Penyebab berat badan naik bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, seperti hipotiroidisme, mengonsumsi obat-obatan, hingga insomnia. Selain itu, ada juga kebiasaan buruk penyebab gemuk yang perlu diwaspadai, seperti jarang minum air putih.
19 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Berbagai penyakit yang menjadi penyebab berat badan naik tiba-tiba tidak boleh diremehkan.
Table of Content
Naiknya berat badan secara drastis dalam waktu yang singkat tidak selalu disebabkan oleh makan berlebihan. Ada sejumlah penyebab berat badan naik tiba-tiba dalam bentuk penyakit atau kondisi medis yang perlu segera ditangani. Apa saja penyebabnya?
Advertisement
Sebenarnya, badan gemuk seiring waktu adalah hal yang biasa terjadi. Namun, ada beberapa kasus di mana berat badan dapat naik secara drastis tanpa penyebab yang jelas.
Berikut beberapa kondisi medis yang bisa menjadi penyebab berat badan naik tiba-tiba:
Beberapa obat dapat menjadi penyebab gemuk secara tiba-tiba. Menurut Obesity Action Coalition, ada sejumlah jenis obat-obatan yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan secara signifikan hanya dalam waktu satu bulan saja.
Obat-obatan yang dimaksud meliputi obat kejang, obat diabetes melitus, obat tekanan darah tinggi, hingga obat depresi dan gangguan psikiatri.
Tahukah Anda kalau insomnia dapat menjadi penyebab gemuk yang sering tidak disadari? Sebuah penelitian dari 2013 telah membuktikan bahwa pasien insomnia yang kekurangan tidur mengonsumsi karbohidrat lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Alhasil, berat badan akan naik secara signifikan dalam waktu singkat.
Partisipan di dalam studi tersebut juga terbukti mengonsumsi kalori lebih banyak, terutama setelah makan malam. Untuk mengatasinya, Anda perlu mengurangi kebiasaan yang bikin gemuk tersebut, seperti begadang hingga makan di malam hari.
Beberapa orang yang baru berhenti merokok ternyata bisa mengalami kenaikan berat badan yang signifikan dalam waktu cepat.
Para ahli percaya, hal ini terjadi akibat nikotin yang terkandung rokok dapat menekan nafsu makan. Itulah sebabnya, saat mereka berhenti merokok, nafsu makan mereka akan meningkat.
Selain itu, perasaan stres yang muncul akibat ingin merokok juga bisa memicu makan berlebihan. Menurut studi, orang yang baru saja berhenti merokok akan mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1 kilogram di bulan pertama.
Kenaikan berat badan ini akan sangat terlihat di 3 bulan pertama setelah berhenti merokok. Selanjutnya, kenaikan berat badan mulai melambat di bulan keenam.
Para penderita sindrom ovarium polikistik dapat merasakan kenaikan berat badan secara signifikan, terutama di bagian perutnya. Sebab, penyakit ini akan menyebabkan ovarium memproduksi hormon seks pria dalam jumlah yang tinggi.
Gejala lain dari sindrom ovarium polikistik meliputi:
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom ovarium polikistik. Namun, dokter biasanya menyarankan perubahan gaya hidup, seperti berolahraga teratur hingga mengonsumsi makanan sehat. Obat-obatan hormon juga bisa diberikan untuk meredakan gejalanya.
Kenaikan berat badan atau pembengkakan di beberapa bagian tubuh tertentu dapat disebabkan oleh retensi cairan dan bisa menjadi tanda gagal jantung.
Menurut Asosiasi Jantung Amerika Serikat (AHA), kenaikan berat badan sebanyak 0,9-1,3 kilogram dalam waktu 24 jam bisa menjadi tanda gagal jantung.
Penderita gagal jantung biasanya juga mengalami pembengkakan di bagian perut, pergelangan kaki, hingga kakinya.
Retensi cairan atau penumpukan cairan di dalam tubuh juga bisa menjadi penyebab berat badan naik tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan beberapa bagian tubuh membengkak (edema), seperti tangan, wajah, hingga perut.
Penderita gagal jantung, penyakit ginjal, hingga penyakit organ hati paling sering mengalami kenaikan berat badan tiba-tiba akibat retensi cairan.
Saat menopause, kadar hormon estrogen di dalam tubuh wanita akan menurun. Kondisi ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan akibat bagian perut dan pinggul yang membesar.
Perubahan hormon ini juga bisa menyebabkan metabolisme tubuh menjadi lambat sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.
Terdapat kondisi medis yang bisa menyebabkan perubahan hormon baik pada pria ataupun wanita, seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing (meningkatnya hormon kortisol), hingga meningkatkanya produksi hormon aldosteron.
Naiknya berat badan secara ‘misterius’ disertai dengan pembengkakan di bagian tubuh, bisa menjadi gejala dari penyakit ginjal atau sindrom nefrotik (kerusakan pada ginjal).
Saat ginjal tak berfungsi dengan baik, tubuh akan menahan cairan sehingga berat badan akan bertambah. Selain itu, ginjal yang rusak juga tidak mampu membuang limbah dan cairan berlebih dari dalam tubuh.
Gejala lain yang menandakan penyakit ginjal meliputi:
Gangguan pada tiroid, hipotiroidisme, dapat memperlambat metabolisme tubuh. Hal ini dipercaya bisa menjadi penyebab berat badan naik tiba-tiba. Masalah pada tiroid juga bisa menyebabkan tubuh menahan cairan.
Gejala lain hipotiroidisme yang harus diwaspadai meliputi:
Kanker ovarium juga bisa menyebabkan berat badan naik secara tiba-tiba. Biasanya, kenaikan berat badan itu akan disertai gejala:
Baca juga: 8 Tips Menurunkan Berat Badan dengan Cepat
Selain sejumlah kondisi kesehatan di atas, rupanya masih ada banyak penyebab berat badan naik akibat sering melakukan beberapa kebiasaan, seperti:
Kebiasaan makan buru-buru atau dengan cepat dapat menyebabkan berat badan cepat naik. Dikutip dari penelitian, orang yang mempunyai kebiasaan ini cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih cepat.
Saat makan terlalu cepat, tubuh tidak akan memberikan kesempatan untuk memberitahu otak bahwa perut sudah kenyang. Oleh sebab itu, Anda akan makan lebih banyak sehingga berat badan naik drastis.
Pola makan yang bikin gemuk salah satunya adalah melewatkan jam makan. Ketika melewatkan jam makan, Anda akan merasa kelaparan sehingga metabolisme tubuh melambat. Akibat tubuh merasa lapar, Anda akan cenderung makan dalam porsi besar.
Supaya metabolisme tetap terjaga, cobalah makan dalam jumlah kecil setiap tiga sampai empat jam sekali. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein agar metabolisme tubuh tetap terjaga.
Penyebab berat badan naik lainnya juga bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk, seperti kebanyakan tidur. Berdasarkan penelitian, seseorang yang tidur lebih dari 9 jam setiap hari selama 6 tahun cenderung 21% lebih tinggi mengalami obesitas ketimbang seseorang yang hanya tidur 7-8 jam.
Waktu tidur yang optimal untuk menjaga berat badan adalah 6-8 jam sehari. Pastikan Anda tetap produktif di siang hari dan mendapatkan istirahat yang cukup di malam hari.
Kurang minum bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah membuat berat badan cepat naik. Penelitian menunjukkan, rasa haus sering disalahartikan oleh tubuh sebagai rasa lapar.
Itulah sebabnya, orang yang minum dua cangkir air sebelum sarapan dapat mengonsumsi 22% kalori yang lebih rendah, dibandingkan yang tidak minum sama sekali.
Namun, pastikan minuman yang banyak dikonsumsi adalah air putih. Hindari terlalu banyak mengonsumsi minuman tinggi gula, seperti soda.
Saat mengonsumsi camilan, sebaiknya perhatikan kandungan gula di dalamnya. Pasalnya, beberapa camilan tidak sehat mengandung tinggi kandungan gula buatan yang bisa memicu kenaikan berat badan.
Pemanis buatan akan tetap mengeluarkan hormon insulin yang bisa membantu menyimpan lemak. Selain itu, produk makanan biasanya juga mengganti gula dengan krim atau minyak kelapa sawit yang mengandung lemak tidak baik bagi tubuh.
Untuk mengatasinya, Anda bisa makan camilan yang rendah gula atau pemanis buatan. Salah satu camilan sehat yang bisa dipilih adalah kedelai. Kedelai mengandung asam lemak tak jenuh, serat, antioksidan, hingga protein.
Baca juga: 9 Tips Mengontrol Berat Badan Melalui Kebiasaan Sehat
Berbagai penyebab berat badan naik tiba-tiba tidak boleh diremehkan. Cara mengatasi berat badan naik drastis bisa dengan menjalankan gaya hidup sehat, yakni berolahraga secara teratur, makan banyak protein dan sayuran, membatasi asupan kalori, dan tidur cukup.
Jika Anda mengalami kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas, segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penderita TBC perlu menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Cara dan aturan minum obat TBC yang benar perlu diterapkan untuk menghindari kekambuhan dan munculnya resistensi antibiotik.
Terkadang, bakteri tuberkulosis (TBC) ini bisa menyerang meninges, membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini dikenal juga dengan nama meningitis TB.
Paru-paru merupakan organ yang bekerja tanpa henti dan tidak jarang orang yang paru-parunya terserang penyakit. Ternyata, beberapa jenis pekerjaan dapat memicu penyakit paru-paru seperti bartender, tenaga kesehata hingga pekerja tambang batu bara.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved