Semua orang menginginkan bayi mereka lahir dengan sempurna. Akan tetapu, sebagian bayi dapat dilahirkan dengan suatu kelainan, seperti halnya hipospadia. Hipospadia merupakan cacat lahir yang terjadi pada penis bayi laki-laki.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
4 Mei 2023
Hipospadia pada bayi dapat terjadi dan terlihat sejak bayi baru lahir
Table of Content
Tidak semua bayi lahir dengan fisik yang sempurna. Saat lahir ke dunia, sebagian bayi dapat mengalami kecacatan. Salah satu bentuknya adalah hipospadia pada bayi.
Advertisement
Istilah hipospadia mungkin terdengar asing di telinga Anda. Namun, kondisi ini dapat membuat penis bayi laki-laki menjadi abnormal.
Hipospadia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pada lubang, kulup atau bentuk penis. Hipospadia adalah salah satu bentuk kelainan bawaan lahir (kongenital), di mana lubang pembuangan uretra (saluran kemih) berada di bagian bawah penis. Normalnya, lubang ini seharusnya berada di ujung penis.
Kondisi ini merupakan cacat lahir yang dapat terjadi pada sebagian bayi. Jika bayi Anda menderita hipospadia, dikutip dari Mayo Clinics, mungkin si Kecil akan mengalami masalah berupa gejala sebagai berikut:
Sebagian besar kasus hipospadia terbilang ringan karena lubang kencing hanya bergeser sedikit atau berada sedikit jauh dari ujung penis. Namun, pada sebagian kecil kasus, penyakit ini bisa juga parah hingga menyebabkan lubang kencing sangat jauh dari ujung penis.
Terkadang, hipospadia juga terjadi bersama dengan masalah bayi baru lahir lainnya, seperti hernia inguinalis dan testis yang tidak turun. Bayi dengan hipospadia biasanya didiagnosis segera setelah kelahiran. Namun, pergeseran lubang kencing yang sangat sedikit bisa membuatnya lebih sulit diidentifikasi.
Ketika penis berkembang di janin laki-laki, hormon-hormon tertentu akan merangsang pertumbuhan uretra dan kulup. Namun, terjadinya masalah pada aksi hormon-hormon ini dapat menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal sehingga menimbulkan hipospadia.
Pada kebanyakan kasus, penyebab hipospadia tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor genetik atau lingkungan dianggap berperan. Meski penyebab pasti hipospadia sebagian besar tidak diketahui, namun terdapat faktor risiko yang bisa memicu terjadinya hipospadia, yaitu:
Mungkin Anda merasa khawatir bayi yang Anda kandung mengalami hipospadia. Namun, saat sedang hamil, Anda dapat mengurangi kemungkinan hipospadia pada bayi dengan berbagai cara, seperti berhenti merokok dan minum alkohol, menjaga berat badan tetap sehat, mengonsumsi asam folat untuk kesehatan kandungan, serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan pada dokter.
Baca Juga
Hipospadia yang sangat ringan biasanya tidak memerlukan perawatan khusus, namun dilakukan pemantauan untuk melihat apakah kondisinya memburuk atau tidak. Sementara, perawatan umum yang biasa dilakukan untuk mengobati hipospadia adalah melakukan operasi.
Operasi hipospadia dilakukan untuk memposisikan ulang lubang kencing bayi, atau bahkan juga meluruskan batang penisnya. Operasi ini biasanya dilakukan pada usia 6-12 bulan. Sebelum melakukan operasi, sebaiknya bayi tidak disunat terlebih dahulu karena dokter mungkin akan membutuhkan kulit kulup.
Sebagian besar bentuk hipospadia dapat diperbaiki dalam satu operasi. Namun, jika ditemukan beberapa bentuk hipospadia, maka diperlukan lebih dari satu operasi untuk memperbaiki kecacatan.
Ketika lubang kencing letaknya dekat dengan pangkal penis, dokter mungkin akan mencangkok jaringan dari kulit kulup atau bagian dalam mulut untuk membentuk kembali lubang kencing pada posisi yang tepat.
Sementara, jika penis bayi melengkung lebih dari 15°, maka dokter akan membuat sayatan kecil untuk melepaskan kulit dan jaringan yang kencang. Beberapa jaringan di penis bayi juga mungkin dipindahkan untuk membantu meluruskannya.
Setelah operasi, bayi akan merasa tidak nyaman selama satu atau dua hari. Anda dapat meredakan ketidaknyamanan bayi dengan memberinya paracetamol atau ibuprofen untuk bayi yang diresepkan oleh dokter.
Pada sebagian besar kasus, operasi hipospadia bisa membuat penis menjadi normal. Namun, terdapat risiko kebocoran urine atau terbentuknya jaringan parut meski jarang terjadi. Jagalah agar penis bayi tetap kering untuk menghindari infeksi, dan segera periksakan bayi Anda ke dokter jika keadaan penisnya semakin memburuk atau luka pasca operasi tak kunjung kering.
Hipospadia pada bayi yang tidak diobati, dapat menyebabkan masalah jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka panjang, hipospadia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan penderita kesulitan buang air kecil sambil berdiri layaknya seorang pria, bentuk penis tidak normal (saat ereksi maupun tidak) dan mengalami gangguan ejakulasi saat dewasa.
Selain risiko bila tidak segera ditangani, operasi hipospadia bayi juga bisa menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah munculnya lubang uretra baru di titik lain pada bagian bawah penis.
Dibutuhkan operasi lain untuk memperbaiki komplikasi tersebut. Namun operasi lanjutan ini tentu harus menunggu luka pascaoperasi pertama kering terlebih dahulu, yakni sekitar 6 bulan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk berkonsultasi pada dokter bila terdapat hal yang tidak biasa pada bayi Anda.
Jika Anda ingin berkonsultasi langsung seputar masalah kesehatan bayi, Anda dapat bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Granuloma umbilikalis adalah salah satu resiko yang mengintai bayi setelah lepas tali pusarnya. Kondisi ini terjadi saat daerah pusar bayi terdapat suatu jaringan parut setelah puput pusar.
13 Nov 2019
Berbagai macam jenis gendongan bayi bisa dipilih untuk memudahkan dalam menggendong anak, mulai dari model kangguru atau hipseat, ransel, samping, hingga wrap. Ketika memilih gendongan bayi, perhatikan faktor-faktor seperti keamanan maupun kenyamanan, baik bagi anak dan diri Anda sendiri.
23 Nov 2020
Menjemur bayi baru lahir umum dilakukan para orangtua. Namun, tahukah Anda jika sebaiknya tidak menjemurnya langsung di bawah sinar matahari? Ketahui cara menjemur bayi yang benar dalam artikel ini.
26 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved