logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Bayi & Menyusui

Inilah 5 Penyebab Bayi Muntah dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

open-summary

Penyebab bayi muntah pada umumnya adalah masalah gangguan makan. Namun, orangtua juga perlu waspada penyebab muntah akibat masalah pencernaan bayi, seperti gastroenteritis.


close-summary

23 Mar 2022

| Armita Rahardini

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Penyebab bayi muntah biasanya karena masalah pemberian makan

Ketahui penyebab bayi muntah dan bedanya dengan gumoh.

Table of Content

  • Perbedaan gumoh dan muntah
  • Berbagai penyebab bayi muntah
  • Ciri-ciri muntah pada bayi yang berbahaya dan perlu diwaspadai
  • Cara mengatasi muntah pada bayi

Tak hanya gumoh, bayi baru lahir yang muntah juga membuat orangtua khawatir. Anda pun berpikir apa penyebab bayi sering muntah, termasuk setelah ia minum ASI.

Advertisement

Ada perbedaan antara gumoh dan muntah pada bayi. Untuk itu, sebaiknya orangtua memahami penyebabnya agar bisa melakukan tindakan cara mengatasi muntah yang terjadi pada bayi.

Perbedaan gumoh dan muntah

Mengutip Pregnancy, Birth, & Baby, gumoh dan muntah adalah kondisi yang umum terjadi pada perkembangan bayi. Misalnya, bayi sering muntah atau gumoh setelah diberi susu.

Namun, ada perbedaan dari bayi gumoh dan muntah. Saat bayi gumoh, ia hanya mengeluarkan sedikit susu bercampur asam dari mulutnya. Ini terjadi setelah menyusu atau ketika ia bersendawa.

Istilah medis dari bayi gumoh adalah gastroesophageal reflux. Kondisi ini terjadi karena katup otot di bagian bawah kerongkongan bayi, masih belum kuat untuk menahan makanan di dalam lambung.

Sebagai akibatnya, sedikit susu bercampur asam lambung seringkali mengalir balik ke kerongkongan saat lambungnya penuh. Hal ini lazim terjadi dan umumnya tidak perlu dikhawatirkan.

Frekuensi gumoh akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Berbeda lagi dengan kondisi muntah. Bayi dikatakan muntah jika isi lambungnya keluar lewat mulut, karena adanya kontraksi dari otot perut dan diafragma.

Baca Juga

  • Penting! Inilah Cara Menidurkan Bayi yang Rewel Karena Sakit
  • Alasan Wajah Bayi Baru Lahir Terlihat Berbeda dari Orang Tua
  • Bayi 7 Bulan Belum Bisa Duduk, Perlukah Orangtua Khawatir?

Berbagai penyebab bayi muntah

Jadi, kenapa bayi sering muntah? Penyebab utama bayi sering muntah pada umumnya adalah masalah pemberian makan. Misalnya, bayi baru menyusu sampai kekenyangan atau bayi langsung aktif bergerak sesudah diberi makan.

Namun, tidak ada salahnya bagi orangtua tetap waspada. Alasannya, karena muntah yang tidak biasa atau terus menerus dapat menjadi ciri-ciri atau gejala kondisi kesehatan lainnya.

Berikut adalah beberapa penyebab bayi muntah, baik setelah minum asi atau pun susu formula.

1. Infeksi tertentu

Infeksi pada perut (gastroenteritis) yang disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya menimbulkan gejala berupa muntah-muntah pada bayi. Selain muntah, kondisi ini juga menyebabkan diare dan demam ringan.

Pada bayi, gastroenteritis biasanya menular lewat makanan atau peralatan makan yang tercemar virus atau bakteri.

Namun, penularannya juga bisa terjadi saat bayi menyentuh benda atau permukaan barang yang sudah terkontaminasi dan memasukkan tangannya ke mulut.

Muntah dan diare yang penyebabnya adalah infeksi virus umumnya akan berangsur-angsur membaik dalam beberapa hari walau tidak diobati. Jika gastroenteritis menjadi penyebab bayi muntah, pastikan buah hati tidak sampai dehidrasi.

Berikan banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Jangan ragu untuk menghubungi dokter apabila bayi selalu muntah dan diare setiap kali diberi minum maupun makan. 

Gastroenteritis mudah sekali menular. Karena itu, Anda wajib mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum menyiapkan makanan dan memberi makan pada bayi.

Makanan bayi juga sebaiknya dimasak hingga benar-benar matang. Lalu, gunakan peralatan makan yang sudah dicuci melalui proses steril. Apabila perlu, gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh oleh bayi Anda.

Anda juga bisa mengurangi risiko infeksi rotavirus yang menyebabkan gastroenteritis. Caranya adalah dengan vaksinasi pada bayi di bawah usia enam bulan.

2. Stenosis pilorus

Kemungkinan lain dari penyebab bayi muntah adalah stenosis pilorus. Kondisi ini adalah jenis obstruksi saluran pencernaan berupa penebalan otot bagian bawah lambung (pilorus) yang terhubung dengan usus halus.

Penebalan otot membuat makanan tidak bisa memasuki usus halus. Akibatnya, bayi akan sering muntah.

Gejala-gejala stenosis pilorus akan terlihat pada bayi usia tiga minggu hingga tiga bulan, seperti:

  • Sering muntah beberapa saat setelah diberi susu.
  • Bayi sering merasa lapar.
  • Tampak gerakan otot seperti gelombang di perut bayi setelah menyusu.
  • Gangguan buang air besar (BAB), seperti jarang BAB, bentuk tinja yang lebih kecil, atau konstipasi.
  • Berat badan bayi tidak naik atau bahkan mengalami penurunan.
  • Dehidrasi yang ditandai dengan bayi menjadi lesu atau kurang aktif bergerak dibanding biasanya, jarang buang air kecil (popok bayi tetap kering selama empat sampai enam jam), menangis tanpa keluar air mata, dan kulitnya terlihat agak keriput.

Stenosis pilorus adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis secepatnya. Segera periksakan buah hati ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.

3. Alergi tertentu

Faktor lainnya yang menjadi penyebab bayi muntah adalah alergi terhadap susu atau makanan tertentu. Gejala alergi umumnya meliputi muntah, gangguan pencernaan, atau gatal-gatal.

Gejala bisa muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah bayi diberi makanan tertentu.

Ini adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat yang terkandung dalam makanan maupun susu yang dikonsumsi.

Jika Anda mencurigai alergi sebagai penyebab muntah, segera hentikan pemberian makanan atau susu pada bayi. 

Segera konsultasi dengan dokter untuk penanganan alergi serta menyusun menu makanan yang cocok untuk Si Kecil.

Untuk mendeteksi dan mencegah reaksi alergi, berikan satu jenis makanan saja tiap kali Anda memberi makan bayi. Apabila muncul reaksi alergi, hindari pemberian makanan tersebut pada buah hati.

4. Refluks asam lambung

Salah satu penyebab bayi sering muntah adalah akibat dari peningkatan refleks pada sistem saluran cerna, sehingga makanan yang masuk ke lambung naik lagi ke kerongkongan kemudian dimuntahkan.

Kondisi ini terjadi akibat otot di ujung bawah esofagus menjadi terlalu rileks dan memungkinkan isi perut naik kembali ke atas. Kondisi seperti ini merupakan penyakit refluks lambung atau biasa disebut GERD.

Namun, orangtua tidak perlu khawatir, karena muntah akibat refluks lambung akan membaik atau hilang seiring dengan pertambahan usianya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini di antaranya:

  • Memberi makan bayi dengan posisi tegak
  • Angkat bayi setelah makan atau menyusui.
  • Jangan menggendong sambil mengayunkan bayi setelah menyusu atau makan.
  • Hindari memberi makan terlalu banyak. Cukup berikan makanan dalam porsi kecil, tetapi sering.
  • Membuat bayi sendawa.
  • Baringkan bayi dalam bertumpu pada sisi kiri tubuhnya.

5. Gangguan makan

Gangguan makan seperti makan berlebihan juga menjadi penyebab umum bayi muntah.

Hal ini terjadi karena lambung bayibelum terbiasa mencerna makanan dan masih harus belajar untuk tidak menelan susu terlalu cepat atau makan berlebih. 

Selain itu, proses teething juga kerap disebut membuat bayi lebih rentan terhadap penyakit.

Ini disebabkan oleh kekebalan pasif bayi menurun, sehingga lebih rentan mengalami muntah akibat infeksi bakteri, virus, atau alergi baik dari makanan maupun dari teething.

Namun, sebagaian besar kasus muntah pada bayi saat teething bisa sembuh dengan sendirinya. Asalkan, asupan cairan tercukupi, beristirahat, serta mengonsumsi makanan yang bergizi.

Ciri-ciri muntah pada bayi yang berbahaya dan perlu diwaspadai

Salah satu kondisi gawat darurat dan menjadi penyebab bayi sering muntah adalah necrotizing enterocolitis (NEC). Ini adalah penyakit infeksi usus yang membuat sebagian atau seluruh jaringan pada usus bayi menjadi rusak atau mati.

NEC biasanya menyerang bayi baru lahir, terutama bayi prematur atau dengan penyakit bawaan.

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (1,5 kg atau kurang) juga berisiko mengalami NEC.

Saat mengalami infeksi usus yang mengarah ke NEC, gejala tidak akan langsung muncul karena NEC bukanlah penyakit bawaan lahir. Gejala biasanya terlihat dari hari ke-10 hingga 12 atau saat bayi berusia 2 minggu.

Berikut adalah beberapa gejala atau ciri-ciri muntah pada bayi yang berbahaya, seperti:

  • Bayi susah makan (menyusu).
  • Perut bayi menggelembung atau bengkak.
  • Perut bayi berwarna kemerahan atau mengalami perubahan warna.
  • Bayi sering muntah.
  • Muntah kuning atau kehijauan yang menandakan adanya cairan empedu (muntah bilus).
  • Terdapat bercak darah pada feses bayi.
  • Letargi (kekurangan energi).
  • Demam.
  • Apnea (henti napas).

NEC dapat terjadi pada bagian usus manapun. Akan tetapi, biasanya menyerang usus besar bayi.

Lapisan usus yang awalnya rusak adalah lapisan dalam, lalu bisa merembet ke lapisan terluar jika tidak segera ditangani.

Cara mengatasi muntah pada bayi

Ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan orangtua untuk menangani bayi sering muntah setelah menyusu asi atau susu formula. Beberapa cara mengatasi bayi muntah, meliputi:

  • Kurangi sedikit porsi susu bayi, tapi berikan dengan frekuensi lebih sering.
  • Jika bayi menyusu lewat botol, pastikan lubang dotnya tidak terlalu besar agar susu mengalir dalam jumlah yang pas untuk bayi.
  • Susui bayi dengan posisi bayi sedikit tegak.
  • Jangan lupa untuk membuat agar bayi sendawa setelah diberi susu. Caranya adalah dengan menggendongnya tegak bersandar pada dada Anda sambil mennepuk-nepuk lembut punggungnya.
  • Sandarkan bayi pada posisi duduk atau sedikit tegak selama sekitar 30 menit setelah menyusu. Hindari menimang atau meletakkan bayi pada bouncy chair setelah makan.

Kekhawatiran memang sulit untuk dihindari saat melihat bayi Anda sering muntah.

Namun, orangtua perlu tetap tenang untuk bisa menangani kondisi bayi sekaligus mewaspadai gejala di atas yang bisa memberi petunjuk apa yang menjadi penyebab bayi muntah.

Segera berkonsultasi dengan dokter anak jika bayi sering muntah dan berlangsung lebih dari dua hari, mengalami gejala dehidrasi, muntah berwarna hijau, dan terdapat darah.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab sekaligus tindakan apa yang bisa dilakukan saat bayi sering muntah, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

tumbuh kembang bayibayianak muntahmakanan bayibayi & menyusuimuntah

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved