Fase oral bayi dimulai saat ia menginjak usia 4 bulan dan akan berakhir sendiri di usia 12-18 bulan. Intervensi dalam proses alamiah ini justru berakibat buruk pada fisik dan mental bayi.
2023-03-24 05:07:13
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Fase oral bayi ditandai dengan bayi sering memasukkan tangan atau barang ke mulut
Table of Content
Fase oral bayi adalah bagian dari tahapan perkembangan kepribadian anak di tahun pertama kehidupannya. Pada fase ini, bayi belajar mengenali lingkungan lewat mulutnya sekaligus untuk memenuhi rasa penasaran dan kepuasan pribadinya.
Advertisement
Fase oral bayi dimulai sejak bayi berusia 3 bulan hingga 4 bulan. Ia mulai memasukkan benda-benda di sekitarnya maupun jari ke mulut.
Sayangnya, orang tua kerap menerjemahkannya sebagai tanda bayi kelaparan. Padahal, hal itu hanya menandakan bahwa ia tengah berada pada fase oral bayi.
Perlu diingat, Anda tidak bisa mencegahnya. Orang tua tidak perlu khawatir karena fase ini sangat normal terjadi. Biasanya, fase oral berkurang dengan sendirinya saat ia menginjak usia 1 tahun.
Ketika bayi memasuki fase oral, ia akan semakin intensif dalam melakukan banyak hal dengan mulutnya, termasuk kegiatan yang mengisap dan merasakan dengan lidah. Anda akan melihat si Kecil melakukan beberapa hal berikut ini:
Ketika berada di fase ini, bayi yang isap jempol bukanlah hal yang aneh. Orang tua pun tidak perlu khawatir.
Pasalnya, dengan fase oral pada bayi ini, Si Kecil merasa mendapatkan kepuasan sekaligus kenyamanan melalui berbagai stimulasi oral yang dilakukannya.
Nahasnya, banyak orang tua yang kemudian mengartikan fase oral pada bayi ini sebagai tanda bahaya bagi bayi. Salah satu yang sering terjadi adalah orang tua akan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) secara dini, yakni sebelum usia 6 bulan.
Pemberian MPASI dini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan pada bayi, seperti:
Tak hanya dari segi kesehatan fisik, mengganggu fase oral pada bayi dapat mengakibatkan munculnya masalah psikologis yang disebut fiksasi oral.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh psikoanalis asal Austria, Sigmund Freud. Ia menyatakan, fase oral pada bayi merupakan fase awal perkembangan psikoseksual manusia yang tidak boleh diganggu, apalagi dihentikan secara paksa.
Baca Juga
Ketika fiksasi oral terjadi, maka bayi akan tumbuh dewasa dengan berbagai masalah sosial, seperti:
Freud dan para pengikut teori ini berpendapat, ketika bayi tidak menyelesaikan fase oralnya, maka ia akan terjebak (fiksasi) pada tahapan tersebut.
Oleh karena itu, bayi akan mengulangi fase oral ini ketika dewasa dengan cara melakukan hal-hal yang dianggap dapat memenuhi kepuasannya, seperti memasukkan benda-benda tertentu dengan mulutnya.
Meski orang tua tidak dianjurkan mengganggu fase oral pada bayi, sebaiknya Anda tetap mengawasi bayi. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjamin Si Kecil tidak mengalami masalah-masalah kesehatan selama berada pada fase ini, misalnya:
Baca Juga
Perlu diingat, saat memilih teether untuk bayi, perhatikan bahannya. Sebab, riset yang terbit pada jurnal BMC Chemistry, teether yang berisi gel mengandung paraben.
Sebenarnya, paraben memiliki efek antimikroba. Namun, jika tertelan akibat suhu maupun gigitan bayi, paraben justru berbahaya bagi kelenjar endokrin.
Untuk itu, penelitian ini menganjurkan, berikan teether yang terbuat dari plastik padat atau teether yang berisi air.
Fase oral bayi tidak menandakan jika bayi sedang kelaparan. Justru, ini merupakan tahapan perkembangan kepribadiannya. Dalam hal ini, fase oral membuat bayi aktif menggunakan mulutnya.
Anda tidak perlu mencegah bayi menggigit jempol ataupun barang-barang di sekitarnya. Hal yang terpenting adalah Anda harus mengawasi Si Kecil agar ia senantiasa aman.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai fase oral bayi, konsultasikan dengan dokter anak melalui chat dokter anak di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Jika Anda ingin melengkapi keperluan untuk ibu dan anak, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bayi main ludah, jangan dimarahi. Ternyata kebiasaan tersebut memiliki manfaat bagi keterampilan bicaranya. Umumnya, Si Kecil akan membuat gelembung-gelembung dari air liur di mulutnya pada usia 4-6 bulan.
Kejang pada bayi terjadi karena tidak ada asupan oksigen pada pembuluh darah atau hypoxia-ischemia saat persalinan. Hal ini dapat memicu cedera otak bayi.
Granuloma umbilikalis adalah salah satu resiko yang mengintai bayi setelah lepas tali pusarnya. Kondisi ini terjadi saat daerah pusar bayi terdapat suatu jaringan parut setelah puput pusar.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved