Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati manusia. Penyakit hepatitis terbagi menjadi lima tipr, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E. Penularan hepatitis dapat menyerang tergantung dengan tipenya.
17 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Mengenali cara penularan hepatitis berdasarkan tipenya bisa membantu anda untuk menghindarinya.
Table of Content
Hepatitis masih menjadi momok bagi kondisi kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas), terdapat lebih dari 25 juta penduduk Indonesia yang mengidap hepatitis B dan C. Oleh sebab itu, penularan hepatitis sangat penting dipelajari agar pencegahan bisa dilakukan dengan saksama.
Advertisement
Virus hepatitis terbagi menjadi lima tipe, yakni virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelima virus ini dapat memicu gejala berbeda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Beberapa tipe hepatitis biasanya bisa sembuh sendiri asalkan imunitas tubuh penderitanya tergolong baik. Dokter juga mungkin akan menyuntikkan imunoglobulin untuk menaikkan sistem imun Anda.
Meski begitu, ada juga tipe hepatitis yang harus diobati agar dalam jangka panjang tidak menyebabkan kerusakan permanen hati. Diagnosis tipe hepatitis sendiri hanya bisa dilakukan lewat serangkaian tes laboratorium.
Baca Juga
Virus hepatitis A biasanya terdapat pada feses orang yang positif mengidap hepatitis. Penularan hepatitis tipe ini terjadi lewat air atau makanan yang telah terkontaminasi virus tersebut.
Oleh sebab itu, cara utama untuk menghindari penularan hepatitis A adalah dengan menjaga kebersihan. Misalnya, tidak mengonsumsi makanan dari sumber atau tempat yang tidak higienis serta berpotensi terpapar feses orang yang positif mengidap hepatitis A.
Hubungan seks yang tidak aman juga bisa menjadi media penyebaran virus hepatitis A (HAV). Contohnya, seks bebas tanpa menggunakan alat pengaman (kondom) maupun hubungan seks sesama jenis.
Hepatitis A umumnya hanya menyebabkan gejala yang ringan bagi para penderitanya. Setelah sembuh, penderita pun bisa memiliki imunitas terhadap virus ini.
Namun dalam beberapa kasus, HAV berpotensi memicu komplikasi serius dan berakibat fatal. Contohnya, orang yang memiliki sistem imun yang lemah atau tinggal di daerah dengan tingkat sanitasi yang buruk.
HAV termasuk penyakit yang bisa dicegah. Pencegahan utamanya adalah dengan menjalani imunisasi terhadap hepatitis A.
Penularan virus hepatitis B (HBV) terjadi lewat cairan di tubuh manusia. Mulai dari air liur, transfusi darah, jarum suntik, serta seks bebas.
Karena itu, hindari menggunakan alat makan yang sama dengan penderita hepatitis B, melakukan seks bebas atau tanpa pengaman, serta memakai jarum suntik bekas. Anda juga harus berhati-hati agar tidak tersuntik jarum bekas injeksi ke penderita HBV. Kejadian tidak disengaja ini umumnya lebih berisiko dialami oleh tenaga medis profesional.
Hepatitis B juga bisa menurun dari ibu hamil ke bayinya selama proses persalinan berlangsung. Demikian pula penularan dari anggota keluarga yang positif HBV ke anak-anak yang berusia di bawah 1 tahun.
Sama seperti HAV, hepatitis B juga bisa dicegah dengan cara imunisasi. Di Indonesia sendiri, vaksin hepatitis B bisa diberikan sejak lahir, maupun pada saat bayi berusia 2-4 bulan.
Penularan virus hepatitis C (HCV) biasanya terjadi melalui darah. Misalnya, melalui transfusi darah maupun pemakaian jarum suntik tidak steril secara bergantian atau tidak sengaja tertusuk.
Seks bebas juga mungkin menjadi media penularan hepatitis C. Tetapi kasus penyebaran jenis ini sangat jarang terjadi. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin yang bisa digunakan untuk mencegah hepatitis C.
Virus hepatitis D (HDV) hanya bisa menyerang orang yang sudah tertular virus hepatitis B. Maka dari itu, cara penularannya juga relatif sama dengan HBV, yaitu melalui darah maupun cairan tubuh penderita.
Hepatitis B dan D yang dialami secara bersamaan termasuk infeksi hepatitis yang paling membahayakan. Infeksi akan berkembang dengan cepat dan bisa berujung pada kematian akibat kerusakan organ hati.
Karena penyebarannya hanya terjadi pada penderita hepatitis B, pencegahan hepatitis D bisa dilakukan dengan menjalani imunisasi terhadap hepatitis B.
Mirip dengan hepatitis A, virus hepatitis E (HEV) juga bisa menyebar lewat makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi HEV. Kasus terbanyak dari hepatitis E ditemukan di Asia Timur dan Selatan.
Saat ini, vaksin hepatitis E telah dikembangkan untuk mencegah berkembangnya virus ini. Tetapi ketersediaannya masih sangat terbatas.
Dengan mengetahui berbagai cara penularan hepatitis, Anda diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada. Apalagi untuk jenis hepatitis yang tidak bisa disembuhkan atau dicegah dengan vaksin. Jangan sampai kelalaian sesaat mencelakakan Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mulai dari rajin mencuci tangan hingga mendapatkan vaksin, adalah beberapa cara mencegah hepatitis. Selain itu, penting juga untuk tahu bagaimana penularan virus hepatitis terjadi baik jenis hepatitis A, B, maupun C.
Untuk menjadi calon pengasuh anak kebersihan adalah langkah awal pemeriksaan untuk menjalani tes kesehatan agar menghindari risiko penularan penyakit pada anak.
Hepatitis C memberikan gejala yang sedikit berbeda pada wanita. Gejala hepatitis C pada wanita meliputi kelelahan, nyeri otot dan sendi, dan nafsu makan yang memburuk. Sementara itu, gejala hepatitis C kronis meliputi memar/pendarahan, kulit gatal, rentensi cairan di perut, hingga pembuluh darah laba-laba.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved