Malaria adalah penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk. Meski sudah sembuh, malaria bisa kambuh lagi. Apa tanda dan gejala malaria yang kambuh?
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
20 Apr 2023
Gigitan nyamuk Anopheles betina yang sudah terinfeksi Plasmodium menyebabkan malaria
Table of Content
Kasus malaria masih banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Selain menyebabkan sakit kepala dan demam tinggi, infeksi malaria bisa menimbulkan komplikasi berbahaya jika kambuh. Maka itu, Anda perlu lebih waspada terhadap penyakit ini, apalagi jika sudah pernah terjangkit sebelumnya.
Advertisement
Pasalnya, infeksi malaria berpotensi bisa kambuh kembali di kemudian hari. Waspadai tanda dan gejala dari malaria yang kambuh.
Gigitan nyamuk biasanya tidak begitu berbahaya selain hanya menimbulkan bentol-bentol yang gatal. Lain cerita jika gigitan tersebut berasal dari nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit Plasmodium penyebab malaria.
Namun begitu, tidak semua jenis parasit Plasmodium berisiko memicu kekambuhan gejala. Jenis parasit Plasmodium falciparum yang memicu malaria tropika tidak berpotensi menyebabkan kambuh.
Berbeda kasusnya jika Anda terinfeksi jenis Plasmodium vivax atau jenis Plasmodium ovale. Dua jenis parasit ini adalah yang paling sering menyebabkan malaria kambuh lagi.
Kedua jenis parasit penyebab malaria ini mampu hidup dorman atau tidak aktif dalam organ hati. Sewaktu-waktu, parasit dalam tubuh yang dorman tersebut bisa aktif kembali dan memunculkan gejala malaria.
Parasit Plasmodium yang tidak aktif tidak akan menimbulkan gejala malaria. Namun, beberapa bulan atau bahkan tahun setelah sudah sembuh dari infeksi, penyakit malaria tetap bisa kambuh kembali.
Parasit Plasmodium vivax merupakan jenis parasit penyebab malaria yang banyak ditemukan di luar Afrika, khususnya di daerah Amerika Latin dan Asia. Sementara parasit Plasmodium ovale lebih sering ditemukan di daerah Afrika.
Salah satu cara deteksi dini yang dapat dilakukan adalah dengan mengenali tanda dan malaria.
Selain sakit kepala dan naiknya suhu tubuh alias demam, gejala lain malaria yang bisa muncul saat kambuh adalah:
Bila Anda atau kerabat sudah pernah terjangkit malaria, ini tanda bagi Anda atau kerabat untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Tes darah adalah satu-satunya pemeriksaan yang bisa memastikan penyakit malaria pada manusia.
Pemeriksaan darah bisa dilakukan dengan mengecek antibodi malaria dan melalui apus darah yang diliat di bawah mikroskop.
Tes darah tidak hanya dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya parasit Plasmodium dalam darah, tetapi juga untuk mengecek parasit penyebab malaria tersebut secara spesifik.
Tes darah mampu mengetahui jenis parasit Plasmodium apa yang menyebabkan penyakit malaria yang dialami dan apakah parasit yang menjadi penyebab malaria yang dimiliki kebal terhadap obat antimalaria tertentu.
Hasil dari tes darah bisa muncul kurang dari 15 menit, tetapi ada juga yang memerlukan waktu hingga berhari-hari untuk mengetahui hasil pemeriksaannya.
Selain tes darah, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat pasien di rekam medis.
Oleh karenanya, apabila Anda atau kerabat mengalami gejala malaria, segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
Penyakit malaria awalnya ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria atau nyamuk Anopheles betina yang membawa parasit penyebab gejala malaria.
Tentunya menghindari terinfeksi penyakit malaria bisa dengan menggunakan pestisida antinyamuk, dan sebagainya.
Namun, apakah ada cara untuk menghindari kambuhnya penyakit malaria akibat infeksi parasit Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale?
Penurunan risiko kambuhnya penyakit malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat dari dokter seusai penanganan penyakit malaria yang awal.
Umumnya, dokter akan memberikan obat jenis primaquine selama 14 hari dengan dosis sehari sekali untuk mencegah kambuhnya malaria. Dalam sehari, dosis primaquine yang bisa diberikan sebanyak 0,25 mg/kgBB atau 0,5 mg/kgBB.
Namun, sebuah riset mencoba untuk mempersingkat waktu konsumsi obat dengan memberikan dosis obat primaquine sebesar 0,5 mg/kgBB per harinya selama tujuh hari.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kambuh antara meminum obat primaquine selama 14 hari ataupun selama tujuh hari. Meskipun demikian, penelitian ini masih memerlukan riset lebih lanjut.
Alternatif obat antimalaria lain yang sedang diteliti untuk dijadikan obat pencegah kambuhnya malaria adalah tafenoquine. Berbeda dengan primaquine, tafenoquine cukup dikonsumsi sekali saja.
Sebuah riset menunjukkan bahwa obat antimalaria tafenoquine dapat berfungsi dengan baik dalam menurunkan kemungkinan kambuhnya penyakit malaria. Serupa dengan penelitian sebelumnya, studi ini juga memerlukan penelitian lebih lanjut.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Pengobatan malaria bisa dengan obat malaria jenis artemisinin-based combination therapies (ACTs), chloroquine phosphate, mefloquine, dan primaquine phosphate.
7 Agt 2019
Akibat pemanasan global akan menyebabkan terjadinya pergeseran cuaca dan punahnya spesies langka. Manusia juga dalam bahaya karena bisa muncul penyakit baru.
5 Sep 2021
Risiko tertular malaria dapat diturunkan dengan meminimalisir risiko terkena gigitan nyamuk. Selain itu, sering kali pencegahan pada malaria dilakukan dengan penggunaan obat-obatan antimalaria.
24 Jul 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved