Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Beberapa faktor tersebut di antaranya genetik, kondisi medis tertentu, efek samping dari konsumsi obat-obatan, stres, hingga trauma.
3.44
(41)
11 Apr 2019
Anxiety disorder dapat menimbulkan rasa cemas atau takut berlebihan terhadap sesuatu.
Table of Content
Rasa cemas merupakan respon tubuh yang normal alamiah. Semua orang pasti pernah merasakan rasa cemas atau takut. Rasa cemas penting untuk kelangsungan hidup dan mempersiapkan Anda terhadap ancaman atau stres yang dirasakan.
Advertisement
Namun, apa yang terjadi jika respon tubuh yang alamiah malah mengganggu kehidupan sehari-hari Anda? Kondisi ini disebut dengan istilah anxiety disorder. Arti anxiety adalah kecemasan dan disorder merupakan gangguan, sehingga Anda juga bisa menyebutnya dengan gangguan kecemasan.
Saat mengalaminya Anda dapat merasakan rasa cemas atau takut yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya. Gangguan kecemasan dapat menimbulkan rasa cemas atau takut terhadap suatu hal atau objek yang seharusnya tidak ditakuti, seperti balon, badut, dan sebagainya.
Anxiety disorder memiliki beragam jenis, tergantung dari objek atau kondisi yang menimbulkan rasa cemas tersebut. Beberapa contoh jenisnya adalah gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, agorafobia, dan sebagainya.
Rasa cemas dan takut yang dirasakan saat mengalami anxiety disorder dapat membuat penderitanya mengalami reaksi fisik (seperti berkeringat secara berlebihan, sesak napas, dan sebagainya) dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, penyebab dari ganguan kecemasan belum diketahui secara pasti.
Namun, terdapat beberapa faktor yang mungkin dapat menjadi penyebab anxiety disorder, antara lain:
Anxiety disorder bisa jadi diturunkan dalam keluarga. Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami kondisi serupa, Anda lebih mungkin untuk mengalaminya juga. Selain genetik, kemungkinan penyebab lainnya adalah karena ketidakseimbangan hormon atau sinyal otak yang tidak teratur.
Terkadang anxiety disorder merupakan gejala dari kondisi medis tertentu. Beberapa kondisi medis yang dapat menjadi pemicunya adalah diabetes, gangguan tiroid, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dan sebagainya.
Beberapa obat-obatan tertentu dapat mengakibatkan anxiety disorder. Selain itu, penggunaan narkotika dan alkohol juga dapat menyebabkan dan memperparah gangguan kecemasan.
Individu yang pernah mengalami trauma, dilecehkan, atau menyaksikan kejadian traumatis di masa kecilnya rentan mengalami gangguan kecemasan. Stres yang berat dan berkepanjangan juga dapat membuat seseorang rentan mengalami kondisi ini.
Dilansir dari Healthline, faktor jenis kelamin juga bisa menjadi penyebab anxiety. Wanita dipercaya lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan dibandingkan pria.
Penyebab anxiety selanjutnya ialah jenis kepribadian seseorang. Orang-orang yang lebih sibuk, suka tegang, dan memiliki kepribadian tipe A lebih berisiko mengalami gangguan kecemasan.
Baca Juga
Gejala anxiety disorder cukup beragam. Hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan pengidapnya, baik secara fisik maupun psikis. Berikut adalah gejala yang bisa muncul saat mengalami gangguan kecemasan:
Pada beberapa kasus, gangguan kecemasan dapat memengaruhi jam tidur karena insomnia yang dialami. Rasa cemas adalah hal yang wajar terjadi pada semua orang. Namun, apabila hal ini terjadi secara berlebihan, efeknya bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, bahkan pada pergaulan dan lingkungan sekitar Anda.
Ada beragam tindakan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasii gangguan kecemasan. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi, konsumsi obat-obatan, atau kombinasi antara kedua pengobatan tersebut.
Berikut ini beberapa cara mengatasi anxiety disorder:
Bertemu dengan profesional mungkin bisa jadi salah satu pertimbangan Anda. Kegiatan ini umumnya akan melibatkan diskusi tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda untuk membantu menentukan diagnosis dan memeriksa komplikasi terkait.
Gangguan kecemasan sering terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan mental lainnya - seperti depresi atau penyalahgunaan zat - dapat membuat diagnosis menjadi lebih sulit.
Terapi perilaku kognitif adalah bentuk psikoterapi yang paling efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan. Umumnya pengobatan jangka pendek ini berfokus pada pengajaran keterampilan khusus untuk memperbaiki gejala Anda dan secara bertahap kembali ke aktivitas yang telah Anda hindari karena kecemasan.
Menurut National Institute of Mental Health, terapi perilaku kognitif termasuk terapi eksposur, di mana Anda secara bertahap menghadapi objek atau situasi yang memicu kecemasan Anda sehingga Anda membangun kepercayaan diri bahwa Anda dapat mengelola situasi dan gejala kecemasan.
Beberapa jenis obat juga digunakan oleh dokter untuk membantu meredakan gejala kecemasan. Hal ini tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang Anda alami dan apakah Anda juga memiliki masalah kesehatan mental atau fisik lainnya. Beberapa diantaranya adalah:
Antidepresan dan obat anti kecemasan yang disebut buspirone mungkin diresepkan oleh dokter. Dalam keadaan tertentu, dokter mungkin akan meresepkan obat lain, seperti obat penenang (benzodiazepin) atau beta blocker.
Obat-obatan ini kerap diresepkan oleh dokter untuk menghilangkan gejala kecemasan jangka pendek dan tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam jangka panjang.
Gunakan manajemen stres dan teknik relaksasi. Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh teknik relaksasi yang dapat meredakan kecemasan Anda.
Jika gangguan kecemasan muncul, Anda dapat mengatur pernapasan dan berhitung satu sampai 10 (atau bahkan 20) hingga Anda menjadi lebih rileks.
Berkonsultasilah dengan dokter dan ahli kesehatan mental, jika Anda merasa anxiety disorder telah mengganggu kehidupan sehari-hari Anda.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Pernah merasa bahagia ketika Anda menolong orang lain? Ternyata ada penjelasan ilmiah di balik rasa serang tersebut. Menolong orang lain mengaktifkan bagian otak yang memberi apresiasi, memicu produksi endorfin, dan mencegah stres.
Cara menghilangkan kebiasaan buruk memang tak mudah dilakukan. Namun, Anda bisa mencoba melakukan beberapa langkah tepat untuk menghentikannya. Mulai dari menyadari itu sebagai kebiasaan buruk, mengalihkan perhatian pada hal lain, hingga mencari bantuan profesional.
Gangguan neurotik lebih tepat disebut sebagai masalah kepribadian yang membuat seseorang cenderung merasa cemas, obsesif-kompulsif, dan sering berpikir atau dalam keadaan emosi negatif.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sylvia V
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved