Penyebab bayi muntah pada umumnya adalah masalah gangguan makan. Namun, orangtua juga perlu waspada penyebab muntah akibat masalah pencernaan bayi, seperti gastroenteritis.
23 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Ketahui penyebab bayi muntah dan bedanya dengan gumoh.
Table of Content
Tak hanya gumoh, bayi baru lahir yang muntah juga membuat orangtua khawatir. Anda pun berpikir apa penyebab bayi sering muntah, termasuk setelah ia minum ASI.
Advertisement
Ada perbedaan antara gumoh dan muntah pada bayi. Untuk itu, sebaiknya orangtua memahami penyebabnya agar bisa melakukan tindakan cara mengatasi muntah yang terjadi pada bayi.
Mengutip Pregnancy, Birth, & Baby, gumoh dan muntah adalah kondisi yang umum terjadi pada perkembangan bayi. Misalnya, bayi sering muntah atau gumoh setelah diberi susu.
Namun, ada perbedaan dari bayi gumoh dan muntah. Saat bayi gumoh, ia hanya mengeluarkan sedikit susu bercampur asam dari mulutnya. Ini terjadi setelah menyusu atau ketika ia bersendawa.
Istilah medis dari bayi gumoh adalah gastroesophageal reflux. Kondisi ini terjadi karena katup otot di bagian bawah kerongkongan bayi, masih belum kuat untuk menahan makanan di dalam lambung.
Sebagai akibatnya, sedikit susu bercampur asam lambung seringkali mengalir balik ke kerongkongan saat lambungnya penuh. Hal ini lazim terjadi dan umumnya tidak perlu dikhawatirkan.
Frekuensi gumoh akan berkurang seiring bertambahnya usia.
Berbeda lagi dengan kondisi muntah. Bayi dikatakan muntah jika isi lambungnya keluar lewat mulut, karena adanya kontraksi dari otot perut dan diafragma.
Baca Juga
Jadi, kenapa bayi sering muntah? Penyebab utama bayi sering muntah pada umumnya adalah masalah pemberian makan. Misalnya, bayi baru menyusu sampai kekenyangan atau bayi langsung aktif bergerak sesudah diberi makan.
Namun, tidak ada salahnya bagi orangtua tetap waspada. Alasannya, karena muntah yang tidak biasa atau terus menerus dapat menjadi ciri-ciri atau gejala kondisi kesehatan lainnya.
Berikut adalah beberapa penyebab bayi muntah, baik setelah minum asi atau pun susu formula.
Infeksi pada perut (gastroenteritis) yang disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya menimbulkan gejala berupa muntah-muntah pada bayi. Selain muntah, kondisi ini juga menyebabkan diare dan demam ringan.
Pada bayi, gastroenteritis biasanya menular lewat makanan atau peralatan makan yang tercemar virus atau bakteri.
Namun, penularannya juga bisa terjadi saat bayi menyentuh benda atau permukaan barang yang sudah terkontaminasi dan memasukkan tangannya ke mulut.
Muntah dan diare yang penyebabnya adalah infeksi virus umumnya akan berangsur-angsur membaik dalam beberapa hari walau tidak diobati. Jika gastroenteritis menjadi penyebab bayi muntah, pastikan buah hati tidak sampai dehidrasi.
Berikan banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Jangan ragu untuk menghubungi dokter apabila bayi selalu muntah dan diare setiap kali diberi minum maupun makan.
Gastroenteritis mudah sekali menular. Karena itu, Anda wajib mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum menyiapkan makanan dan memberi makan pada bayi.
Makanan bayi juga sebaiknya dimasak hingga benar-benar matang. Lalu, gunakan peralatan makan yang sudah dicuci melalui proses steril. Apabila perlu, gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh oleh bayi Anda.
Anda juga bisa mengurangi risiko infeksi rotavirus yang menyebabkan gastroenteritis. Caranya adalah dengan vaksinasi pada bayi di bawah usia enam bulan.
Kemungkinan lain dari penyebab bayi muntah adalah stenosis pilorus. Kondisi ini adalah jenis obstruksi saluran pencernaan berupa penebalan otot bagian bawah lambung (pilorus) yang terhubung dengan usus halus.
Penebalan otot membuat makanan tidak bisa memasuki usus halus. Akibatnya, bayi akan sering muntah.
Gejala-gejala stenosis pilorus akan terlihat pada bayi usia tiga minggu hingga tiga bulan, seperti:
Stenosis pilorus adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis secepatnya. Segera periksakan buah hati ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.
Faktor lainnya yang menjadi penyebab bayi muntah adalah alergi terhadap susu atau makanan tertentu. Gejala alergi umumnya meliputi muntah, gangguan pencernaan, atau gatal-gatal.
Gejala bisa muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah bayi diberi makanan tertentu.
Ini adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat yang terkandung dalam makanan maupun susu yang dikonsumsi.
Jika Anda mencurigai alergi sebagai penyebab muntah, segera hentikan pemberian makanan atau susu pada bayi.
Segera konsultasi dengan dokter untuk penanganan alergi serta menyusun menu makanan yang cocok untuk Si Kecil.
Untuk mendeteksi dan mencegah reaksi alergi, berikan satu jenis makanan saja tiap kali Anda memberi makan bayi. Apabila muncul reaksi alergi, hindari pemberian makanan tersebut pada buah hati.
Salah satu penyebab bayi sering muntah adalah akibat dari peningkatan refleks pada sistem saluran cerna, sehingga makanan yang masuk ke lambung naik lagi ke kerongkongan kemudian dimuntahkan.
Kondisi ini terjadi akibat otot di ujung bawah esofagus menjadi terlalu rileks dan memungkinkan isi perut naik kembali ke atas. Kondisi seperti ini merupakan penyakit refluks lambung atau biasa disebut GERD.
Namun, orangtua tidak perlu khawatir, karena muntah akibat refluks lambung akan membaik atau hilang seiring dengan pertambahan usianya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini di antaranya:
Gangguan makan seperti makan berlebihan juga menjadi penyebab umum bayi muntah.
Hal ini terjadi karena lambung bayibelum terbiasa mencerna makanan dan masih harus belajar untuk tidak menelan susu terlalu cepat atau makan berlebih.
Selain itu, proses teething juga kerap disebut membuat bayi lebih rentan terhadap penyakit.
Ini disebabkan oleh kekebalan pasif bayi menurun, sehingga lebih rentan mengalami muntah akibat infeksi bakteri, virus, atau alergi baik dari makanan maupun dari teething.
Namun, sebagaian besar kasus muntah pada bayi saat teething bisa sembuh dengan sendirinya. Asalkan, asupan cairan tercukupi, beristirahat, serta mengonsumsi makanan yang bergizi.
Baca Juga
Salah satu kondisi gawat darurat dan menjadi penyebab bayi sering muntah adalah necrotizing enterocolitis (NEC). Ini adalah penyakit infeksi usus yang membuat sebagian atau seluruh jaringan pada usus bayi menjadi rusak atau mati.
NEC biasanya menyerang bayi baru lahir, terutama bayi prematur atau dengan penyakit bawaan.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (1,5 kg atau kurang) juga berisiko mengalami NEC.
Saat mengalami infeksi usus yang mengarah ke NEC, gejala tidak akan langsung muncul karena NEC bukanlah penyakit bawaan lahir. Gejala biasanya terlihat dari hari ke-10 hingga 12 atau saat bayi berusia 2 minggu.
Berikut adalah beberapa gejala atau ciri-ciri muntah pada bayi yang berbahaya, seperti:
NEC dapat terjadi pada bagian usus manapun. Akan tetapi, biasanya menyerang usus besar bayi.
Lapisan usus yang awalnya rusak adalah lapisan dalam, lalu bisa merembet ke lapisan terluar jika tidak segera ditangani.
Baca Juga
Ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan orangtua untuk menangani bayi sering muntah setelah menyusu asi atau susu formula. Beberapa cara mengatasi bayi muntah, meliputi:
Kekhawatiran memang sulit untuk dihindari saat melihat bayi Anda sering muntah.
Namun, orangtua perlu tetap tenang untuk bisa menangani kondisi bayi sekaligus mewaspadai gejala di atas yang bisa memberi petunjuk apa yang menjadi penyebab bayi muntah.
Segera berkonsultasi dengan dokter anak jika bayi sering muntah dan berlangsung lebih dari dua hari, mengalami gejala dehidrasi, muntah berwarna hijau, dan terdapat darah.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab sekaligus tindakan apa yang bisa dilakukan saat bayi sering muntah, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara memijat payudara agar ASI lancar dan banyak tidak bisa sembarangan. Selain melancarkan ASI, pijat payudara juga untuk mencegah infeksi pada jaringan payudara.
Cara melatih bayi tengkurap adalah dengan melakukan tummy time secara rutin, memanfaatkan mainan sebagai penarik perhatian bayi agar berubah posisi menjadi tengkurap, goyangkan pinggul bayi, bantu bayi untuk mulai berguling, dan terus berinteraksi dengan bayi.
Leher bayi lecet biasanya terjadi berbarengan dengan ruam atau rasa gatal. Sebab, bayi akan menggaruknya setiap kali terasa gatal, belum bisa menahan gatal seperti halnya orang dewasa.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved