logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

5 Pengobatan Anemia Sel Sabit yang Bisa Jadi Pertimbangan

open-summary

Pengobatan anemia sel sabit bisa dilakukan salah satunya dengan metode terapi, seperti terapi stem cell. Penderita juga disarankan mengonsumsi obat tertentu, seperti Hydroxyurea.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

27 Agt 2019

Berbeda dengan sel darah normal, sel darah dalam tubuh anemia sel sabit berbentuk bulan sabit

Seperti namanya, sel darah pada anemia sel sabit berbentuk bulan sabit

Table of Content

  • Apa saja gejala kurang darah yang menandakan anemia sel sabit?
  • Krisis nyeri sebagai gejala khas anemia sel sabit
  • Berbagai langkah untuk mengobati anemia sel sabit
  • Terapi stem cell di Indonesia
  • Terapi pengobatan anemia sel sabit yang sedang dikembangkan
  • Pesan dari SehatQ

Dunia ilmu pengetahuan tidak pernah beristirahat dalam menemukan obat maupun terapi penyembuhan bagi anemia sel sabit. Di Indonesia, beberapa bentuk pengobatan anemia sel sabit ini pun sudah tersedia, meski hanya terdapat di beberapa rumah sakit besar.

Advertisement

Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan ketika ada sel darah merah yang tidak berbentuk bulat pipih, melainkan mirip bulan sabit. Bentuk abnormal ini mengakibatkan sel-sel darah rawan menumpuk di pembuluh darah, sehingga menyebabkan munculnya rasa sakit hingga kerusakan organ pada penderitanya.

Pemilik sel darah merah berbentuk sabit rentan mengalami anemia

Sel darah merah berbentuk sabit memiliki masa hidup sangat pendek, yakni 10-20 hari. Sementara sel darah merah normal bisa hidup sampai 120 hari.

Perbedaan tersebut menyebabkan pemilik sel darah merah sabit rentan mengalami kondisi yang dinamakan kurang darah alias anemia.

Apa saja gejala kurang darah yang menandakan anemia sel sabit?

Penderita anemia sel sabit sering merasakan lelah

Secara umum, anemia sel sabit akan menyebabkan gejala kurang darah. Gejala ini bisa berupa:

  • Warna pucat pada kulit, bibir, maupun kuku.
  • Cepat merasa lelah.
  • Mengeluhkan sakit kepala.
  • Napas yang pendek-pendek.
  • Perasaan seperti melayang.
  • Rewel atau uring-uringan.
  • Sulit untuk fokus.
  • Jantung yang berdetak kencang.

Sementara anemia pada balita bisa ditandai dengan munculnya penyakit kuning (jaundice). Penyakit ini membuat kulit dan rongga mulut anak berubah warna menjadi kuning. Bagian putih mata juga akan tampak menguning.

Baca Juga

  • Mengenal Pentingnya Zat Besi untuk Bayi
  • Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir Perlu Diwaspadai, Ini Tanda-Tandanya
  • Daftar Sayuran Penambah Darah untuk Membantu Mengatasi Sekaligus Mencegah Anemia

Krisis nyeri sebagai gejala khas anemia sel sabit

Selain gejala kurang darah umum di atas, penderita anemia sel sabit pun bisa mengalami gejala khas, yaitu krisis nyeri.

Krisis nyeri terjadi ketika penderita kedinginan, stres, atau mengalami dehidrasi. Berikut indikasi krisis nyeri yang dapat terjadi:

  • Sakit yang muncul di beberapa area tubuh.
  • Rasa sakit yang berlangsung selama beberapa jam hingga hitungan hari, bahkan bisa lebih lama lagi.

Kadang kala, krisis nyeri bisa ditangani di rumah. Namun ada juga penderita yang sampai harus dirujuk ke rumah sakit ketika berada pada fase ini.

Di rumah sakit, penanganan penderita anemia sel sabit bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan menjaga kesehatan anak semaksimal mungkin. Apa sajakah bentuk penanganan tersebut?

Berbagai langkah untuk mengobati anemia sel sabit

Terapi gen dapat mengobati anemia sel sabit

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Center of Disease Control and Prevention/CDC), beberapa jenis terapi ini bisa dilakukan sebagai cara mengatasi anemia sel sabit:

1. Hydroxyurea

Ini merupakan jenis obat yang aman untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi akibat anemia sel sabit. Namun ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pasalnya, ibu hamil dikhawatirkan mengalami efek samping yang belum diketahui bentuknya jika menggunakan hydroxyurea.

2. Bubuk oral L-glutamine

Pengobatan anemia sel sabit yang satu ini baru mendapat lampu hijau dari Badan Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (The Food and Drug Administration/FDA) pada tahun 2017 silam.

Obat yang beredar dengan merek Endari tersebut bisa dikonsumsi oleh penderita anemia sel sabit dewasa atau anak yang telah berusia di atas lima tahun.

3. Terapi stem cell

Satu-satunya metode pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan anemia sel sabit adalah transplantasi sumsum tulang (bone marrow). Metode ini dilakukan dengan mencangkok sel induk (stem cell) sehat dari orang lain ke dalam sumsum tulang penderita. 

Sumsum tulang adalah pusat produksi sel darah merah. Karena itu, pengobatan anemia sel sabit ini bertujuan mengganti sumsum tulang yang rusak dengan yang baru, sehingga tubuh kembali memiliki sel darah merah yang berbentuk bulat pipih dan bukan bulan sabit.

Meskipun demikian, terapi stem cell memerlukan donor dengan kondisi sumsum tulang yang mirip dan cocok dengan calon penerimanya. Selain itu, cangkok sumsum tulang memiliki efek samping yang serius, termasuk berbagai penyakit berat hingga kematian.

Terapi stem cell di Indonesia

Di Indonesia sendiri, tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas terapi stem cell. Hingga 2018, hanya ada 11 rumah sakit yang mumpuni untuk menjalankan prosedur ini. Berikut daftar rumah sakit tersebut:

  • Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
  • RS Harapan Kita, Jakarta.
  • RS Persahabatan, Jakarta.
  • RS Dharmais, Jakarta.
  • RS Fatmawati, Jakarta.
  • RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
  • RSUP Dr. M. Djamil, Padang.
  • RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.
  • RSUP Dr. Kariadi, Semarang.
  • RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.
  • RSUP Sanglah, Denpasar.

Terapi pengobatan anemia sel sabit yang sedang dikembangkan

Para peneliti juga sedang berusaha mengembangkan terapi-terapi baru sebagai cara mengatasi anemia sel sabit. Terapi tersebut meliputi:

1. Terapi gen

Gen normal akan disuntikkan ke sumsum tulang penderita anemia sel sabit. Terapi gen lainnya ialah dengan mengaktifkan kembali fetal hemoglobin, yakni tipe hemoglobin yang hanya ditemukan pada bayi baru lahir hingga usia lima bulan, yang menghambat produksi sel darah merah berbentuk sabit.

2. Nitric oxide

Penderita anemia sel sabit diminta menghirup gas nitric oxide dengan tujuan membuka pembuluh darah lebih lebar dan mengurangi perlengketan sel sabit. Namun sejauh ini, efek gas ini masih terbilang sangat kecil bagi penderita anemia sel sabit.

Karena merupakan penyakit keturunan, anemia sel sabit bisa dialami sejak penderita masih bayi. Oleh sebab itu, pemeriksaan bayi baru lahir sangatlah penting. 

Tujuan utama pengobatan anemia sel sabit adalah untuk mencegah munculnya komplikasi pada penderita. Untuk menentukan cara mana yang paling cocok, harus ada diagnosis dan pemeriksaan dari dokter.

Pesan dari SehatQ

Hingga kini belum ada cara pencegahan sickle cell anemia atau anemia sel sabit karena meripakan penyakit genetik. Namun, seorang carrier anemia sel sabit bisa melakukan pemeriksaan genetik saat sedang progam hamil untuk mengetahui adanya risiko penyakit ini diturunkan pada anak. 

Dengan mengetahui risiko sickle cell anemia, pencegahannya dapat dilakukan sedari dini dengan melakukan berbagai cara untuk mengurangi risiko tersebut.

Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store. 

Advertisement

anemiaanemia sel sabitbayi baru lahir

Ditulis oleh Asni Harismi

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved