Scopophobia adalah ketakutan yang muncul secara berlebihan saat bertatapan mata. Gejalanya yang muncul bisa panik, berkeringat, hingga sulit berkonsentrasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
9 Mei 2023
Jadi sulit kalau harus ngobrol empat mata
Table of Content
Rasa takut saat bertemu orang lain bisa sangat spesifik. Salah satunya adalahnya rasa takut saat bertatapan mata dengan orang lain. Kondisi ini disebut juga dengan scopophobia. Orang yang mengalaminya mungkin akan sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Advertisement
Ketakutan ini menimbulkan banyak gejala. Namun, bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang scopophobia di bawah ini.
Scopophobia adalah ketakutan luar biasa ketika melihat tatapan mata tajam dari orang lain atau objek tertentu. Ini berbeda dengan rasa tegang dan tak nyaman ketika dilihat oleh banyak orang. Sensasi yang muncul seakan sedang diteliti dalam level yang sangat ekstrem.
Sama seperti jenis phobia lain seperti ketakutan pada badut hingga rumah berhantu, kengerian yang muncul sebenarnya tak sebanding dengan risiko yang dihadapi. Jika sudah sangat parah, phobia ini bisa membuat seseorang tak bisa melakukan aktivitas dengan normal, terutama dalam situasi sosial.
Orang yang mengidap ini bisa sulit untuk membangun hubungan pertemanan hingga percintaan. Mereka juga akan cenderung menghindari momen wawancara kerja, pidato, hingga persidangan. Pasalnya, hal ini mungkin akan membuat penderita scopophobia merasa sangat terintimidasi.
Intensitas scopophobia antara satu orang dan lainnya bisa berbeda-beda. Beberapa gejala yang bisa berkaitan dengan rasa takut tatapan mata ini adalah:
Pada sebagian besar kasus, orang yang memiliki scopophobia juga mengalami kecemasan sosial lainnya. Gangguan mental yang berkaitan dengan phobia tatapan mata adalah social anxiety disorder dan autism spectrum disorder.
Selain itu, orang-orang yang mengalami masalah saraf seperti epilepsi dan Tourette’s syndrome juga bisa memiliki phobia sosial. Keterkaitan utamanya adalah karena gejala-gejala dari masalah saraf itu bisa saja mengundang perhatian orang banyak.
Lebih jauh lagi, phobia sosial juga bisa terjadi sebagai akibat dari kejadian traumatis. Contohnya seperti perundungan atau kecelakaan yang mengubah penampilan seseorang.
Baca juga: Mengenal Ciri-ciri Fobia Sosial dan Cara Menghadapinya
Pada manusia, tatapan mata bisa berarti banyak hal. Itu sebabnya ada istilah sorot mata tidak bisa berbohong. Banyak yang bisa terungkap hanya dari tatapan mata, seperti:
Banyak sekali tafsir dari tatapan mata seseorang. Bahkan pada spesies hewan, kontak mata langsung bisa berarti sikap agresif sebelum bertarung.
Sayangnya, orang yang memiliki scopophobia bisa saja salah mengartikan tatapan mata lawan bicaranya. Ketika melihat sorot mata sudah terasa begitu menakutkan, mustahil bisa menyimak tanda-tanda lain seperti ekspresi wajah hingga bahasa tubuh.
Beberapa persepsi yang mungkin muncul ketika seseorang memiliki social anxiety terhadap kemampuan memahami orang lain adalah:
Cone of gaze adalah istilah seberapa besar jangkauan penglihatan seseorang. Bagi yang memiliki masalah seperti scopophobia, jangkauan ini bisa jadi lebih lebar ketimbang biasa.
Oleh sebab itu, sangat mungkin orang dengan phobia ini merasa sedang ditatap langsung oleh orang lain, meski sebenarnya orang tersebut tidak spesifik melihat dirinya.
Rasa tidak nyaman karena merasa dilihat ini bisa meningkat apabila ada lebih dari satu orang di jangkauan penglihatan.
Ada banyak studi yang membenarkan bahwa orang dengan scopophobia akan merasa tatapan mata orang lain adalah ancaman. Terlebih, ketika ekspresi wajahnya cenderung netral atau marah. Padahal, bisa saja ekspresi orang lain ditafsirkan secara kurang akurat.
Tendensi menghindari tatapan mata tajam juga dialami orang dengan spektrum autisme dan skizofrenia. Tak hanya itu, penelitian juga menyebut bahwa orang dengan ketakutan sosial ini lebih mudah mengidentifikasi emosi berupa kemarahan, dan tindak emosi lainnya.
Mengalami ketakutan luar biasa terhadap tatapan mata tajam dialami oleh banyak orang. Bahkan, 12% populasi orang dewasa mengalami masalah kecemasan sosial. Jadi, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Beberapa cara mengatasinya bisa dengan:
Ada 2 jenis terapi yang bisa dilakukan untuk meredakan phobia sosial. Pertama adalah terapi kognitif dengan mencari akar penyebab phobia dan mengubah pola pikir secara bertahap. Kedua, ada terapi paparan dengan perlahan dihadapkan pada situasi yang ditakuti. Dengan cara ini, diharapkan bisa kembali terhubung dengan hal yang selama ini dihindari.
Beberapa obat pereda kecemasan, antidepresan, hingga beta bloker bisa mengurangi gejala phobia. Diskusikan dengan dokter untuk tahu resep apa yang tepat untuk menangani kondisinya.
Ketika merasakan panik luar biasa, coba lakukan beberapa self-care action seperti menutup mata, mengatur napas, membuat anggota tubuh rileks secara bergantian, hingga melakukan visualisasi tempat yang dirasa menenangkan.
Baca juga: Pekerjaan yang Cocok untuk Penderita Gangguan Kecemasan Sosial
Menghadapi scopophobia adalah hal yang sulit, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Ada banyak pilihan untuk mengelola gejala yang muncul. Kalau butuh bantuan, kamu bisa konsultasi dengan dokter lewat aplikasi SehatQ. Yuk, download aplikasinya sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Ade Irawan
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab pupil mata membesar mulai dari banyak atau sedikitnya jumlah cahaya yang masuk dalam mata hingga tanda jatuh cinta. Tingkat bahaya kondisi ini bergantung pada penyebabnya.
7 Apr 2023
Pria bisa mencintai lebih dari satu wanita dalam hidupnya, bahkan secara bersamaan. Kondisi ini pun tergolong sangat normal, tapi perlu kontrol yang kuat untuk tetap setia.
4 Okt 2021
Tips hubungan langgeng harus dimulai dari sebuah komunikasi yang baik dan lancar. Coba selalu dengarkan keluh-kesah pasangan dan jalani susah senang kehidupan bersama.
30 Nov 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved