Penyakit Fothergill kerap membuat penderitanya depresi hingga ingin bunuh diri karena merasa tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Apa sebenarnya yang memicu timbulnya penyakit ini?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
31 Okt 2020
Penyakit Fothergill lebih sering dialami wanita
Table of Content
Penyakit Fothergill masih asing di telinga? Bila ya, Anda mungkin tidak sendiri. Sebab, memang tidak banyak orang yang divonis mengidap masalah ini. Meski demikian, penyakit ini tidak bisa diremehkan karena ia kerap disebut sebagai salah satu penyakit dengan rasa sakit terburuk yang bisa menyerang manusia.
Advertisement
Penyakit Fothergill terjadi karena masalah pada saraf kranial kelima (saraf trigeminal) yang bertugas menghantarkan sensasi dari wajah ke otak. Jika Anda menderita penyakit ini, rangsangan sederhana pada wajah, seperti saat memulas make-up atau menggosok gigi, dapat mengakibatkan rasa sakit yang menyiksa.
Dalam dunia medis, penyakit Fothergill juga dikenal dengan sebutan tic douloureux, trifacial neuralgia, atau trigeminal neuralgia. Ada juga yang menyebutnya sebagai penyakit bunuh diri, karena banyak di antara penderita penyakit ini yang memilih mengakhiri hidup akibat rasa sakit yang tidak tertahankan. Sayangnya, belum ada pengobatan yang efektif menghilangkan keluhan tersebut.
Penyakit Fothergill sendiri merupakan jenis penyakit langka yang menyerang 4,3 dari 100.000 orang di dunia. Dibandingkan pria, wanita berusia di atas 40 tahun ke atas, lebih rentan terhadap penyakit ini, dengan puncak insiden pada umur 60-70 tahun.
Rasa nyeri pada penyakit Fothergill biasanya muncul ketika ada sentuhan yang mengenai wajah sehingga saraf trigeminal tertekan. Selain saat memulas make-up dan menggosok gigi, tekanan ini juga bisa muncul akibat ‘sentuhan’ angin semilir atau embusan angin dari pendingin ruangan.
Penyakit Fothergill juga bisa menyerang individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti sklerosis multipel maupun tumor. Meskipun demikian, kadang-kadang penyakit Fothergill bisa muncul tanpa sebab yang jelas.
Nyeri yang dirasakan para penderita penyakit Fothergill bukanlah sakit biasa. Mereka biasanya mengalami gejala yang tidak tertahankan, seperti:
Pada penderita penyakit Fothergill, gejala tersebut bisa hilang selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, atau disebut remisi. Namun, jeda ini akan semakin pendek dan penderita jadi semakin menyadari ada yang tidak beres dengan saraf di wajahnya.
Mengidap penyakit Fothergill memang tidak mudah, sehingga tidak jarang penderitanya mengalami penurunan berat badan hingga depresi.
Oleh karena itu jika Anda merasa mengidap penyakit ini, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapat pengobatan yang mampu meringankan gejalanya.
Rasa nyeri yang terjadi pada pasien penyakit Fothergill tidak bisa disembuhkan dengan mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri. Biasanya dokter akan merekomendasikan:
Ini adalah obat standar yang diberikan ketika Anda pertama kali memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan penyakit Fothergill di atas.
Obat ini biasanya diresepkan pada pasien penyakit Fothergill. Jika mengonsumsi carbamazepine tidak mengobati kondisi Anda, dokter bisa mencoret kemungkinan adanya ‘penyakit bunuh diri’ ini. Namun, efektivitas carbamazepine akan berkurang jika sering dikonsumsi.
Obat ini digunakan untuk menenangkan otot wajah sehingga tidak menekan saraf trigeminal. Baclofen efektif bila diminum bersamaan dengan carbamazepine atau phenytoin.
Ini adalah obat jenis baru yang belakangani banyak diresepkan untuk pasien penyakit Fothergill karena lebih minim efek samping.
Kebanyakan pasien penyakit Fothergill merasa membaik setelah mengonsumsi obat. Namun ketika efek obat sudah tidak lagi dapat meringankan nyeri, dokter bisa merekomendasikan tindakan medis berupa:
Setiap prosedur yang Anda pilih memiliki tujuan dan risiko tersendiri. Beberapa pasien merasa membaik setelah dioperasi. Namun tidak jarang juga rasa nyeri akibat penyakit Fothergill kembali lagi beberapa tahun setelahnya.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang penyakit Fothergill, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Fat shaming adalah bentuk tindakan mengkritik atau mempermalukan orang yang mengalami kelebihan berat badan. Sering dikira memotivasi, tindakan ini malah bisa berpotensi membuat korban mengalami depresi, rendah harga diri, hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.
6 Jun 2021
Cara mencegah bunuh diri adalah mengajak orang tersebut berbicara secara personal. Jangan ragu untuk meminta bantuan dokter dan para profesional untuk masalah ini.
29 Agt 2023
Polineuropati adalah penyakit saraf atau kerusakan dari beberapa saraf secara bersamaan. Diabetes, penyakit hati dan ginjal, infeksi, hingga cedera bisa menjadi faktor risiko terjadinya polineuropati. Akibatnya, saraf tepi Anda pun mengalami gangguan.
14 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved