Penyebab meningitis pada anak maupun orang dewasa cukup beragam, mulai dari virus, bakteri, jamur, hingga parasit. Untuk mencegahnya, imunisasi rutin perlu dilakukan dan menjalankan gaya hidup sehat.
2023-03-30 09:38:02
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit meningitis perlu diwaspadai oleh orangtua
Table of Content
Meningitis adalah peradangan pada cairan dan tiga selaput (meninges) yang mengelilingi otak serta sumsum tulang belakang. Penyakit ini juga dikenal sebagai radang selaput otak.
Advertisement
Penyebab meningitis yang paling umum adalah virus dan bakteri. Meski begitu, masih ada penyebab lainnya yang perlu diwaspadai.
Simaklah penjelasan mengenai penyebab meningitis pada anak dan orang dewasa, gejala, hingga cara mengobatinya.
Menurut para ahli, bakteri, virus, atau jamur merupakan penyebab meningitis yang sering dialami bayi dan anak-anak.
Penyakit meningitis virus adalah jenis meningitis yang paling sering terjadi dan biasanya tidak mengancam nyawa penderitanya.
Sementara itu, radang selaput otak yang disebabkan bakteri dan jamur adalah kondisi yang langka. Jenis meningitis ini juga dapat mengakibatkan kondisi yang berbahaya, bahkan hingga kematian.
Penyebab penyakit meningitis yang pertama adalah virus. Berikut adalah beberapa jenis virus yang berpotensi menyebabkan radang selaput otak ringan.
Selain itu, ada virus yang menyebabkan penyakit meningitis yang cukup parah, misalnya:
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akan lebih mudah diserang bakteri Listeria. Bakteri ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak.
Dalam 28 hari pertama kehidupannya, bayi akan sangat rentan terserang bakteri yang dapat menjadi penyebab meningitis.
Berikut adalah beberapa bakteri penyebab meningitis:
Dikutip dari Mayo Clinic, bakteri yang paling sering menjadi penyebab meningitis pada orang dewasa adalah Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Bakteri ini juga bisa menyebabkan meningitis pada bayi hingga anak-anak.
Pada anak yang berusia 1-5 tahun, radang selaput otak dapat disebabkan infeksi bakteri berikut:
Penyebab radang selaput otak atau meningitis selanjutnya adalah jamur. Meningitis jamur adalah kondisi yang sangat langka karena hanya terjadi pada orang dengan sistem imun lemah
Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir yang terlalu rendah (BBLR), juga bisa menderita radang selaput otak karena jamur Candida.
Jamur penyebab infeksi ini sering kali ditemukan pada tanah, kayu yang membusuk, atau kotoran burung. Penyebarannya bisa terjadi akibat menghirup debu atau tanah yang terkontaminasi.
Selain Candida, ada beberapa jamur yang dapat menjadi penyebab penyakit meningitis pada anak maupun orang dewasa:
Meningitis jamur dapat berkembang setelah infeksi jamur menyebar dari tempat lain pada tubuh ke otak atau sumsum tulang belakang. Namun, meningitis jamur tidak menular dari orang ke orang.
Meningitis parasit merupakan jenis meningitis yang lebih jarang terjadi daripada meningitis virus atau bakteri. Penyakit meningitis ini dapat diakibatkan konsumsi makanan yang telah terkontaminasi parasit, seperti ikan, siput, dan unggas atau telurnya.
Risiko terinfeksi menjadi lebih tinggi apabila makanan dikonsumsi dalam kondisi mentah atau setengah matang. Beberapa parasit dapat menyebabkan meningitis langka yang disebut meningitis eosinofilik.
Tiga parasit utama yang menjadi penyebab meningitis eosinofilik adalah:
Meningitis parasit juga dapat disebabkan infeksi cacing pita di otak atau malaria serebral. Namun, jenis meningitis ini tidak menyebar dari orang ke orang.
Tahukah Anda bahwa kanker juga bisa menjadi penyebab meningitis pada orang dewasa maupun anak-anak?
Meningitis yang disebabkan kanker dikenal sebagai meningitis karsinomatosa atau carcinomatous meningitis. Kondisi ini dapat terjadi ketika sel kanker telah menyebar ke meninges.
Terdapat beberapa jenis kanker yang dipercaya bisa menyebabkan carcinomatous meningitis.
Walaupun demikian, umumnya meningitis karsinomatosa adalah komplikasi dari kanker paru-paru, payudara, melanoma, dan sistem pencernaan yang memasuki stadium akhir.
Selain infeksi virus, bakteri, jamur, dan parasit, anak-anak atau orang dewasa juga bisa terkena penyakit meningitis akibat faktor noninfeksi.
Faktor tersebut meliputi penyakit lupus, cedera kepala, operasi otak, dan beberapa jenis obat-obatan.
Selain penyebab di atas, terdapat sejumlah faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit meningitis, di antaranya:
Risiko meningitis dapat meningkat pada orang-orang yang belum menyelesaikan jadwal vaksinasi yang direkomendasikan selama masa kanak-kanak atau dewasa.
Sebagian besar kasus meningitis virus terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun. Sementara itu, meningitis bakteri lebih umum terjadi pada anak berusia di bawah 20 tahun.
Tempat-tempat yang mengharuskan seseorang untuk tinggal berdekatan dengan orang lainnya, seperti asrama, pangkalan militer, hingga fasilitas penitipan anak, lebih berisiko terkena meningitis meningokokus.
Jenis meningitis ini disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria meningitidis. Pasalnya, bakteri tersebut dapat menular lewat jalur pernapasan dan menyebar dengan cepat melalui kelompok besar.
Kehamilan meningkatkan risiko listeriosis. Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria, yang juga bisa menyebabkan meningitis.
Perlu diwaspadai, listeriosis dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran bayi prematur, hingga kematian janin.
AIDS, menyalahgunakan alkohol, diabetes, pengaruh obat imunospresan, dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap meningitis.
Selain itu, seseorang yang telah menjalani operasi pengangkatan organ limpa dipercaya lebih berisiko terserang meningitis dan disarankan untuk melakukan vaksinasi demi meminimalisir risikonya.
Pada 2017 lalu, Pulau Bali dihebohkan dengan ditemukannya orang yang positif terinfeksi bakteri Meningitis Streptococcus suis (MSs). Bakteri ini biasanya hidup di tubuh babi dan memang bisa ditularkan kepada manusia.
Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. Komang Budaarsa, M.S., ini biasanya terjadi ketika manusia memakan daging babi yang tidak diolah dengan benar.
Pasalnya, bakteri MSs akan mati ketika dimasak pada suhu minimal 56 derajat celcius, begitu juga jika disemprot dengan disinfektan. Selain babi, apakah ada makanan penyebab meningitis lainnya?
Sebenarnya, tidak ada makanan yang secara spesifik bisa menyebabkan meningitis. Namun, beberapa makanan yang sudah terkontaminasi bakteri, misalnya Listeria monocytogenes, dapat menyebabkan meningitis.
Tidak hanya itu, beberapa makanan, seperti ular, ikan, produk unggas, hingga siput yang terinfeksi parasit, juga bisa menyebabkan meningitis parasit. Risikonya akan lebih tinggi jika mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang.
Gejala awal meningitis pada anak maupun orang dewasa yang disebabkan bakteri atau virus sering kali mirip.
Umumnya kondisi ini akan ditandai dengan demam dan sakit kepala. Bahkan, ada beberapa tanda atau gejala awal yang mirip dengan penyakit lain, seperti influenza.
Sebaiknya segera kunjungi layanan gawat darurat di rumah sakit jika berbagai gejala di bawah ini terjadi:
Baca Juga
Meningitis adalah penyakit yang tidak boleh disepelekan. Sebab, kondisi medis ini dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Pengobatan meningitis dilakukan berdasarkan jenis meningitis yang dialami penderitanya. Jika penyebab meningitis adalah bakteri, pengobatan dengan antibiotik dibutuhkan secepat mungkin.
Dokter dapat memberikan antibiotik umum terlebih dahulu. Setelah mengetahui bakteri penyebab penyakit ini, antibiotik khusus kemudian bisa diberikan. Kortikosteroid juga mungkin diberikan untuk meredakan peradangan.
Sementara itu, meningitis virus biasanya membaik dengan sendirinya. Dokter biasanya meminta penderitanya untuk beristirahat dan minum lebih banyak cairan.
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, juga bisa dikonsumsi untuk meredakan gejala demam atau nyeri.
Khusus untuk meningitis jamur, pengobatan akan dilakukan menggunakan obat antijamur hingga kondisi penderitanya pulih.
Mengenai pilihan pengobatan lainnya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Imunisasi rutin dapat membantu mencegah meningitis pada anak. Vaksin Hib, campak, gondongan, polio, dan pneumokokus dapat melindungi anak dari meningitis akibat kuman-kuman tersebut.
Selain itu, imunisasi meningitis dengan pemberian vaksin meningokokus konjugasi (MenACWY) dianjurkan untuk diberikan saat anak berusia 11-12 tahun, dengan suntikan booster pada usia 16 tahun.
Namun, jika anak termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, seperti memiliki gangguan kekebalan tubuh atau tinggal di wilayah yang sering terjadi infeksi, maka pemberian vaksin dianjurkan saat anak berusia 2 bulan hingga 11 tahun.
Selain itu, lakukan berbagai tindakan preventif ini guna mencegah datangnya kuman penyebab meningitis:
Dalam beberapa kasus, dokter dapat memberikan antibiotik jika Anda atau anak telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi meningitis bakteri.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar apa itu meningitis dan meningitis pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Struktur tubuh bakteri lebih sederhana dari organisme lain yang memiliki sel eukariotik. Struktur ini umumnya terdiri dari kapsul, selubung sel, dinding sel, flagela, pili, ribosom, nukleoid, sitoplasma, membran sitoplasma, dan plasmid.
Baru-baru ini dilaporkan China menemukan kasus flu burung baru yang menyerang manusia yang disebabkan oleh virus H10N3. Selama ini, umumnya flu burung disebabkan oleh jenis virus seperti H5N1 dan H7N9.
Virus hepatitis A menular pada saat orang yang belum terinfeksi dan belum tervaksinasi, menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses penderita penyakit tersebut.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved