logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Bayi & Menyusui

Penyebab Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya

open-summary

Penyebab bayi sering gumoh terjadi karena cincin otot (sfingter) di kerongkongan belum bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, isi lambung si kecil bisa kembali naik ke kerongkongan dan keluar dari mulut.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

9 Agt 2023

Penyebab bayi sering gumoh perlu ibu ketahui

Bayi sering gumoh terjadi karena cincin otot di kerongkongannya belum bisa menutup dengan sempurna

Table of Content

  • Penyebab bayi sering gumoh
  • Cara mengatasi bayi sering gumoh
  • Kapan bayi gumoh harus diperiksakan ke dokter?

Ketika bayi tiba-tiba gumoh setelah menyusu, orangtua tentu bisa khawatir. Kondisi yang mirip muntah ini memungkinkan si kecil kembali mengeluarkan cairan susu yang diminumnya. Supaya rasa khawatir tidak terus melanda, ketahui penyebab bayi sering gumoh dan cara mengatasinya dengan tepat.

Advertisement

Penyebab bayi sering gumoh

Sebenarnya, gumoh adalah kondisi yang normal terjadi pada bayi. Mengutip dari Mayo Clinic, selama 3 bulan pertama kehidupannya, hampir setengah dari populasi bayi mengalami gumoh. Dalam dunia medis, gumoh dikenal sebagai refluks.

Sebagian besar episode gumoh pada bayi berlangsung kurang dari 3 menit, dan terjadi setelah ia menyusu. Volume susu yang mengalir keluar dari mulutnya pun bervariasi, sekitar 1-2 sendok makan. 

Bayi yang mengalami gumoh biasanya terlihat tetap aktif, nyaman, mengalami peningkatan berat badan yang baik, dan tidak mengalami gangguan pernapasan. 

Penyebab bayi sering gumoh terjadi karena ukuran lambung bayi masih sangat kecil, jadi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap kali minum. Akibatnya, volume susu yang terlalu banyak dapat menyebabkannya gumoh. 

Selain itu, cincin otot (sfingter) di kerongkongannya belum bisa menutup dengan sempurna. Hal ini memungkinkan isi lambung si kecil kembali ke kerongkongan dan keluar dari mulut.

Umumnya, sfingter berfungsi menjaga isi lambung tetap pada tempatnya dan tidak kembali ke atas. Cincin otot ini akan terbuka untuk membiarkan susu yang diminum untuk masuk ke lambung, kemudian menutup ketika susu sudah masuk ke dalam lambung agar tidak naik kembali ke kerongkongan. 

Selain sfingter bayi yang belum bisa menutup dengan sempurna, berikut adalah beberapa penyebab gumoh pada bayi yang mungkin terjadi:

  • Terlalu banyak menyusu (overfeeding)
  • Stimulasi berlebihan (overstimulation), misalnya saat bermain
  • Aerophagia, yaitu menelan udara terlalu banyak, misalnya saat menangis atau menyusu terlalu cepat
  • Stenosis pilorus, yakni kontraksi otot yang intens setelah menyusu

Umumnya, frekuensi gumoh akan berkurang hingga berhenti dengan sendirinya ketika buah hati berusia sekitar 4-5 bulan atau saat bayi sudah diberi makanan pendamping ASI (MPASI).

Walau gumoh pada bayi umumnya bukan masalah yang harus dikhawatirkan, orangtua bisa melakukan berbagai cara untuk membantu mengatasinya.

Cara mengatasi bayi sering gumoh

tidak memberi stimulasi berlebihan setelah bayi menyusu
Jangan memberi stimulasi berlebihan setelah bayi menyusu

Inilah beberapa cara mengatasi bayi sering gumoh yang bisa orangtua lakukan:

1. Jaga bayi tetap tegak

Pastikan posisi tubuh bayi dalam keadaan tegak saat menyusu. Hindari mengajaknya bermain maupun menggunakan ayunan. 

Kemudian, tahan tubuh si kecil tetap tegak sekitar 30 menit setelah menyusu, jadi jangan langsung dibaringkan. 

2. Jangan memberikan susu berlebihan

Karena overfeeding bisa menjadi penyebab bayi sering gumoh, jangan memberikan susu secara berlebihan pada si kecil. Disarankan untuk memberi susu dalam jumlah sedikit, tapi lebih sering agar kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi.

Orangtua juga bisa memperhatikan tanda-tanda bayi kenyang menyusu guna mencegah overfeeding pada buah hati.

3. Menyendawakan bayi

Luangkan waktu untuk menyendawakan bayi, terutama setelah ia selesai menyusu. Hal ini dapat membantu mencegah penumpukan udara di lambung si kecil.

4. Jangan memberi stimulasi berlebihan setelah bayi menyusu

Stimulasi berlebihan dapat menjadi penyebab bayi gumoh setelah minum ASI. Jadi, jangan menimang-nimang buah hati  atau melakukan permainan aktif lainnya usai ia menyusu agar tidak memicu gumoh. 

Jagalah supaya si kecil tetap tenang selama sekitar 20 menit setelah ia minum susu.

5. Jangan memberi tekanan pada perut bayi

Pastikan tidak ada tekanan pada perut bayi setelah menyusu. Misalnya, jangan memakaikan popok yang ketat pada si kecil, atau tunggu sekitar 30 menit jika ibu ingin memakaikan sabuk pengaman di kursi mobil khusus bayi.

6. Mengganti susu formula

Sebagian bayi alergi terhadap susu sapi atau kedelai dalam susu formula. Dokter dapat menyarankan untuk mengganti susu formula yang tidak mengandung bahan tersebut.

Ibu dapat mencoba memberi susu pengganti pada si kecil selama 1-2 minggu untuk memantau frekuensi gumoh bayi berkurang atau tidak.

7. Perhatikan asupan ibu

Jika ibu memberikan ASI pada bayi, perhatikan asupan yang dikonsumsi. Dokter mungkin akan menyarankan ibu mengurangi konsumsi produk-produk yang terbuat dari susu atau makanan tertentu lain, yang bisa membuat si kecil lebih sering gumoh.

8. Jangan menidurkan bayi dalam posisi tengkurap

Tidur tengkurap bisa membuat si kecil lebih sering gumoh. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk menidurkan bayi dalam posisi telentang. Hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Itulah beberapa cara mengatasi gumoh dengan tepat. Namun, segera periksakan si kecil ke dokter jika menunjukkan sejumlah gejala yang patut diwaspadai.

Baca Juga: Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi serta Penanganannya

Kapan bayi gumoh harus diperiksakan ke dokter?

periksakan bayi ke dokter jika terjadi gangguan napas
Periksakan bayi ke dokter jika terjadi gangguan napas

Bawa bayi ke dokter bila sering gumoh dan disertai gejala berikut:

  • Gumoh lebih dari 2 sendok makan
  • Berat badan tidak naik
  • Terjadi gangguan napas, seperti tersedak, batuk, atau bunyi napas tak biasa
  • Gumoh bercampur cairan berwarna kuning atau hijau
  • Gumoh bercampur darah atau bahan yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Tidak mau menyusu
  • BAB berdarah
  • Menangis lebih dari 3 jam sehari dan sangat rewel
  • Jarang buang air kecil

Baca Juga: Penyebab Bayi Jarang Buang Air Kecil dan Cara Mengatasinya

Walau jarang, gumoh pada bayi bisa menyebabkan komplikasi, seperti radang saluran cerna atas (esofagitis). Oleh sebab itu, bila kondisinya tidak kunjung membaik, jangan menunggu lama untuk membawanya ke dokter.

Dengan mengetahui penyebab bayi sering gumoh sekaligus cara mengatasinya, diharapkan orangtua dapat lebih memahami kondisi buah hati.

Advertisement

bayi & menyusuitumbuh kembang bayi

Ditulis oleh Dina Rahmawati

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved