Ngulet merupakan refleks tubuh yang wajar. Namun, waspada jika bayi sering ngulet sampai badannya melengkung, menangis tanpa henti, dan menendang-nendang terus sehingga tidurnya gelisah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
6 Sep 2023
Ketahui penyebab bayi sering ngulet yang normal dan tidak
Table of Content
Meregangkan tubuh (ngulet) ketika bangun tidur ternyata bukan hanya menjadi kebiasaan orang dewasa saja, bayi juga bisa sering ngulet. Ya, di usia 2 hingga 3 bulan, si Kecil umumnya sudah bisa menunjukkan gerakan refleks bayi yang satu ini.
Advertisement
Lantas apakah bayi sering mengulet itu normal? Apa yang menjadi penyebabnya? Berikut ulasan selengkapnya.
Ngulet adalah kondisi normal yang biasa dilakukan oleh anak usia di bawah satu tahun. Dikutip dari Kids Health, peregangan (ngulet) merupakan perkembangan keterampilan motorik pada bayi.
Gerakan ini dapat memperkuat otot kaki bayi untuk membantunya berguling atau mengubah posisinya. Ini adalah perkembangan yang biasanya terjadi pada bayi usia 4 sampai 6 bulan.
Ngulet juga bisa jadi tanda bayi sedang meregangkan otot dan sendi mereka. Ini karena otot dan sendi bayi masih berkembang, sehingga ia perlu meregangkan tubuhnya lebih sering.
Bayi dapat meregangkan tubuh umumnya mulai terjadi pada usia 3 bulan. Namun, kondisi dan perkembangan pada setiap bayi berbeda, sehingga umur tersebut tidak bisa dijadikan patokan.
Meski normal bagi bayi baru lahir, rupanya terlalu sering ngulet atau menggeliat juga dapat menjadi tanda kondisi yang serius.
Baca Juga
Umumnya, bayi baru lahir memang akan sering ngulet untuk meregangkan tubuh dan otot mereka. Biasanya bayi akan sering ngulet terutama setelah bangun dari tidur yang panjang.
Supaya Anda bisa menilai apakah sering ngulet tersebut adalah kondisi yang normal dan tidak, Anda hanya perlu memperhatikan 2 hal, yakni:
Sementara masalah peregangan pada bayi umumnya akan diikuti tanda ketidaknyamanan seperti menangis dan ngulet sampai tubuhnya melengkung hingga menangis seperti mendengus. Jika bayi mengalaminya, mungkin itu bisa jadi pertanda kondisi serius.
Selain merupakan refleks atau kondisi normal yang kerap terjadi pada bayi, sering ngulet juga bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi seperti berikut:
Jika bayi sering ngulet sampai badannya melengkung disertai dengan sering kentut dan sendawa, maka mungkin bayi mengalami perut kembung. Ngulet dilakukan untuk mendorong keluar gas yang sudah menumpuk di dalam perut.
Tanda lain yang sering menyertai perut kembung pada bayi adalah sering keluarnya gumoh terutama saat bersendawa. Ini bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan selama bayi tidak rewel dan kesakitan. Setelah ngulet untuk kentut, bayi akan merasa lebih tenang dan perutnya lebih lega.
Keluhan ini akan semakin jarang terjadi seiring usia bayi bertambah.
Konstipasi bisa menjadi salah satu penyebab bayi tidur gelisah dan ngulet dengan gejala mengejan atau mata melotot.
Pola buang air besar bayi baru lahir sampai beberapa minggu setelahnya belum teratur. Awalnya bayi yang menyusu ASI bisa saja tidak buang air besar selama beberapa hari. Sebab, ASI dapat terserap sempurna oleh tubuh.
Hal ini ini tergolong normal jika bayi tidak rewel atau mengalami keluhan lain. Namun, bayi yang mnum susu formula perlu buang air besar hampir setiap hari.
Bila pola buang air besar bayi tidak seperti biasanya atau menjadi jarang BAB, feses tampak kering dan padat, maka kemungkinan si Kecil mengalami konstipasi. Jika bayi mengalami gejala sembelit, segera periksakan ke dokter karena kondisi ini membutuhkan penanganan khusus.
Baca Juga
Kondisi kolik atau refluks pada bayi bisa menyebabkan si Kecil nangis terus menerus lebih dari 3 jam sehari selama setidaknya 3 hari sepekan dan kondisi ini dapat berlangsung selama 3 pekan atau lebih.
Selain itu, bayi yang sering mengulet sampai badannya melengkung bisa menandakan ia sedang kesulitan mencerna makanan.
Jika bayi mengalami kondisi ini, ia akan menangis keras dengan mendengus dan mungkin akan diikuti dengan demam. Jika bayi Anda mengalaminya, maka segeralah berkonsultasi ke dokter.
Bukan hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami otot yang tegang. Kondisi ini bisa saja terjadi ketika orangtua menggendong bayi dalam posisi yang salah sehingga menyebabkan dislokasi bahu atau patah tulang klavikula.
Jika bayi mengalami kondisi ini, ia akan menangis dan menunjukkan gejala peregangan ke arah tertentu yang berhubungan dengan sumber sakit. Jika Bayi meregang dan menangis setiap kali ia bangun, maka sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter.
Penyebab selanjutnya yang membuat bayi sering ngulet harus diwaspadai adalah adanya infeksi pada pusar atau tali pusat. Jika bayi mengalami kondisi ini, ia akan sering meregang dan menangis pada saat bersamaan.
Nyeri pada pusar biasanya akan diikuti dengan gejala lainnya seperti pusar terlihat bengkak, memerah, atau mengeluarkan cairan yang berbau.
Baca Juga
Ngulet merupakan refleks tubuh yang wajar.
Namun, waspadai jika bayi sering ngulet sampai badannya melengkung, menangis tiada henti, dan menendang-nendang terus. Kondisi seperti itu bisa menjadi tanda bayi sedang tidak nyaman dengan tubuhnya, entah karena penyakit atau karena lingkungan sekitarnya.
Bila bayi tampak kesakitan karena ngulet dan ngeden terus, Anda bisa mengatasi masalahnya dengan memberikan ASI atau menggendongnya sampai si Kecil tenang sendiri.
Jangan biarkan bayi terus menerus menangis atau meregangkan tubuhnya. Hal tersebut bisa menyebabkan cedera yang lebih parah seperti terlukanya tali pusat akibat peregangan yang terlalu keras.
Segera hubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut jika tangisannya tidak berhenti dan ia masih tampak kesakitan.
Advertisement
Ditulis oleh Rianti Dea Rizky Pratiwi
Referensi
Artikel Terkait
Gejala awal hidrosefalus pada bayi tidak hanya bisa dilihat dari ukuran kepala yang tidak normal seperti membesar. Kejang dan koordinasi tubuh yang buruk juga menjadi ciri-ciri hidrosefalus pada bayi.
20 Sep 2023
Posisi tidur bayi yang benar ternyata mampu menghindari risiko sindrom kematian mendadak atau SIDS. Orangtua perlu memastikan saluran napas bayi tidak terhalang saat tidur.
11 Apr 2022
Cara mengganti popok bayi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan karena berpotensi menimbulkan ruam. Jika sudah terlanjur muncul ruam, Anda bisa mengatasinya dengan menggunakan krim zinc oxide, antijamur, dan obat antibiotik.
10 Nov 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved