Penyebab bayi jarang buang air kecil yang paling umum adalah kurangnya asupan cairan. Ini terutama terjadi pada bayi baru lahir. Normalnya, bayi akan pipis sebanyak 6-8 kali dalam sehari.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
4 Agt 2023
Bayi jarang buang air kecil bisa jadi disebabkan oleh kurang cairan
Table of Content
Frekuensi buang air kecil sering kali menjadi patokan tercukupinya kebutuhan asupan pada bayi. Namun, jika bayi jarang kencing, apakah mengindikasikan kebutuhannya tidak tercukupi? Simak penjelasan mengenai penyebab dan cara mengatasi bayi jarang buang air kecil berikut ini.
Advertisement
Kandung kemih bayi menampung sekitar 30-40 ml urine sehingga ia akan pipis cukup sering. Jika bayi cukup asupan cairan, baik dari ASI maupun susu formula, ia akan pipis setidaknya 6-8 kali sehari.
Bayi terbilang jarang pipis jika jumlah urine kurang dari 1 ml/kg/BB/jam, atau kurang dari 3 kali sehari. Artinya, jika bayi Anda memiliki berat badan (BB) 6 kg, urine yang seharusnya dikeluarkan sebanyak 6 ml per jam.
Jika kurang dari itu, bisa jadi mengindikasikan adanya kondisi tertentu. Jarang pipis pada bayi tidak bisa dianggap remeh karena bisa membahayakan.
Berikut ini beberapa penyebab bayi baru lahir jarang pipis.
Dehidrasi atau kekurangan cairan adalah kondisi ketika bayi kekurangan ASI atau tidak mendapat cukup asupan cairan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kurang cairan adalah penyebab paling umum bayi jadi jarang pipis.
Sekitar 75% tubuh bayi terdiri dari air yang menjadi komponen setiap sel tubuh. Normalnya, bayi bisa kehilangan air melalui buang air besar maupun kecil, berkeringat, menangis, bahkan bernapas.
Namun, pada kondisi tertentu, bayi bisa kehilangan air lebih cepat sehingga menyebabkan dehidrasi. Beberapa penyebab dehidrasi pada bayi, antara lain muntah, diare, dan demam.
Dehidrasi pada bayi dapat dilihat dari berkurangnya frekuensi buang air kecil. Kondisi ini bisa memburuk jika disertai dengan beberapa gejala berikut ini:
Segera periksakan ke dokter anak jika bayi Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas.
Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter. Kandung kemih akan menyimpan urine dan mengeluarkannya melalui buang air kecil.
Jika terjadi penyumbatan pada saluran kemih, bayi akan kencing lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali.
Kondisi ini bisa terjadi karena cacat bawaan lahir di saluran kemih hingga penyakit spina bifida.
Penyumbatan di saluran kemih dapat disertai dengan gejala lain, yaitu:
Baca Juga
Penyakit ginjal juga bisa menjadi penyebab bayi jarang buang air kecil.
Penyakit ginjal akibat gangguan fungsi ginjal menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus, peningkatan kreatinin dan produk limbah nitrogen, serta hilangnya kemampuan untuk mengatur cairan dan elektrolit.
Acute renal failure atau gagal ginjal akut (ARF) dan acute kidney injury atau cedera ginjal akut (AKI) adalah jenis penyakit ginjal yang sering menjadi penyebab frekuensi urine berkurang.
Meski demikian, Anda tidak perlu buru-buru panik. Pasalnya, angka kejadian kasus penyakit ginjal yang menyebabkan bayi baru lahir jarang pipis cukup rendah. Sebesar 6-24 persen.
Kasus ini biasanya terjadi pada bayi berat lahir sangat rendah, bayi pasca operasi jantung bawaan, bayi dengan bantuan kehidupan ekstrakorporal, dan bayi dengan depresi perinatal.
Dalam tanya-jawab yang dilakukan oleh McGraw Hill Medical, diketahui bahwa salah satu penyebab gangguan ginjal pada bayi adalah konsumsi obat-obatan pada ibu hamil. Kondisi ini juga dapat menyebabkan bayi jarang buang air kecil.
Beberapa ibu hamil mungkin terpaksa minum obat-obatan karena kondisinya. Obat-obatan seperti non-steroidal anti-inflammatory (NSAID) yang dikonsumsi selama kehamilan dapat mengganggu pembentukan ginjal janin.
Maka itu, sangat penting untuk tidak sembarangan minum obat saat hamil. Konsumsilah obat sesuai dengan anjuran dokter Anda.
Hamil memang membuat Anda memiliki batasan dalam mengonsumsi obat. Namun jika harus, dokter pasti akan mempertimbangkan segala risiko dan manfaat yang ada.
Dengan demikian, efek samping baik bagi Anda dan bayi dapat dihindarkan.
Frekuensi pipis bayi ASI selama minggu pertama kehidupannya akan selalu berubah setiap hari. Hal ini sesuai dengan seberapa banyak suplai cairan atau air susu ibu (ASI) yang ia konsumsi.
Selama beberapa hari pertama, bayi baru lahir mungkin akan jarang buang air kecil karena tidak menerima banyak ASI. Seiring waktu dan suplai ASI meningkat maka bayi akan jadi lebih sering pipis.
Umumnya, saat bayi memasuki usia 6 hari, paling tidak ia akan pipis 6 kali dalam sehari.
Pada umumnya, bayi baru lahir akan buang air kecil untuk pertama kali dalam 12-24 jam setelah lahir. Dalam buku Pediatric Care dikatakan bahwa normal bagi bayi baru lahir untuk tidak pipis selama 24 jam setelah lahir.
Selanjutnya, seiring dengan bertambahnya pemberian ASI oleh ibu maka frekuensi pipis bayi juga akan bertambah. Hal ini berlaku bagi bayi yang mengonsumsi ASI maupun susu formula.
Baca Juga
Mengatasi bayi jarang kencing dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui penyebabnya.
Jika disebabkan oleh dehidrasi, pemberian cairan lebih banyak akan sangat dianjurkan. Untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan, pemberian cairan bisa dalam bentuk ASI maupun susu formula.
Sebaiknya, Anda tidak memberikan air putih untuk bayi atau cairan lainnya pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Bagi bayi di atas 6 bulan dengan kondisi dehidrasi akibat diare, pemberian oralit dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan cairan.
Pada kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan cairan melalui infus.
Sementara itu, jika jarang pipis pada bayi disebabkan oleh adanya gangguan pada kandung kemih atau penyakit ginjal, dokter mungkin akan merencanakan pemeriksaan lebih lanjut untuk mempertimbangkan pemberian obat-obatan, kateterisasi, atau pembedahan.
Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi bayi jarang buang air kecil yang bisa Anda diskusikan lebih lanjut dengan dokter yang menangani anak Anda.
Jangan lupa untuk selalu memperhatikan atau mencatat perkembangan maupun keluhan yang dialami si kecil, serta rutin berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan terbaik.
Jika masih ada pertanyaan seputar penyebab dan cara mengatasi bayi jarang buang air kecil, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter secara online melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Yanita Nur Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Susu penggemuk untuk ibu menyusui mengandung nutrisi yang berguna untuk membantu menambah berat badan. Namun, pastikan Anda mengonsumsinya sebagai pelengkap alih-alih sumber nutrisi utama.
17 Sep 2023
Cara menyendawakan bayi bermanfaat agar si kecil tidak kembung dan kolik. Hal yang bisa Anda lakukan untuk mengeluarkan sendawa adalah dengan duduk memangku bayi hingga menggendong pada posisi bayi berdiri dan menggoyangkannya perlahan.
11 Mar 2022
Makanan untuk ibu menyusui, seperti daun katuk, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, bayam, telur, salmon, hingga susu, dapat membantu meningkatkan produksi ASI berkualitas untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
25 Okt 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved