Anak-anak hingga dewasa bisa menderita penyakit ITP, namun berbeda rentang waktu pemulihannya. Penyakit ITP membuat penderitanya memiliki trombosit rendah.
2023-03-20 07:14:41
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penderita penyakit ITP sering mengalami pendarahan berlebih karena jumlah trombosit yang rendah
Table of Content
Penyakit ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura, gangguan kekebalan tubuh dengan ciri darah tidak bisa membeku sebagaimana mestinya. Akibatnya, penderita penyakit ITP kerap memiliki trombosit rendah atau pendarahan berlebih.
Advertisement
Idealnya, sistem pembekuan darah terjadi dengan bantuan platelet atau trombosit. Ketika ada pendarahan, trombosit membantu menutup bagian yang mengalami luka. Namun ketika kadar trombosit rendah, maka proses pembekuan berlangsung lambat.
Konsekuensinya, bisa terjadi pendarahan dalam atau pendarahan di bawah kulit.
Baca Juga
Salah satu ciri-ciri penderita penyakit ITP yang paling gampang dilihat adalah adanya memar keunguan (purpura) di kulit atau membran mukosa dalam mulut. Selain itu, terkadang bisa juga terlihat seperti ruam.
Beberapa gejala penyakit ITP di antaranya:
Gejala penyakit ITP bisa berbeda-beda pada tiap penderitanya. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah jenis penyakit ITP, apakah akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang).
Biasanya, penyakit ITP akut atau jangka pendek paling sering diderita anak-anak dengan rentang waktu hingga sembuh sekitar enam bulan.
Sementara pada penyakit ITP kronis yang berlangsung lebih dari enam bulan, biasanya terjadi pada orang dewasa.
Kata “idiopathic” dalam penyakit ITP berarti tidak diketahui apa penyebab pastinya. Namun tentunya, penyakit ITP sangat berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seseorang. Dalam dunia medis, penyakit ITP kini dikenal dengan nama trombositopenia imun.
Itu sebabnya ada orang yang menderita penyakit ITP setelah mengalami masalah medis seperti penyakit autoimun, infeksi kronis, konsumsi obat jangka panjang, kehamilan, atau jenis kanker tertentu.
Pada penderita penyakit ITP, sistem kekebalan tubuh justru menyerang trombosit. Akibatnya, jumlah trombosit lebih rendah dari seharusnya dan mengganggu proses pembekuan darah.
Penyakit ITP bisa terjadi pada orang dewasa dan juga anak-anak. Namun ada perbedaan antara gender dan faktor risiko terkena penyakit ITP. Pada usia lebih muda, penyakit ITP lebih banyak dialami perempuan.
Namun pada rentang usia lebih tua, penyakit ITP lebih umum terjadi pada pria. Sementara pada anak-anak, biasanya penyakit ITP terjadi setelah mereka menderita penyakit tertentu akibat virus seperti cacar dan gondongan.
Perlu diketahui juga bahwa penyakit ITP tidak menular antara satu orang dan lainnya, karena berkaitan dengan masalah pada sistem kekebalan tubuh masing-masing.
Ketika seseorang diduga mengalami gejala penyakit ITP, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk menanyakan rekam medis dan obat yang pernah dikonsumsi.
Tak hanya itu, dokter juga akan meminta tes darah untuk mengevaluasi apakah liver dan ginjal masih berfungsi dengan optimal. Dokter juga akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan hitung darah lengkap dan apusan darah tepi untuk mengetahui jumlah trombosit yang dimiliki pasien.
Dari pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan dokter, maka akan diambil diagnosis dan penanganan apa yang tepat. Pada beberapa kasus, bisa saja tidak ada langkah penanganan apapun yang perlu dilakukan. Contohnya pada anak-anak yang bisa sembuh dengan sendirinya setelah enam bulan.
Meski demikian, dokter akan terus memonitor jumlah sel darah merah dan platelet untuk memastikan pasien tidak memerlukan penanganan medis dalam jangka panjang.
Apabila diketahui jumlah platelet jauh di bawah normal, bisa saja penderita penyakit ITP mengalami pendarahan spontan di otak dan organ dalam lainnya.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Makanan seperti produk susu, telur, gula olahan, dan sayuran nightshade menjadi pantangan autoimun. Sebagai gantinya, penderita penyakit ini diminta mengonsumsi buah segar, umbi-umbian, hingga makanan fermentasi yang kaya akan probiotik.
Penyebab gampang sakit biasanya berkaitan dengan imun tubuh lemah, hal ini bisa disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kurang tidur, dehidrasi, stres, hingga gangguan imun.
Ashanty mengabarkan dirinya menderita penyakit autoimun. Meski belum ada cara ampuh untuk mengobatinya, penyakit ini dikatakan dapat dikendalikan melalui pola makan yang tepat. Apa saja makanan untuk penderita autoimun yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved