Manfaat imunisasi HPV usia dini efektif adalah mencegah infeksi virus human papiloma (HPV). Infeksi tersebut berisiko menimbulkan kanker serviks dan infeksi menular seksual.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
31 Jan 2020
Imunisasi usia dini penting, antara lain untuk mencegah infeksi menular seksual.
Table of Content
Pemberian imunisasi HPV usia dini bisa meningkatkan pertahanan tubuh terhadap serangan virus human papiloma, yang juga menjadi penyebab utama kanker serviks. Manfaat imunisasi HPV mampu menurunkan risiko infeksi menular seksual yang paling umum bahkan mampu menangkal virus ini.
Advertisement
Infeksi menular seksual tidak hanya mengintai wanita, tapi juga pria. Penyebarannya bisa terjadi melalui kontak kulit pada area genital yang sensitif, maupun bagian yang sedang terluka. Oleh karena itu, imunisasi HPV usia dini sangat penting, untuk mencegah infeksi tersebut.
Pada dasarnya, imunisasi HPV terutama penting diberikan untuk anak dan remaja berusia 9-13 tahun, seperti rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mengapa harus diberikan sedini itu? Agar bisa bekerja dengan efektif, vaksin HPV harus diberikan sebelum seseorang menjadi aktif secara seksual.
Pada usia remaja, tubuh memiliki respons imun paling baik. Dengan kata lain, tubuh menjadi paling kebal di usia remaja. Oleh karena itu, remaja yang mendapatkan imunisasi tersebut akan memiliki perlindungan tubuh yang optimal terhadap risiko paparan virus HPV di kemudian hari.
Vaksinasi HPV juga direkomendasikan untuk kelompok individu berikut ini:
Setidaknya telah tercatat adanya 200.000 kematian akibat kanker serviks di negara-negara berkembang. Sebanyak 46.000 kasus di antaranya terjadi pada wanita berusia produktif, yaitu 15-49 tahun. Di Indonesia sendiri, ada 52 juta wanita yang berisiko mengalami kanker serviks.
Imunisasi HPV-lah yang terbukti efektif memberikan perlindungan 70% terhadap virus HPV tipe 16 dan tipe 18. Infeksi kedua virus HPV ini berisiko menimbulkan kanker serviks, kanker anus, kanker vagina, maupun kanker orofaring (bagian tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel).
Selain itu, serum vaksin HPV tidak mengandung bagian hidup dari virus. Dengan demikian, pemberian imunisasi ini, tidak berisiko menyebabkan infeksi. Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pun merekomendasikannya sebagai imunisasi rutin.
Baca juga: Cara Membedakan Radang Vagina dengan Kanker Serviks
Imunisasi HPV diberikan dalam 2-3 tahap. Jarak minimum pemberian vaksin pada tahap pertama dan kedua adalah 4 minggu. Sementara itu, jarak minimum dari tahap kedua dan ketiga adalah 12 minggu. Satu hal yang juga penting untuk diingat sebagai acuan adalah jarak minimum dosis pertama dan ketiga adalah 5 bulan.
Berikut ini ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah tahapan dan jarak pemberian imunisasi HPV, demi efektivitas vaksin.
Apabila imunisasi HPV pertama kali diberikan sebelum usia 15 tahun, tahap kedua diberikan setelah 6-12 tahun. Individu yang mendapatkan imunisasi ini sebelum umur 15 tahun hanya membutuhkan dua kali vaksin.
Jika imunisasi HPV pertama kali diberikan setelah usia 15 tahun, akan ada dua tahap berikutnya. Tahap kedua dilakukan dalam jangka 1-2 bulan setelah imunisasi pertama. Sementara itu, tahap ketiga dilakukan 6 bulan sesudah vaksin pertama.
Tidak ada jarak maksimum antara pemberian vaksin HPV tahap pertama dengan tahap selanjutnya. Jadi, Anda tidak perlu mengulang vaksin, jika telah melewati jangka waktu minimum dari tahap pertama. Anda tinggal meneruskan dengan imunisasi HPV tahap kedua.
Biasanya, yang membutuhkan imunisasi HPV dalam 3 tahap adalah kelompok individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya para penderita HIV/AIDS, kanker, serta orang-orang yang sedang mengonsumsi obat tertentu.
Meski dianggap aman, Anda tetap harus mewaspadai efek samping imunisasi HPV berikut ini:
Agar tidak pingsan, sebaiknya Anda tetap duduk atau berbaring selama imunisasi dilakukan. Tetaplah berada dalam posisi yang sama hingga 15 menit setelah vaksin diberikan. Efek samping di atas umumnya bersifat ringan dan akan reda dengan cepat. Jika terjadi secara berkepanjangan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter kembali.
Baca juga: Jenis Prosedur untuk Pengobatan Kanker Serviks
Mencegah infeksi virus human papiloma (HPV) bisa dilakukan saat anak baru memasuki remaja muda. Memberikan imunisasi HPV disarankan sebelum seseorang aktif melakukan hubungan seksual. Pemberian imunisasi mampu menurunkan risiko kanker serviks maupun penyakit menular seksual
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar imunisasi dan manfaatnya terhadap kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh dr. Joni Indah Sari
Referensi
Artikel Terkait
Dampak seks bebas meningkatkan risiko penularan penyakit seksual dari perempuan dan laki-laki. Perilaku ini juga membawa rasa bersalah hingga depresi pada orang yang belum siap.
19 Jul 2022
Pernikahan dini atau menikah muda bisa membahayakan kesehatan mental. Bahaya pernikahan dini seperti penyakit menular seksual, kanker leher rahim, hingga gangguan kehamilan bisa terjadi.
15 Feb 2021
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penularan bakteri ini dapat terjadi lewat kontak seksual yang tidak aman, termasuk dari seks anal, vaginal, dan oral.
4 Feb 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved