Kemungkinan penyebab air ketuban sedikit adalah masalah kesehatan pada ibu hamil, gangguan sistem kemih janin, hingga plasenta bermasalah.
2023-03-25 01:02:34
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Air ketuban sedikit dapat disebabkan oleh plasenta bermasalah
Table of Content
Kondisi air ketuban sedikit atau oligohidramnion dikhawatirkan dapat mengganggu dan membahayakan perkembangan janin.
Advertisement
Pasalnya, air ketuban berfungsi untuk melindungi, mencegah infeksi, menjaga suhu tetap hangat, sekaligus mendukung perkembangan janin di dalam kandungan.
Seiring dengan usia kehamilan yang terus bertambah, volume air ketuban juga terus meningkat.
Di awal kehamilan, jumlah cairan ini hanya beberapa mililiter (mL) saja. Akan tetapi, memasuki usia kehamilan 36 minggu, jumlah air ketuban normal bisa mencapai sekitar 800-1000 mL.
Pada usia kehamilan 38 minggu ke atas, jumlah cairan ketuban berkurang secara bertahap hingga menjelang waktu persalinan.
Komposisi cairan ketuban awalnya didominasi air, kemudian mulai dari usia kehamilan sekitar 20 minggu, sebagian besar cairan ketuban terdiri dari urine janin.
Sayangnya, tidak semua ibu hamil memiliki volume air ketuban yang normal.
Salah satu kasus yang sering terjadi adalah volume yang lebih sedikit. Penyebab air ketuban sedikit ini dapat dipicu berbagai faktor.
Air ketuban sedikit bisa terjadi kapan saja selama kehamilan, tetapi paling sering dialami pada trimester akhir.
Dilansir dari BabyCentre, 1 dari 25 ibu hamil mengalami masalah air ketuban sedikit, bahkan kemungkinannya meningkat menjadi 1 dari 10 ibu hamil jika usia kehamilan melampaui 41 minggu.
Berikut adalah beberapa penyebab air ketuban sedikit yang perlu diwaspadai.
Salah satu penyebab kurangnya air ketuban adalah gangguan pada sistem kemih janin.
Jika janin memiliki masalah pada ginjal atau saluran kemihnya, ia akan kesulitan memproduksi atau mengeluarkan urine yang cukup.
Masalah ini bisa terjadi ketika ginjal janin tidak berfungsi dengan benar, saluran kemihnya tidak terbentuk sempurna, atau ada sesuatu yang menghalangi saluran kemihnya.
Sebagai konsekuensinya, air ketuban ibu hamil menjadi sedikit.
Plasenta berfungsi membawa nutrisi dan oksigen ke janin.
Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik atau mulai terlepas dari dinding rahim (solusio plasenta), janin kemungkinan tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menghasilkan urine dan air ketuban jadi lebih sedikit.
Kondisi ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan sehingga tidak boleh diabaikan.
Berbagai masalah pada ibu hamil, seperti preeklampsia, diabetes, hipertensi, hipoksia kronis, ataupun dehidrasi, dapat menjadi penyebab air ketuban sedikit.
Kondisi ini terjadi karena tubuh ibu tidak memiliki cukup cairan, atau bayi kesulitan mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga hanya mengeluarkan sedikit urine.
Kantong ketuban bisa pecah atau mengalami kebocoran sebelum waktu persalinan.
Masalah ini dapat menyebabkan air ketuban menyembur keluar atau menetes secara perlahan sehingga jumlahnya jadi sedikit atau bahkan habis.
Ketuban yang pecah dan tidak segera ditangani membuat ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena infeksi yang berbahaya.
Penyebab air ketuban sedikit lainnya adalah masalah pada kehamilan kembar yang disebut twin to twin transfusion syndrome (TTTS).
Pada kondisi ini, janin berbagi plasenta sehingga nutrisi yang didistribusikan menjadi tidak merata.
Salah satu janin bisa mendapatkan lebih banyak nutrisi, sedangkan yang lainnya lebih sedikit.
Akibatnya, janin yang terlalu sedikit mendapatkan nutrisi hanya menghasilkan sedikit cairan ketuban.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (ACE inhibitors atau antagonis reseptor angiotensin II) dan sejenis antiradang nonsteroid yang disebut prostaglandin synthase inhibitors, dapat menyebabkan air ketuban sedikit.
Namun, obat-obatan di atas biasanya tidak diresepkan dokter selama kehamilan.
Meskipun demikian, ibu hamil tetap dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai obat yang boleh dikonsumsi.
Kekurangan air ketuban dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.
Jumlah air ketuban yang terlalu sedikit dapat membuat kantong ketuban berukuran kecil sehingga berpotensi mengganggu dan membatasi tumbuh kembang janin.
Ciri-ciri air ketuban sedikit juga bisa dilihat dari wajah bayi yang sudah lahir. Berikut adalah beberapa di antaranya yang dapat diamati.
Jika tidak ditangani dengan tepat, air ketuban sedikit bisa menyebabkan cacat lahir, keguguran, lahir mati, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, atau komplikasi persalinan.
Baca Juga
Setelah mengetahui penyebab air ketuban sedikit, Anda juga perlu memahami cara mengatasinya.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penanganan masalah tersebut.
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat membantu Anda memantau perkembangan janin dan apa yang terjadi pada kehamilan.
Pemeriksaan ini juga membantu dokter mengukur tingkat cairan ketuban Anda, mendeteksi ciri-ciri air ketuban sedikit, dan mengatasi masalah yang terjadi agar tidak semakin memburuk.
Minum banyak air putih selama kehamilan sangat penting untuk dilakukan.
Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat membantu untuk meningkatkan cairan ketuban pada ibu yang usia kehamilannya 37-42 minggu.
Tindakan ini juga dinilai bermanfaat dalam meningkatkan cairan tubuh sehingga Anda tidak kehausan ataupun kelelahan.
Mengonsumsi banyak buah, sayur-mayur, biji-bijian, dan makanan yang mengandung protein tanpa lemak juga dianggap penting untuk ibu hamil.
Walaupun hanya ada sedikit bukti, cara ini dipercaya membantu meningkatkan kadar cairan ketuban selama kehamilan.
Beristirahat juga memiliki peran dalam meningkatkan aliran darah ke plasenta sehingga mendorong cairan ketuban bertambah.
Dokter kandungan umumnya juga lebih banyak menyarankan ibu hamil untuk melakukan bedrest di trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Infus amnion adalah tindakan pemberian larutan saline melalui leher rahim untuk dimasukkan ke dalam kantong ketuban.
Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan kadar air ketuban secara sementara.
Infus amnio juga dinilai sebagai pengobatan yang efektif untuk memperbaiki lingkungan janin dalam kandungan jika cairan ketuban tidak cukup.
Jika usia kehamilan sudah mencapai 36 minggu atau lebih, dokter kandungan dapat menyarankan Anda untuk melahirkan lebih awal apabila kondisi air ketuban sedikit.
Sebab, melanjutkan kehamilan tanpa cairan ketuban yang cukup bisa menimbulkan sejumlah risiko, seperti lahir mati, prolaps tali pusat (tali pusat turun melewati janin dan menutupi jalan lahir), atau aspirasi mekonium (janin menghirup fesesnya sendiri).
Konsultasikan masalah apa pun yang Anda khawatirkan dalam kehamilan dengan dokter kandungan Anda.
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan solusi terbaik agar kehamilan dapat berjalan dengan lancar.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Berhubungan intim saat hamil muda merupakan salah satu hal yang sering dipertanyakan. Faktanya, otot di sekitar rahim dan cairan ketuban dapat melindungi janin saat Anda dan pasangan berhubungan seksual.
Lahir prematur adalah salah satu risiko hamil kembar yang harus diwaspadai. Untuk mengurangi risiko komplikasi tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti rutin kontrol kehamilan.
Ada beberapa cek darah untuk ibu hamil yang dianggap penting guna mencegah terjadinya komplikasi kehamilan. Selain tes darah lengkap, cari tahu tes darah lainnya dalam artikel ini.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved