Kemungkinan penyebab anak tidak bisa diam adalahi ADHD, kualitas tidur yang buruk, hipertiroidisme, hingga stres. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan.
2023-03-23 09:41:28
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Anak tidak bisa diam dapat dipicu oleh berbagai hal
Table of Content
Anak aktif bisa menjadi pertanda tumbuh kembangnya berjalan dengan baik dan sehat. Namun, jika terlalu aktif hingga anak tidak bisa diam, sebaiknya Anda perlu waspada.
Advertisement
Tidak sedikit orangtua yang mempertanyakan bahwa anak tidak bisa diam apakah hiperaktif. Faktanya tidak selalu demikian. Beberapa hal mendasar, seperti kurang tidur hingga stres, pun dapat menyebabkan anak terlalu aktif.
Anak terlalu aktif di bawah usia 5-6 tahun (balita dan prasekolah) terkadang merupakan hal yang normal.
Walaupun begitu, Anda perlu waspada terhadap sejumlah kondisi yang dapat membuat anak tidak bisa diam, seperti:
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, hiperaktif, dan berperilaku impulsif. Kondisi tersebut dapat ditandai dengan:
Gejala ADHD pada anak biasanya dimulai sebelum usia 12 tahun. Namun, pada sebagian anak, gejalanya terlihat sejak usia 3 tahun.
Anak tidak bisa diam atau terlalu aktif dapat didiagnosis menderita ADHD oleh dokter jika mereka mengalami masalah pada dua lingkungan, misalnya lingkungan keluarga dan sekolah.
Anda juga harus mempertimbangkan tingkat perhatian dan tingkat perkembangan yang sesuai dengan usia anak.
Selain itu, ADHD juga memiliki kemungkinan diturunkan di dalam keluarga (genetik) atau adanya masalah dalam sistem saraf pusat anak.
Berbeda dari orang dewasa, ternyata kurang tidur bisa membuat anak terlalu aktif.
Entah karena melewatkan tidur siang atau terlambatnya waktu tidur malam, membuat anak yang mengantuk tampak lebih bersemangat dari sebelumnya.
Hal itu bukan terjadi tanpa alasan. Ketika seorang anak kurang tidur, tubuh merespons dengan membuat lebih banyak hormon kortisol dan adrenalin sehingga membuatnya tetap terjaga.
Maka dari itu, anak harus tidur dengan cukup untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhannya.
Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga menghasilkan terlalu banyak hormon. Kondisi ini bisa memicu kecemasan dan hiperaktif pada anak yang membuatnya tidak bisa diam.
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif juga bisa membesar sehingga terasa dan terlihat seperti benjolan di bagian depan leher, terutama saat anak menelan.
Bukan hanya menjadi hiperaktif, gejala hipertiroid pada anak dapat ditandai dengan penurunan berat badan, jantung berdetak cepat, tekanan darah meningkat, tremor, berkeringat, mudah marah, sulit konsentrasi, lebih sering buang air besar, atau susah tidur.
Selanjutnya, penyebab anak tidak bisa diam adalah masalah pendengaran atau penglihatan.
Memiliki masalah penglihatan bisa membuat anak tidak fokus melihat suatu objek, misalnya penglihatan ganda atau buram. Kondisi tersebut dapat menyebabkan anak cemas sehingga tidak bisa diam.
Selain itu, telinga bagian dalam yang tidak berfungsi dengan baik juga bisa membuat anak super aktif. Gangguan tersebut akan menyebabkan anak terus bergerak sesukanya.
Selain berbagai alasan di atas, bisa jadi anak terlalu aktif itu tandanya stres. Sebab, kondisi yang penuh tekanan dapat menyebabkan anak merasa cemas. Akibatnya, mereka menjadi lebih aktif, bahkan tidak bisa duduk tenang.
Ketika anak stres, mereka juga bisa mengalami hilang nafsu makan, sakit kepala, sakit perut, sering mengompol, hingga mimpi buruk.
Selain itu, anak menjadi lebih mudah marah, menangis, berperilaku agresif, tidak bisa mengontrol emosi, dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Anak-anak bisa menjadi gelisah jika tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup untuk membakar energi mereka. Akibatnya, mereka akan kesulitan untuk duduk diam.
Oleh sebab itu, ajak anak menyalurkan energinya melalui kegiatan fisik yang menyenangkan, seperti bermain sepeda atau berlari mengelilingi taman.
Masalah emosional sering kali terlihat seperti gangguan perilaku pada anak. Anak yang memiliki gangguan kecemasan atau trauma akibat peristiwa menakutkan bisa menjadi sulit untuk duduk diam dan berkonsentrasi.
Jika Anda menduga anak tidak bisa diam karena masalah emosional, sebaiknya cari bantuan profesional agar mereka mendapatkan perawatan yang tepat.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak gula juga disebut-sebut bisa menjadi penyebab anak tidak bisa duduk diam. Namun, tidak ada penelitian yang mendukung klaim tersebut.
Beberapa penelitian yang menguji perilaku anak yang diberi asupan gula dengan pengganti gula tidak menemukan perbedaan di antara keduanya.
Walaupun begitu, anak tidak boleh mengonsumsi gula secara berlebihan karena dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan jika seorang anak terlalu aktif dan memiliki kontrol diri yang buruk.
Sebagai orangtua, Anda bersama dokter juga perlu memastikan anak tidak memiliki masalah penglihatan atau pendengaran, cedera kepala, kadar timbal yang tinggi, atau paparan obat.
Baca Juga
Sebelum membawa anak yang terlalu aktif untuk menjalani terapi tanpa basis yang jelas, sebaiknya Anda perlu memerhatikan beberapa hal berikut.
Jika hal-hal di atas membuat Anda khawatir, barulah Anda dapat membawa si kecil ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ada beberapa cara menghadapi anak super aktif yang dapat Anda lakukan. Cara ini diharapkan dapat membuatnya fokus dan lebih tenang.
Anak-anak yang terlalu aktif umumnya hanya perlu bergerak. Akan tetapi, jika mereka ternyata didiagnosis mengalami ADHD, dokter mungkin akan merekomendasikan sejumlah terapi untuk mengatasi perilaku anak yang tidak bisa diam.
Akomodasi lingkungan dan terapi perilaku keluarga merupakan terapi untuk anak tidak bisa diam yang efektif karena pendekatan ini memungkinkan anak mendapatkan timbal balik positif dengan segera.
Jika perilaku anak terlalu aktif dan impulsif sehingga berpotensi membahayakan, maka dokter dapat menyarankan kombinasi terapi dengan pemberian obat-obatan tertentu. Pastikan untuk lebih bersabar dalam mendidik anak aktif.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab kenakalan remaja adalah faktor internal yang berasal dari dirinya sendiri, serta faktor eksternal yang meliputi keluarga, pergaulan, ataupun lingkungan. Untuk mencegahnya, bangun hubungan baik dengan anak.
Anak tantrum sering kali menangis kencang, berguling di lantai, dan berteriak-teriak. Cara mengatasi kondisi ini dapat dilakukan dengan memberi pengertian, dan mengalihkan perhatiannya.
Supaya rumah tidak berantakan, terdapat cara jitu mengajarkan anak membereskan mainannya sendiri, seperti membatasi jumlah mainan, membantunya merapihkan mainan, hingga menyiapkan wadah untuk menaruh mainannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved