlalu sering memberikan hadiah

Memberikan hadiah terlalu sering pada anak juga dianggap sebagai salah satu penyebab tumbuhnya sikap materialistis.

Sebab, hal ini akan mengajarkan anak-anak bahwa rasa sayang hanya bisa diberikan dalam bentuk hadiah saja.

3. Mengambil barang-barang miliknya

Orangtua yang sering menghukum anak dengan mengambil barang-barang miliknya dapat membuat anak merasa takut terpisah dari harta yang dimilikinya.

Pada akhirnya, mereka akan bergantung kepada hartanya untuk merasa bahagia.

4. Jarang bermain dengan orangtuanya

Anak-anak yang jarang bermain atau menghabiskan waktu dengan orangtuanya dapat merasa kesepian.

Sebagai pelariannya, mereka akan mencari mainan dan barang elektronik sebagai temannya. Hal ini juga bisa membuat anak menjadi materialistis.

5. Memiliki konflik dengan orangtuanya

Saat anak merasa bahwa kedua orangtuanya kecewa terhadap dirinya, si kecil dapat mencari kenyamanan dan ketenangan dengan melakukan aktivitas lain, salah satunya bermain dengan barang-barang favoritnya.

Hal ini dipercaya bisa membuat anak memiliki sifat materialistis karena ia menemukan kenyamanan dan ketenangan dengan materi.

6. Pengaruh teman sebaya

Penyebab tumbuhnya gaya hidup materialistis pada anak juga bisa disebabkan oleh pengaruh teman sebaya.

Terkadang, perasaan insecure dan paparan terhadap nilai-nilai materialisme dapat membuat anak menjadi seseorang yang materialistis.

Ditambah lagi, anak-anak yang merasa insecure dan ingin diterima teman sebayanya kerap menjadi seseorang yang materialistis agar merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya.

7. Ingin menjadi seperti idolanya

Mengidolakan seseorang yang terkenal dianggap dapat memiliki dampak langsung terhadap sifat materialisme anak.

Fanatisme yang dimiliki anak dipercaya dapat membuat mereka ingin memiliki gaya hidup yang sama seperti idolanya di televisi.

Anak-anak yang ingin meniru idolanya tersebut dianggap lebih materialistis dibandingkan dengan mereka yang tidak ingin meniru idolanya.

Cara mencegah dan mengatasi anak materialistis

materialistis
Sikap materialistis pada anak perlu dicegah sedini mungkin.

Berikut adalah berbagai cara untuk mencegah dan mengatasi tumbuhnya sikap materialistis di dalam diri anak.

1. Jadilah panutan yang baik

Salah satu kunci untuk mencegah dan mengatasi sikap materialistis pada anak adalah menjadi panutan yang baik bagi mereka.

Maka dari itu, Anda sebaiknya jangan menjadi orangtua materialistis jika tidak ingin anak-anak memiliki kepribadian yang sama.

Jangan pula menunjukkan obsesi terhadap suatu benda atau harta tertentu di depan anak. Usahakan untuk tidak membangga-banggakan benda tertentu, seperti mobil, ponsel baru, atau pakaian mahal.

Sebaliknya, ajarkan anak bahwa masih ada banyak hal yang lebih berharga dibandingkan uang dan benda, misalnya pemandangan yang indah, karya seni yang bagus, hingga dongeng dengan pesan moral yang bijak.

2. Rayakan pengalaman dibandingkan harta

Cobalah ganti jenis hadiah yang Anda berikan kepada anak. Jika selama ini Anda memberikannya uang atau benda-benda mewah, cobalah berikan hadiah lain berupa pengalaman jalan-jalan bersama keluarga ke tempat yang mereka ingin kunjungi.

Dilansir dari William James Edu, Debbie Pincus, seorang ahli pengasuhan anak dan pernikahan, berpendapat bahwa mengasuh anak dengan perspektif ini dinilai lebih efektif dibandingkan mengasuh dengan dompet (harta).

3. Ajarkan anak untuk bersyukur

Dilansir dari Very Well Family, orangtua dapat mengajarkan anak untuk pandai bersyukur supaya mereka tidak menjadi materialistis.

Dengan bersyukur, anak-anak akan belajar untuk menjadi bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.

4. Contohkan sikap kedermawanan

Anak-anak belajar banyak dari sikap orangtuanya. Maka dari itu, cobalah contohkan pada anak sikap dermawan atau sering berbagi dengan orang lan.

Tunjukkan pada anak bahwa Anda adalah orangtua yang baik dan tidak pelit terhadap sesama. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah mendonasikan uang ke panti asuhan.

5. Tegaskan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan

Terkadang, sikap materialistis dapat tumbuh pada diri anak saat mereka tidak tahu apa arti keinginan dan kebutuhan.

Anak-anak mungkin cenderung ingin memiliki banyak hal atas dasar keinginannya saja, tapi bukan kebutuhannya.

Maka dari itu, cobalah ajarkan anak untuk memahami apa itu keinginan dan kebutuhannya.

6. Mencari teman dari segala kalangan

Dikutip dari laman Scott H. Young, salah satu cara menghindari gaya hidup materialistis untuk anak atau orang dewasa adalah mencari teman dari segala kalangan.

Jangan hanya berteman dengan kalangan tertentu saja, apalagi yang mementingkan uang dan profesi di atas segalanya.

Langkah ini dianggap mampu menjauhkan anak atau Anda dari aspek kompetitif yang dibawa oleh paham materialisme.

Itulah beberapa penyebab dan cara mencegah sikap materialistis pada anak. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.

Advertisement

tips parentingparenting stressgaya parenting

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved