Bintik merah gatal pada kulit saat hamil dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti biang keringat, biduran, prurigo kehamilan, atau kolestasis intrahepatik. Diperlukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan penyebab dan menentukan penanganan yang tepat.
12 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bintik merah gatal pada kulit saat hamil bisa terasa sangat mengganggu
Table of Content
Sebagian ibu dapat mengalami bintik merah gatal pada kulit saat hamil. Kondisi ini dapat dipicu oleh sejumlah perubahan dalam kehamilan, seperti meningkatnya pasokan darah ke kulit, perubahan hormon, kulit yang meregang, atau faktor lainnya.
Advertisement
Bintik merah gatal pada kulit saat hamil bisa terjadi di trimester berapa pun. Rasa gatal yang muncul dapat membuat ibu merasa tidak nyaman, bahkan mungkin mengganggu tidur.
Walaupun umumnya bukanlah hal yang serius, ibu hamil harus waspada jika bintik merah gatal tersebut menjadi semakin parah.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab gatal bintik merah pada ibu hamil.
Meningkatnya pasokan darah ke kulit selama kehamilan bisa membuat tubuh ibu terasa lebih hangat dan banyak berkeringat. Akibatnya, muncul bintik merah gatal yang disebut biang keringat.
Bintik merah saat hamil ini dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Namun, biang keringat umumnya bukanlah masalah serius dan bisa hilang dalam beberapa hari. Anda bisa menggunakan losion kalamin untuk meredakan rasa gatalnya.
Bintik merah gatal pada kulit saat hamil dapat disebabkan oleh biduran. Kondisi ini sering kali terjadi karena reaksi alergi. Namun, meningkatnya suhu tubuh dan perubahan hormon dalam kehamilan juga bisa memicu biduran.
Bukan hanya gatal, biduran juga bisa menyebabkan kulit terasa seperti terbakar atau tersengat. Kondisi ini dapat diobati dengan antihistamin, kortikosteroid, atau obat oral untuk mengatasi peradangannya.
Papula Urtikaria Pruritus dan Plak Kehamilan (PUPPP) merupakan salah satu penyebab bintik merah gatal pada kulit saat hamil. Kondisi ini biasanya terjadi menjelang trimester terakhir kehamilan. Semula bercak merah muncul di sekitar stretch mark, kemudian dapat menyebar ke lengan, kaki, dan bokong.
Ketika kulit meregang, lapisan jaringan di bawahnya bisa mengalami kerusakan. Akibatnya, terjadi peradangan yang muncul sebagai ruam. Ruam pada ibu hamil ini dialami pada 1 dari setiap 160 kehamilan.
Walaupun jarang menimbulkan komplikasi, PUPPP bisa terasa mengganggu. Namun, bintik merah gatal pada kulit saat hamil ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Dokter mungkin akan meresepkan antihistamin oral, emolien topikal, atau obat steroid untuk mengobatinya.
Prurigo kehamilan bisa terjadi pada trimester pertama, kedua, atau ketiga. Sekitar 1 dari 300 ibu hamil dapat mengalami ruam yang bisa berlangsung hingga beberapa bulan setelah melahirkan ini.
Bintik merah gatal berisi cairan ini dapat muncul di lengan, kaki, atau perut. Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan meresepkan steroid topikal dan antihistamin oral. Anda juga bisa menggunakan pelembap untuk meredakan gatalnya.
Gatal bintik merah pada ibu hamil juga dapat disebabkan oleh kolestasis intrahepatik. Penyakit hati ini terjadi akibat tingginya jumlah hormon kehamilan yang mempengaruhi aliran normal empedu di kantong empedu.
Kolestasis intrahepatik umumnya terjadi pada trimester ketiga. Kondisi Ini merupakan hal serius. Biasanya gatal tidak didahului oleh bintik merah, awalnya gatal pada telapak tangan dan kaki lalu menyebar ke seluruh tubuh
Walaupun persalinan dapat membantu mengatasi kolestasis intrahepatik, pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
Kondisi ini berisiko menyebabkan persalinan prematur, lahir mati, atau aspirasi mekonium. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu menurunkan kadar empedu dalam darah.
Herpes gestasional atau pemphigoid gestasional merupakan kelainan kulit autoimun yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Bintik gatal merah pada kulit saat hamil ini awalnya muncul di badan dan perut.
Selanjutnya, ruam berubah menjadi lepuh atau plak besar yang menyebar. Kondisi ini bisa terasa sangat menyakitkan. Dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid topikal atau oral untuk mengobatinya.
Gatal bintik merah pada ibu hamil selanjutnya adalah folikulitis pruritus. Kondisi ini muncul sebagai lesi pada batang tubuh, dan dapat menyebar ke bagian lain. Bintik merah tersebut menyerupai jerawat karena mengandung nanah.
Folikulitis pruritus umumnya muncul pada trimester ketiga kehamilan dan bisa berlangsung selama 2-3 minggu. Namun, kondisi ini tidak akan memengaruhi janin yang sedang tumbuh.
Folikulitis pruritus biasanya sembuh setelah melahirkan. Akan tetapi, perawatan topikal dapat membantu mengatasinya.
Impetigo herpetiformis umumnya terjadi pada paruh kedua kehamilan. Ruam ini tampak sangat merah, meradang, dan berkerak yang dapat berkembang di bagian tubuh mana saja. Selain itu, Anda juga dapat mengalami mual, muntah, diare, dan demam menggigil. Namun, penyakit ini sangat jarang terjadi.
Impetigo sering kali hilang setelah melahirkan tanpa risiko yang mengintai bayi. Namun, ada pula yang melaporkan keterkaitan kondisi ini dengan risiko lahir mati. Perawatan impetigo dapat melibatkan obat-obatan kortikosteroid dan antibiotik.
Baca Juga
Cara mengatasi bintik merah gatal pada kulit saat hamil harus dilakukan berdasarkan penyebabnya. Diperlukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan penyebab keluhan Anda agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Namun, ada pula beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gatal yang mengganggu:
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar bintik merah gatal pada kulit saat hamil, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kalender masa subur sendiri. Cara menghitung masa subur dengan kalender dilakukan berdasarkan siklus menstruasi Anda, yaitu dalam rentang selama 24-38 hari.
Gerakan bayi sungsang bisa Anda perhatikan lewat sejumlah karakteristik, seperti merasakan ketidaknyamanan di tulang rusuk, kepala yang menekan diafragma, hingga lokasi detak jantungnya di atas pusar.
Dokter sudah bisa mendeteksi kemungkinan down syndrome pada janin dalam kandungan lewat hasil USG di trimester pertama. Tes USG akan mengukur ketebalan cairan yang terletak di belakang leher bayi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved