Ada berbagai penyakit kelebihan berat badan yang bisa mengintai. Mulai dari diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, stroke, hingga penyakit ginjal yang harus Anda waspadai.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
8 Mei 2019
Kelebihan berat badan dan obesitas dapat memicu berbagai penyakit berbahaya
Table of Content
Dalam beberapa dekade terakhir, kelebihan berat badan dan obesitas secara global mengalami peningkatan drastis. Pada tahun 2016, data WHO menunjukkan lebih dari 1,9 milyar orang dewasa berusia >18 tahun memiliki kelebihan berat badan, dengan 650 juta di antaranya masuk dalam kategori obesitas.
Advertisement
Tingginya angka penderita kelebihan berat badan dan obesitas menyebabkan peningkatan angka kematian akibat penyakit tidak menular, yang merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia berdasarkan Depkes RI. Lantas, apa saja penyakit akibat berat badan berlebihan?
Berikut adalah berbagai penyakit yang disebabkan oleh berat badan berlebihan dan obesitas yang sering menyerang:
Pada obesitas, terjadi proses peradangan kronis yang berperan dalam menyebabkan resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar gula darah agar tidak berlebihan. Resistensi insulin merupakan faktor determinan terjadinya sindrom metabolik.
Obesitas menyebabkan penurunan respons sel beta pankreas terhadap peningkatan glukosa darah, serta jumlah reseptor insulin berkurang dan resptor yang ada juga menjadi kurang sensitif sehingga glukosa dalam darah meningkat.
Obesitas pada dewasa dan anak merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Risiko tekanan darah tinggi meningkat hingga tiga kali lipat pada anak dengan obesitas dibandingkan anak yang memiliki berat badan ideal. Timbunan lemak darah dalam tubuh berkorelasi dengan peningkatan jumlah kolesterol, sel lemak mudah lepas dan memasuki pembuluh darah sehingga menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang pada akhirnya menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan berujung menjadi hipertensi. Pada penderita hipertensi dengan obesitas, penurunan berat badan berkaitan dengan terjadinya penurunan tekanan darah.
Pada obesitas, kandungan lemak dalam tubuh mengalami peningkatan. Hal ini bisa menyebabkan Anda mengalami gangguan metabolisme tubuh. Kadar low density lipoprotein cholestrol (LDL), very low density lipoprotein cholestrol (VLDL), dan trigliserida akan mengalami peningkatan.
Sementara, kolestrol yang bersifat protektif, high density lipoprotein (HDL), akan mengalami penurunan. Dislipidemia dapat menyebabkan berbagai penyakit vaskular akibat pembentukan plak yang menyumbat pembuluh darah.
Mengalami obesitas berkaitan erat dengan terjadinya hipertensi dan dislipidemia. Apabila kedua kondisi tersebut dibiarkan tidak terkontrol, maka dapat menyebabkan kronis, seperti penyakit jantung koroner, yaang merupakan sumbatan pada pembuluh darah jantung.
Penyakit jantung koroner bisa menyebabkan serangan jantung tiba-tiba yang mengancam nyawa. Selain itu, penyakit gagal jantung juga dapat terjadi karena kerja jantung yang semakin berat akibat hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Seseorang dengan obesitas memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan orang dengan berat badan normal. Stroke yang terjadi dapat berupa stroke iskemik (terdapat penyumbatan pembuluh darah otak) ataupun hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah otak)
Hubungan antara obesitas dan demensia masih bersifat kontroversial. Akan tetapi, seseorang dengan massa tubuh yang berlebihan berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia. Ketiganya merupakan faktor yang berkontribusi meningkatkan risiko penyakit demensia dan penyakit Alzheimer.
Sebanyak seperempat hingga sepertiga kejadian kanker dihubungkan dengan adanya obesitas. Jenis kanker yang umumnya muncul akibat obesitas, yaitu kanker kolon, payudara, rahim, ginjal, dan esofagus. Kejadian kanker lain yang juga dikaitkan dengan kondisi kelebihan berat badan dan obesitas adalah kanker lambung, pankreas, kandung empedu, dan leukemia.
Selain itu, penderita kanker dengan obesitas memiliki perjalanan penyakit yang lebih buruk dibandingkan mereka yang tidak obesitas. Kondisi ini juga mempersulit pengaturan dosis obat kemoterapi. Penurunan berat badan dapat menurunkan risiko terjadinya kanker.
OSA merupakan obstruksi (hambatan) saluran pernapasan saat tidur. Pada anak, OSA dapat menyebabkan terjadinya gagal tumbuh, gangguan perilaku, penurunan fungsi kognitif, dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Salah satu pertanda OSA yang dapat ditemukan adalah mendengkur saat tidur.
Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, multipel sklerosis, dan psoriasis.
Peningkatan kadar lemak tubuh pada obesitas menyebabkan terjadinya penumpukan lemak pada berbagai organ. Salah satunya adalah hati. Perlemakan hati merupakan salah satu penyebab utama dari penyakit hati kronis. Kondisi ini dapat berkembang menjadi sirosis hati dan kanker hepatoselular (kanker hati).
Berat badan berlebihan dan obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal. Selain itu, peningkatan kejadian hipertensi dan diabetes melitus pada obesitas akan memperburuk gagal ginjal dan mempercepat terjadinya tahap akhir penyakit ini. Obesitas juga mengakibatkan mudahnya terjadi batu ginjal dan inkontinensia.
Obesitas merupakan salah satu faktor utama terjadinya osteoartritis. Dampak terbesar penyakit ini terjadi pada kedua lutut yang menopang berat badan saat berjalan. Selain lutut, osteoartritis juga dapat terjadi pada sendi tangan, panggul, dan persendian lainnya.
Jika Anda kelebihan berat badan, lakukanlah diet sehat dan olahraga secara teratur untuk menurunkan berat badan. Menjaga berat badan dalam kisaran yang normal sangat penting agar Anda terhindar dari berbagai risiko penyakit yang ada. Jangan lupa pula untuk menjaga kesehatan Anda secara menyeluruh.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Giovanni Jessica
Referensi
Artikel Terkait
Agar pipi tirus, Anda perlu mengetahui cara menghilangkan lemak di wajah. Ada beragam cara yang bisa dilakukan, mulai dari senam muka, banyak minum air putih, hingga latihan kardio.
8 Nov 2020
Makan berlebihan bukan hanya berdampak pada penampilan dan berat badan Anda saja, melainkan juga berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mental Anda.
7 Mei 2023
Selama ini, minuman berkarbonasi sering disamakan dengan minuman soda. Padahal, keduanya sebenarnya berbeda. Namun, manfaat dan bahaya keduanya untuk kesehatan perlu diwaspadai.
12 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved